Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, memperoleh penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Bidang Kemanusiaan dan Lingkungan Hidup sebagai daerah pertama yang menyantuni ribuan dhuafa dengan makanan siap saji bergizi setiap hari melalui program Rantang Kasih.

Penghargaan MURI ini disampaikan langsung Ketua MURI Jaya Suprana kepada Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas melalui pertemuan virtual, Kamis.

Jaya Suprana menyampaikan bahwa rekor MURI yang diraih oleh Banyuwangi itu merupakan bentuk penghormatan bagi Banyuwangi karena menjadi daerah yang memiliki kepedulian tinggi terhadap kemanusiaan.

Banyuwangi dinilai sebagai daerah pertama yang memberikan makanan secara langsung kepada ribuan orang lanjut usia (lansia) dhuafa melalui program Rantang Kasih.

"Program Rantang Kasih yang diluncurkan oleh Pemkab Banyuwangi ini merupakan implementasi nyata dari nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung dalam UUD 45 dan Pancasila. Kami bahagia dan berterima kasih karena Banyuwangi menjadi contoh nyata penerapan nilai-nilai baik tentang kemanusiaan, karena itulah rekor MURI ini kami berikan," ujar Jaya Suprana.

Program Rantang Kasih diluncurkan Pemkab Banyuwangi sejak tahun 2017. Dalam program tersebut, para lansia miskin mendapatkan kiriman rantang makanan siap saji setiap hari secara gratis.

Jumlahnya ada 3.071 orang penerima bantuan program Rantang Kasih yang dananya berasal dari kolaborasi APBD kabupaten, Badan Amil Zakat, dan alokasi dana desa.

Program Rantang Kasih dilaksanakan oleh lintas sektor, seperti kecamatan dan desa sebagai koordinator penyalur makanan, Dinas Kesehatan terlibat menyupervisi gizi dan higienitas makanan yang disediakan oleh warung-warung rakyat. Dinas Pendidikan juga dilibatkan untuk mengajak para pelajar secara berkala mengunjungi warga lanjut usia guna memupuk rasa kepekaan sosial sejak dini.

Bupati Abdullah Azwar Anas menyampaikan terima kasih kepada pihak MURI yang telah memberikan penghargaan kepada Banyuwangi.

Menurut Anas, program yang dijalankan daerah tersebut merupakan bagian dari upaya pemkab memberikan kesejahteraan kepada warga dan mengentaskan kemiskinan.

"Lansia dhuafa ini adalah kelompok miskin yang sudah tidak produktif lagi dan sebagian besar juga tidak ada keluarga yang mengurus, maka pemerintah daerah berupaya untuk hadir memberikan perhatian dengan menjamin kebutuhan pokoknya yaitu makanan bergizi," ujarnya.

Azwar Anas menambahkan jika program ini sebagai upaya meningkatkan cinta kepada orang tua, karena masih banyak ditemukan fakta menyedihkan tentang orang tua yang hidup kekurangan dan sebatang kara.

"Kami mendapat laporan dari media sosial jika ada orang tua yang hidup sendiri bahkan sakit. Sebenarnya ada yang masih memiliki keluarga tapi di luar kota dan jarang berkabar. Lihat fakta itu, antara ingin marah dan ingin nangis jadi satu," tuturnya.

Menurut ia, masyarakat umum bisa berpartisipasi dalam program Rantang Kasih, caranya lewat aplikasi Jalin Kasih, yang merupakan aplikasi berisi data digital semua masalah kemiskinan yang berbasis geospasial, yang berisi data penduduk miskin dikelompokkan berdasarkan program pengentasan kemiskinan yang sesuai untuk masing-masing individu, termasuk para penerima Rantang Kasih.

"Nah, lewat aplikasi itu, siapapun bisa membantu ikut memberikan Rantang Kasih. Semua data penduduk yang layak menerima bantuan ada di sana (dalam aplikasi), tinggal klik pilih nama, maka dermawan bisa mengantarkan makanan ke rumah sasaran," katanya. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020