Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur, berencana memanfaatkan aset bekas rumah tahanan militer (RTM) menjadi destinasi wisata edukasi sejarah guna mendukung sektor pariwisata daerah setempat yang saat ini gencar dikembangkan.
"RTM itu tempat peninggalan bersejarah yang belum banyak diketahui. Padahal, harusnya tempat itu dikenal luas. Kita ajak tiga pilar membersihkannya untuk dimanfaatkan menjadi tempat wisata ke depan," ujar Wali Kota Madiun Maidi di Madiun, Selasa.
Menurut dia, pengembalian aset milik TNI yang saat ini terbengkalai, akan dilakukan melalui pemugaran dengan memperbaiki bagian yang rusak untuk menjadi seperti aslinya, guna mendukung rencana sebagai destinasi wisata.
Ia memastikan bangunan bersejarah yang dibangun di era penjajahan kolonial itu tidak akan mengalami perubahan yang signifikan, meski terdapat perbaikan yang cukup besar pada bagian atap.
"Generasi kita harus memahami keberadaan dan fungsi bangunan peninggalan Belanda itu. Karenanya objek wisata cagar budaya dan sejarah kita galakkan. Tempat itu akan jadi destinasi wisata dan edukasi sejarah," katanya.
Nantinya, saat sudah dikembangkan, lokasi wisata edukasi sejarah tersebut akan mengangkat tema zaman kolonial. Selain bangunan, petugas di dalamnya juga akan mengenakan kostum ala kolonial. Mulai dari tentara yang menjaga dan lainnya.
Selain itu, fasilitas pendukung yang disediakan di sekitar komplek RTM juga mengikuti. Seperti pedagang kuliner dan kantin di dalamnya juga didesain zaman penjajahan kolonial. Pernak-pernik era dulu juga akan ditambahkan.
"Wisatawan yang datang akan disuguhkan pemandangan khas tempo dulu. Selain itu, RTM tersebut juga akan terintergrasi dengan Pahlawan Street Cebter dan Taman Sumber Umis," katanya.
Wali Kota Maidi juga berencana menjadikan kawasan wisata sejarah RTM menyatu dengan bangunan Gereja Katolik Santo Cornelius yang juga merupakan bangunan cagar budaya.
"Gereja Santo Cornelius juga bangunan cagar budaya. Wisatawan dapat menikmati Sumber Umis, RTM, gereja, dan kembali ke Jalan Pahlawan. Sarana pendukungnya akan kita lengkapi. Jalan menuju ketiga akses itu akan kita pasangi lampu dan fasilitas lainnya sehingga jadi nyaman untuk pejalan," tambahnya.
Pihaknya berharap keberadaan kawasan wisata baru itu dapat memecah konsentrasi di Pahlawan Street Centre, sehingga tidak terjadi penumpukan pengunjung dan kemacetan.
Oleh karena itu, titik-titik pendukung di sekitarnya dimunculkan agar tidak hanya berpusat di Jalan Pahlawan yang menjadi pusat wisata kuliner dan belanja untuk semua kalangan.
Upaya-upaya tersebut segera dikembangkan untuk mewujudkan Kota Madiun menjadi kota tujuan wisata belanja, kuliner, dan sejarah, bukan hanya kota transit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"RTM itu tempat peninggalan bersejarah yang belum banyak diketahui. Padahal, harusnya tempat itu dikenal luas. Kita ajak tiga pilar membersihkannya untuk dimanfaatkan menjadi tempat wisata ke depan," ujar Wali Kota Madiun Maidi di Madiun, Selasa.
Menurut dia, pengembalian aset milik TNI yang saat ini terbengkalai, akan dilakukan melalui pemugaran dengan memperbaiki bagian yang rusak untuk menjadi seperti aslinya, guna mendukung rencana sebagai destinasi wisata.
Ia memastikan bangunan bersejarah yang dibangun di era penjajahan kolonial itu tidak akan mengalami perubahan yang signifikan, meski terdapat perbaikan yang cukup besar pada bagian atap.
"Generasi kita harus memahami keberadaan dan fungsi bangunan peninggalan Belanda itu. Karenanya objek wisata cagar budaya dan sejarah kita galakkan. Tempat itu akan jadi destinasi wisata dan edukasi sejarah," katanya.
Nantinya, saat sudah dikembangkan, lokasi wisata edukasi sejarah tersebut akan mengangkat tema zaman kolonial. Selain bangunan, petugas di dalamnya juga akan mengenakan kostum ala kolonial. Mulai dari tentara yang menjaga dan lainnya.
Selain itu, fasilitas pendukung yang disediakan di sekitar komplek RTM juga mengikuti. Seperti pedagang kuliner dan kantin di dalamnya juga didesain zaman penjajahan kolonial. Pernak-pernik era dulu juga akan ditambahkan.
"Wisatawan yang datang akan disuguhkan pemandangan khas tempo dulu. Selain itu, RTM tersebut juga akan terintergrasi dengan Pahlawan Street Cebter dan Taman Sumber Umis," katanya.
Wali Kota Maidi juga berencana menjadikan kawasan wisata sejarah RTM menyatu dengan bangunan Gereja Katolik Santo Cornelius yang juga merupakan bangunan cagar budaya.
"Gereja Santo Cornelius juga bangunan cagar budaya. Wisatawan dapat menikmati Sumber Umis, RTM, gereja, dan kembali ke Jalan Pahlawan. Sarana pendukungnya akan kita lengkapi. Jalan menuju ketiga akses itu akan kita pasangi lampu dan fasilitas lainnya sehingga jadi nyaman untuk pejalan," tambahnya.
Pihaknya berharap keberadaan kawasan wisata baru itu dapat memecah konsentrasi di Pahlawan Street Centre, sehingga tidak terjadi penumpukan pengunjung dan kemacetan.
Oleh karena itu, titik-titik pendukung di sekitarnya dimunculkan agar tidak hanya berpusat di Jalan Pahlawan yang menjadi pusat wisata kuliner dan belanja untuk semua kalangan.
Upaya-upaya tersebut segera dikembangkan untuk mewujudkan Kota Madiun menjadi kota tujuan wisata belanja, kuliner, dan sejarah, bukan hanya kota transit.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020