Di tahun ketujuh pelaksanaan JKN-KIS, tak sedikit yang memahami betul betapa BPJS Kesehatan telah banyak berkembang dalam melaksanakan tugas yang diperintahkan oleh undang-undang ini. Salah satunya adalah Karmaji, yang telah mengikuti perkembangan jaminan kesehatan pada pekerja sejak era Jamsostek sampai beralih ke BPJS Kesehatan.

Karmaji saat ini bertugas di PG Kremboong Sidoarjo sebagai SDM. Ia bercerita bahwa perusahaannya, PG Kremboong telah mendaftarkan seluruh pekerjanya ke dalam jaminan kesehatan sejak awal mula berdirinya Jamsostes. Hal ini dilakukan karena PG Kreembong merupakan pioner atau contoh bagi perusahaan negara atau perusahaan swasta lainnya. 

"Jadi ketika di 2014 dialihkan menjadi BPJS Kesehatan, otomatis PG Kremboong sudah menjadi peserta," terang Karmaji, Kamis.

Hingga saat ini total telah ribuan peserta telah didaftarkan oleh PG Kremboong yang terdiri dari karyawan tetap, PKWT, Outsourcing maupun pensiunan. Untuk kepesertaan pensiunan telah mencakup pula pensiunan PG lain yang ada di Sidoarjo, diantaranya PG Kremboong, PG Tulangan, PG Watu Tulis dan PG Krian.

Terkait perkembangan, Karmaji mengakui bahwa setiap tahunnya terdapat peningkatan dari segi pelayanan bagi peserta JKN-KIS. Karmaji memberikan contoh adanya ketentuan peserta diberikan kewenangan untuk menentukan fasilitas kesehatan yang dekat dan dapat dijangkau dengan mudah oleh Peserta JKN-KIS.  

"Contohnya orang pensiunan, fisiknya kan semakin lama semakin melemah. Sehingga butuh kecepatan penanganan. Dengan adanya ketentuan peserta bebas memilih fasilitas kesehatan sesuai dengan kondisi daerah masing-masing, tentunya sangat membantu," kata Karmaji.

Karmaji juga mengapresiasi layanan digital BPJS Kesehatan. Menurutnya layanan tersebut sangat membantu dirinya baik dari sisi administrasi perusahaan maupun dari sisi peserta JKN-KIS. 

"Dulu harus datang ke kantor BPJS Kesehatan dengan jarak puluhan kilo, sekarang buka Aplikasi BPJS Kesehatan saja sudah terbantu," katanya.

Karmaji berharap ke depannya BPJS Kesehatan dapat semakin meningkatkan perbaikan pelayanan. Terutama dengan adanya penyesuaian iuran yang telah ditentukan oleh Peraturan Presiden. Karmaji menyadari betul bahwa pengelolaan BPJS Kesehatan dengan sistem gotong royong memang tidak mudah. Karmaji juga berharap BPJS Kesehatan dapat melanjutkan sosialisasi bagi Peserta JKN-KIS.

"Kami sangat terbantu sekali dengan adanya sosialisasi-sosialisasi, terutama untuk pensiunan yang minim informasi karena kondisi orang-orangnya yang sudah tua dan fisiknya menurun. Mereka bisa bertatap muka dan menyampaikan aspirasinya langsung pada tim BPJS Kesehatan. Sangat mengena sekali," tutup Karmaji. (*)

Pewarta: Indra Setiawan

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020