Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan resmi mengusung calon petahana, Mochamad Nur Arifin, dalam Pemilihan Kepala Daerah Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, yang rencananya digelar serentak bersamaan dengan 270 kabupaten/kota lain di Indonesia.
"Benar. Jumat (17/7) kemarin surat rekomendasi resmi kami terima dari DPP (PDIP, red.)," kata Sekretaris DPC PDIP Trenggalek Doding Rahmadi dikonfirmasi melalui telepon di Trenggalek, Sabtu.
Dalam surat rekomendasi yang ditandatangani Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri itu, Arifin dipasangkan dengan politikus muda PKB Syah Mochamad Natanegara.
Bagi Nur Arifin, rekomendasi itu yang kedua diterimanya dari PDIP. Dalam Pilkada Trenggalek sebelumnya yang digelar pada 2015, Arifin (saat itu calon wakil bupati) diusung PDIP berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak (calon bupati) yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Sebelumnya, DPC PDIP Trenggalek mengajukan dua nama ke DPP untuk mendapatkan rekomendasi, yakni Mochamad Nur Arifin dan Purnomo.
"Namun, hasil rekom ternyata merekomendasikan Arifin yang berpasangan dengan Syah," kata Doding.
Rekomendasi yang dikeluarkan DPP PDIP itu disposisinya lintas partai dan Syah diasumsikan sebagai perwakilan PKB.
Namun, skenario tersebut sejauh ini belum ada kepastian sebab Syah belum mendapat persetujuan maju bursa pilkada mewakili PKB. Namanya memang menjadi salah satu pendaftar dalam penjaringan yang digelar DPC PKB Trenggalek. Namun surat rekomendasi sampai saat ini belum turun.
Ketua DPC PKB Trenggalek Kholiq mengaku tidak terkejut dengan munculnya kader PKB dalam rekomendasi PDIP.
Sebab, menurut dia, secara kalkulasi politik PDIP sekalipun mengusung petahana tetap membutuhkan koalisi. Apalagi dengan PKB yang dalam pemilu sebelumnya meraih suara terbanyak di Pemilu 2019.
Namun ia mengingatkan bahwa partainya belum memberikan sinyal politik apapun terhadap PDIP maupun Arifin terkait dengan peluang koalisi.
"Karena hingga saat ini pun kami masih menunggu rekomendasi dari DPP PKB, terkait nama yang akan diusung dalam pilkada tahun ini," katanya.
Sesuai peraturan partai, jika nama Syah Mohammad Natanegara tidak muncul dalam rekomendasi partai, yang bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri.
"Jika nama yang muncul sesuai dengan rekomendasi PDIP maka kita akan koalisi, dalam minggu ini insyaallah rekomendasi akan turun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Benar. Jumat (17/7) kemarin surat rekomendasi resmi kami terima dari DPP (PDIP, red.)," kata Sekretaris DPC PDIP Trenggalek Doding Rahmadi dikonfirmasi melalui telepon di Trenggalek, Sabtu.
Dalam surat rekomendasi yang ditandatangani Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri itu, Arifin dipasangkan dengan politikus muda PKB Syah Mochamad Natanegara.
Bagi Nur Arifin, rekomendasi itu yang kedua diterimanya dari PDIP. Dalam Pilkada Trenggalek sebelumnya yang digelar pada 2015, Arifin (saat itu calon wakil bupati) diusung PDIP berpasangan dengan Emil Elestianto Dardak (calon bupati) yang kini menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur.
Sebelumnya, DPC PDIP Trenggalek mengajukan dua nama ke DPP untuk mendapatkan rekomendasi, yakni Mochamad Nur Arifin dan Purnomo.
"Namun, hasil rekom ternyata merekomendasikan Arifin yang berpasangan dengan Syah," kata Doding.
Rekomendasi yang dikeluarkan DPP PDIP itu disposisinya lintas partai dan Syah diasumsikan sebagai perwakilan PKB.
Namun, skenario tersebut sejauh ini belum ada kepastian sebab Syah belum mendapat persetujuan maju bursa pilkada mewakili PKB. Namanya memang menjadi salah satu pendaftar dalam penjaringan yang digelar DPC PKB Trenggalek. Namun surat rekomendasi sampai saat ini belum turun.
Ketua DPC PKB Trenggalek Kholiq mengaku tidak terkejut dengan munculnya kader PKB dalam rekomendasi PDIP.
Sebab, menurut dia, secara kalkulasi politik PDIP sekalipun mengusung petahana tetap membutuhkan koalisi. Apalagi dengan PKB yang dalam pemilu sebelumnya meraih suara terbanyak di Pemilu 2019.
Namun ia mengingatkan bahwa partainya belum memberikan sinyal politik apapun terhadap PDIP maupun Arifin terkait dengan peluang koalisi.
"Karena hingga saat ini pun kami masih menunggu rekomendasi dari DPP PKB, terkait nama yang akan diusung dalam pilkada tahun ini," katanya.
Sesuai peraturan partai, jika nama Syah Mohammad Natanegara tidak muncul dalam rekomendasi partai, yang bersangkutan diminta untuk mengundurkan diri.
"Jika nama yang muncul sesuai dengan rekomendasi PDIP maka kita akan koalisi, dalam minggu ini insyaallah rekomendasi akan turun," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020