Sejumlah pelajar dan calon mahasiswa dari Kota Kediri, Jawa Timur, ikut rapid test atau tes cepat gratis yang digelar Pemerintah Kota Kediri sebagai syarat peserta mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN).
Calon mahasiswa wajib membawa hasil negatif tes cepat sebagai syarat ikut UTBK SBMPTN yang diselenggarakan di Surabaya.
Firlanti (18 tahun), warga Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Senin mengaku sangat terbantu dengan program dari Pemkot Kediri itu.
"Saya tahu rapid test gratis dari Instagram Pemkot Kediri. Saya merasa terbantu, tes-nya digratiskan Pemkot Kediri, karena terdata sebagai BDT (basis data terpadu)," kata Firlanti yang merupakan alumni salah satu SMA swasta di Kota Kediri.
Ia mengikuti rapid test di RSUD Gambiran Kota Kediri sebelum berangkat ke Surabaya, pada Rabu (8/7). Masa berlaku hasil rapid test COVID-19 tersebut selama 14 hari.
Dirinya hampir batal ikut tes perguruan tinggi karena uang yang dikeluarkan untuk membayar biaya rapid test mahal. Ia berencana mendaftar ke kampus Unesa Surabaya dan UNS Solo, mengambil Jurusan Psikologi dan Antropologi. Ia kini lega karena bisa ikut rapid test secara gratis.
Sementara itu, Evivana Anisa (18 tahun), mengaku telat mengurus BDT hingga dirinya ikut rapid test dengan diskon khusus.
"Tetap bersyukur karena dapat harga diskon lumayan. Harus dapat surat rapid test nonreaktif karena jadi syarat ikut tes masuk perguruan tinggi di Surabaya," kata Evivana.
Evivana mengaku dirinya lulusan dari salah satu SMA Negeri di Kota Kediri. Rencananya ia ingin mendaftar di Teknik Fisika UGM dan ITS Surabaya.
Sementara itu, syarat untuk mengikuti tes cepat di RSUD Gambiran Kota Kediri, bagi calon mahasiswa tersebut merupakan surat kelulusan, kartu ikut ujian, kartu KIS atau Jamkesda dan KTP Kota Kediri.
Hasil tes cepat nonreaktif merupakan syarat untuk masuk Kota Surabaya guna mengikuti ujian yang hendak mengikuti UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) di Kota Surabaya. Biaya tes cepat itu tidak murah karena beberapa rumah sakit maupun laboratorium menawarkan harga antara Rp375 ribu hingga Rp600 ribu per sampel.
Untuk itu, Pemkot Kediri membuat kebijakan mengadakan tes cepat gratis bagi calon mahasiswa yang akan ikut UTBK yang membuntuhkan syarat hasil tes cepat. Pelaksanaan tes cepat gratis tersebut di RSUD Gambiran Kota Kediri mulai 5 Juli hingga 25 Juli 2020.
"Bapak Wali Kota Kediri menggratiskan biaya rapid test khusus untuk siswa Kota Kediri yang akan mengikuti UTBK. Kebijakan ini hanya berlaku untuk siswa yang namanya sudah terdaftar di BDT," kata Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima.
Bagi calon mahasiswa yang belum terdaftar BDT bisa mendapatkan fasilitas diskon dengan hanya membayar Rp200.000. Loket pendaftaran di rumah sakit buka dari Senin sampai Kamis pukul 07.00 WIB - 12.00 WIB dan Jumat pukul 07.00 WIB-11.00 WIB. Sedangkan untuk di luar jam kerja, bisa melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Calon mahasiswa wajib membawa hasil negatif tes cepat sebagai syarat ikut UTBK SBMPTN yang diselenggarakan di Surabaya.
Firlanti (18 tahun), warga Kelurahan Singonegaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Senin mengaku sangat terbantu dengan program dari Pemkot Kediri itu.
"Saya tahu rapid test gratis dari Instagram Pemkot Kediri. Saya merasa terbantu, tes-nya digratiskan Pemkot Kediri, karena terdata sebagai BDT (basis data terpadu)," kata Firlanti yang merupakan alumni salah satu SMA swasta di Kota Kediri.
Ia mengikuti rapid test di RSUD Gambiran Kota Kediri sebelum berangkat ke Surabaya, pada Rabu (8/7). Masa berlaku hasil rapid test COVID-19 tersebut selama 14 hari.
Dirinya hampir batal ikut tes perguruan tinggi karena uang yang dikeluarkan untuk membayar biaya rapid test mahal. Ia berencana mendaftar ke kampus Unesa Surabaya dan UNS Solo, mengambil Jurusan Psikologi dan Antropologi. Ia kini lega karena bisa ikut rapid test secara gratis.
Sementara itu, Evivana Anisa (18 tahun), mengaku telat mengurus BDT hingga dirinya ikut rapid test dengan diskon khusus.
"Tetap bersyukur karena dapat harga diskon lumayan. Harus dapat surat rapid test nonreaktif karena jadi syarat ikut tes masuk perguruan tinggi di Surabaya," kata Evivana.
Evivana mengaku dirinya lulusan dari salah satu SMA Negeri di Kota Kediri. Rencananya ia ingin mendaftar di Teknik Fisika UGM dan ITS Surabaya.
Sementara itu, syarat untuk mengikuti tes cepat di RSUD Gambiran Kota Kediri, bagi calon mahasiswa tersebut merupakan surat kelulusan, kartu ikut ujian, kartu KIS atau Jamkesda dan KTP Kota Kediri.
Hasil tes cepat nonreaktif merupakan syarat untuk masuk Kota Surabaya guna mengikuti ujian yang hendak mengikuti UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer) di Kota Surabaya. Biaya tes cepat itu tidak murah karena beberapa rumah sakit maupun laboratorium menawarkan harga antara Rp375 ribu hingga Rp600 ribu per sampel.
Untuk itu, Pemkot Kediri membuat kebijakan mengadakan tes cepat gratis bagi calon mahasiswa yang akan ikut UTBK yang membuntuhkan syarat hasil tes cepat. Pelaksanaan tes cepat gratis tersebut di RSUD Gambiran Kota Kediri mulai 5 Juli hingga 25 Juli 2020.
"Bapak Wali Kota Kediri menggratiskan biaya rapid test khusus untuk siswa Kota Kediri yang akan mengikuti UTBK. Kebijakan ini hanya berlaku untuk siswa yang namanya sudah terdaftar di BDT," kata Direktur RSUD Gambiran Kota Kediri sekaligus Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima.
Bagi calon mahasiswa yang belum terdaftar BDT bisa mendapatkan fasilitas diskon dengan hanya membayar Rp200.000. Loket pendaftaran di rumah sakit buka dari Senin sampai Kamis pukul 07.00 WIB - 12.00 WIB dan Jumat pukul 07.00 WIB-11.00 WIB. Sedangkan untuk di luar jam kerja, bisa melalui IGD (Instalasi Gawat Darurat).
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020