Pimpinan salah satu Klinik di Lamongan, Jatim, dr Hj Jijin B Irodati mengatakan adanya pandemi COVID-19 tidak menghalangi pemeriksaan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis) oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan di tempatnya, karena menjadi salah satu program unggulan penyelenggaraan Program Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). 

"Program ini merupakan upaya pendekatan kepada masyarakat secara proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi dan melibatkan para lansia serta pasien penyakit kronis," kata Jijin, kepada wartawan, Selasa.

Ia mengatakan, program ini manfaatnya begitu besar, terutama untuk merubah perilaku para pasien agar kesehatannya selalu terjaga, terlebih di tengah masa pandemi COVID-19 yang memasuki era New Normal.

Menurutnya, pasien Prolanis memiliki dua pilihan, mereka akan hidup dalam keadaan sakit dengan komplikasi atau hidup sehat.

"Kami berharap, anggota prolanis dapat memiliki kesadaran untuk merubah perilaku hidup sehat dan disiplin. Jangan sampai, misalnya mereka datang ke klinik secara tiba-tiba dengan kondisi stroke, atau penglihatannya menjadi berkurang. Jadi tugas kita disini menjaga kesembuhan / status kesehatan pasien," katanya.

Untuk penerapan pemeriksaan penunjang Prolanis, kata dia, terdiri dari pemeriksaan penunjang laboratorium dan tetap rutin diberikan kepada peserta Prolanis di masa new normal, agar status kesehatan peserta tetap terpantau. 

"Peserta prolanis setiap bulan mendapatkan hak pemeriksaan laboratorium GDP (untuk Prolanis Diabetes Millitus) dan pemeriksaan tekanan darah (untuk Prolanis Hipertensi) dan dua kali per enam bulan dalam setahun," katanya.

Pemeriksaan per enam bulan meliputi pemeriksaan darah lengkap dan pemeriksaan kimia darah, yang meliputi profil ginjal, profil lipid, profil liver serta HBA1C. 

Pemeriksaan Laboratorium rutin ini berguna sekali untuk pasien, karena dokter Prolanisnya akan mengetahui status perjalanan penyakitnya, apakah terkendali, atau sudah ada komplikasinya ke ginjal, atau organ lain. 

"Dan di tengah pandemi ini, untuk jadwal prolanis pasien diberitahu 1 bulan sebelumnya. Disini ada 30 kelompok, dimana satu hari ada 2 kelompok yang mengikuti kegiatan dan datang sendiri-sendiri tidak berkelompok dimulai bulan April 2020. Biar physical distancing tetap terjaga" tuturnya.

Dokter yang pernah meraih penghargaan kategori Dokter Praktik Perorangan Terbaik 2014 tingkat nasional ini juga mengatakan, untuk resep obat, saat ini telah dilakukan koordinasi untuk dilaksanakan iterasi antara klinik dengan apotik yang ditentukan sehingga peserta tidak harus mengakses FKTP setiap bulan. 

"Peserta saat ini tidak perlu datang ke FKTP, mereka dibekali copy resep atau iterasi. Sehingga peserta yang hendak mengambil obat untuk kesempatan kedua, dapat langsung datang ke apotik," katanya, menambahkan.

Sementara untuk tetap menerapkan anjuran pemerintah di tengah pandemi yakni menjaga jarak dan menghindari kerumunan, peserta diarahkan untuk melakukan konsultasi melalui aplikasi Mobile JKN. 

"Beruntung ada Mobile JKN ini, peserta yang tidak membutuhkan penanganan sakit yang serius, lebih mudah konsultasi lewat Mobile JKN. Peserta tinggal pilih menu konsultasi dokter, maka peserta dapat berkonsultasi dengan dokternya, dan bisa diakses dimanapun dan kapanpun," katanya. (*)

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020