Ketua Dewan Pengurus Wilayah Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Timur Prof Nursalam, M.Nurs mengungkapkan ada sebanyak 110 orang perawat di provinsi setempat yang terpapar virus corona atau COVID-19.
Prof Nursalam ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin, mengemukakan bahwa dari 110 orang perawat yang terpapar virus corona, sebanyak tujuh orang di antaranya meninggal dunia, termasuk lima perawat di Surabaya.
"Dari data PPNI Jatim, Surabaya masih menempati peringkat pertama dengan 49 perawat yang terpapar corona atau COVID-19. Disusul Sidoarjo ada sembilan perawat, Tulungagung tujuh perawat, Probolinggo dan Jombang masing-masing empat perawat," ujarnya.
Baca juga: RS Royal Surabaya benarkan perawatnya meninggal karena COVID-19
Baca juga: Seorang perawat RSUD Soewandhie Surabaya meninggal diduga terpapar COVID-19
Selain itu, di wilayah Madiun, Malang, Banyuwangi, dan Sumenep masing-masing teradapat dua perawat terpapar corona, serta terakhir di Kediri ada satu perawat.
Prof Nursalam menambahkan salah satu penyebab terus bertambahnya perawat di Jatim yang terpapar corona adalah beban kerja yang tinggi hingga mengakibatkan imun tubuh menurun.
Baca juga: 46 tenaga kesehatan di Jatim tertular COVID-19
Baca juga: PPNI Jatim: Perawat RS Siloam Surabaya meninggal dunia berstatus PDP
Baca juga: Seorang perawat klinik di Jember terpapar virus corona
DPW PPNI Jatim berharap para perawat yang bertugas menangani pasien corona dapat menjaga nutrisi, vitamin, dan istirahatnya.
"Dilonggarkannya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ini menjadi tantangan bagi para perawat untuk terus maju dan jangan menyerah memberikan pelayanan yang terbaik dan profesional," ujarnya.
Selain itu, Ketua DPW PPNI Jatim Prof Nursalam juga berharap masyarakat mau jujur saat ditangani petugas medis agar jumlah perawat yang terpapar corona tidak semakin bertambah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
Prof Nursalam ketika dikonfirmasi di Surabaya, Senin, mengemukakan bahwa dari 110 orang perawat yang terpapar virus corona, sebanyak tujuh orang di antaranya meninggal dunia, termasuk lima perawat di Surabaya.
"Dari data PPNI Jatim, Surabaya masih menempati peringkat pertama dengan 49 perawat yang terpapar corona atau COVID-19. Disusul Sidoarjo ada sembilan perawat, Tulungagung tujuh perawat, Probolinggo dan Jombang masing-masing empat perawat," ujarnya.
Baca juga: RS Royal Surabaya benarkan perawatnya meninggal karena COVID-19
Baca juga: Seorang perawat RSUD Soewandhie Surabaya meninggal diduga terpapar COVID-19
Selain itu, di wilayah Madiun, Malang, Banyuwangi, dan Sumenep masing-masing teradapat dua perawat terpapar corona, serta terakhir di Kediri ada satu perawat.
Prof Nursalam menambahkan salah satu penyebab terus bertambahnya perawat di Jatim yang terpapar corona adalah beban kerja yang tinggi hingga mengakibatkan imun tubuh menurun.
Baca juga: 46 tenaga kesehatan di Jatim tertular COVID-19
Baca juga: PPNI Jatim: Perawat RS Siloam Surabaya meninggal dunia berstatus PDP
Baca juga: Seorang perawat klinik di Jember terpapar virus corona
DPW PPNI Jatim berharap para perawat yang bertugas menangani pasien corona dapat menjaga nutrisi, vitamin, dan istirahatnya.
"Dilonggarkannya PSBB (pembatasan sosial berskala besar) ini menjadi tantangan bagi para perawat untuk terus maju dan jangan menyerah memberikan pelayanan yang terbaik dan profesional," ujarnya.
Selain itu, Ketua DPW PPNI Jatim Prof Nursalam juga berharap masyarakat mau jujur saat ditangani petugas medis agar jumlah perawat yang terpapar corona tidak semakin bertambah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020