Warga Suku Tengger tetap menggelar perayaan Yadnya Kasada yang dijadwalkan pada 6-7 Juli 2020 di Gunung Bromo dengan menerapkan protokol kesehatan dan hanya diikuti oleh masyarakat Tengger setempat, tanpa ada wisatawan karena pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19).

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Probolinggo Sugeng Wiyanto mengatakan perayaan Yadnya Kasada pada tahun 2020 sedikit berbeda dengan sebelumnya karena tahun ini perayaan upacara sakral masyarakat Tengger di kawasan Gunung Bromo itu hanya diikuti oleh Suku Tengger dengan tetap mengikuti protokol kesehatan.

"Pemerintah Kabupaten Probolinggo mendukung kesuksesan pelaksanaan Yadnya Kasada tersebut walaupun hanya akan diikuti oleh masyarakat Tengger," katanya di Probolinggo, Kamis.

Baca juga: Tujuh warga kehormatan Suku Tengger dikukuhkan dalam Yadnya Kasada

Ia mengatakan pihaknya sudah menggelar rapat koordinasi teknis pelaksanaan upacara Yadnya Kasada dengan mengundang tokoh masyarakat Suku Tengger, Forkopimka Sukapura, Polres Probolinggo, Kodim 0820 Probolinggo, TNBTS, PHDI Kabupaten Probolinggo, PHRI Kabupaten Probolinggo, serta semua kepala desa di Kecamatan Sukapura.

"Ada beberapa titik poin pemeriksaan yang akan dilakukan oleh pihak keamanan sehingga akses masuk untuk kawasan Bromo steril dari masyarakat selain Suku Tengger," tuturnya.

Baca juga: Yadnya Kasada promosikan wisata Gunung Bromo
Masyarakat suku Tengger melarung sesajen ke kawah Gunung Bromo pada Upacara Yadnya Kasada, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (18/7/2019). Upacara Kasada merupakan upacara adat masyarakat Suku Tengger sebagai bentuk ucapan syukur kepada Sang Hyang Widi sekaligus meminta berkah dan menjauhkan dari malapetaka. ANTARA FOTO/Zabur Karuru/pras.

Sementara Tokoh Adat Masyarakat Tengger Supoyo mengatakan sesuai hasil musyawarah dengan para sesepuh Tengger, Pemkab Probolinggo, Forkopimka Sukapura, PHDI dan PHRI, TNBTS, tokoh masyarakat, tokoh agama dan para kepala desa se-Kecamatan Sukapura mengambil kesimpulan untuk Yadnya Kasada tahun 2020 sepakat dilaksanakan oleh masyarakat Tengger sendiri.

"Pada saat ritual Yadnya Kasada hanya dilaksanakan oleh masyarakat Tengger dan dalam suasana masih pandemi COVID-19, kami berkomitmen untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona," katanya.

Ia meminta maaf karena tidak menerima kunjungan tamu lokal maupun nasional, bahkan internasional yang tujuannya berwisata di kawasan Gunung Bromo dan melihat ritual Yadnya Kasada seperti tahun-tahun sebelumnya.

Supoyo mewakili umat Hindu Tengger tetap mohon doa restu dan tentunya dukungan, agar pelaksanaan ritual Yadnya Kasada dapat berjalan dengan baik dan dukungannya untuk tidak hadir dan tidak melihat dari dekat terkait dengan ritual tersebut.

"Hal itu karena pertimbangan masih dalam kondisi COVID-19 yang sedang mewabah khususnya di Kabupaten Probolinggo," tuturnya.

Ia menjelaskan ritual Yadnya Kasada akan diikuti oleh masyarakat Tengger di empat wilayah meliputi Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Lumajang.

"Kami akan mengadakan rapat lagi agar kebijakannya sama sehingga nanti bisa menekan dan mengurangi serta memutus penyebaran COVID-19 yang dibawa oleh saudara dari luar daerah," katanya.
 

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020