Sebanyak 13 pasien yang terkonfirmasi positif COVID-19, yang merupakan kontak erat dengan karyawan Pabrik Rokok Simustika Tulungagung dirawat di RS Kilisuci Kediri, yang khusus menangani pasien COVID-19.
"Masih dalam proses pemindahan. Sudah sebagian ada di sana," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adhima di Kediri, Jawa Timur, Selasa.
Fauzan menambahkan, pasien tersebut bertempat tinggal di Kelurahan Tempurejo dan Kelurahan Bawang di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Pasien tersebut merupakan kontak erat hasil dari tracing buruh linting Pabrik Rokok Simustika Tulungagung yang sebelumnya sudah dinyatakan positif COVID-19.
"Pasien ini OTG (orang tanpa gejala), jadi sebenarnya kondisinya sehat," kata Fauzan.
Dia menambahkan, OTG sebetulnya bisa melakukan karantina sendiri. Namun, karena rumah sempit dan tempat tinggalnya berdesakan, sehingga tidak mungkin melakukan isolasi mandiri.
Untuk itu, Pemkot Kediri memberi alternatif untuk melakukan isolasi di RS Kilisuci Kediri, mengingat OTG berpotensi untuk menularkan kepada orang lain bila tidak melakukan isolasi.
RS Kilisuci Kediri mulai menerima pasien pertama kali pada tanggal 22 Mei 2020, yang merupakan pasien isolasi dari Puskemas Ngletih, Kecamatan Pesantren, dari klaster penularan yang sama, pabrik rokok di Tulungagung.
Kini total, terdapat 18 pasien OTG yang dirawat di rumah sakit khusus COVID-19 ini.
RS Kilisuci Kediri juga digawangi para relawan tenaga kesehatan yang direkrut oleh Pemkot Kediri pada Mei 2020.
Mereka mulai bertugas pada 19 Mei 2020 untuk menangani pasien OTG. Sedangkan untuk pasien yang memiliki gejala klinis COVID-19 dan pasien sakit berat tetap dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri.
Di RS Kilisuci Kediri juga tetap menerapkan protokol ruang isolasi COVID-19. Semua area, mulai dari teras rumah sakit sudah termasuk zona merah sehingga pengunjung yang datang ke lokasi tersebut harus mengenakan APD lengkap.
Sementara itu, total kasus yang terkonfirmasi COVID-19 di Kota Kediri per Selasa (26/5) yakni 44 orang, dimana 23 orang masih dirawat, 14 orang dipantau, dan yang sudah sembuh tujuh orang. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Kediri mencapai 304, pasien dalam pengawasan (PDP) 26 orang.
Sebelumnya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar telah mengumumkan pasca-Hari Raya Idul Fitri 2020 terdapat tambahan belasan warga Kota Kediri yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Semuanya terpapar virus corona dari klaster pabrik rokok Tulungagung. Salah satu di antaranya masih berusia 11 tahun.
Penyebaran virus ini sudah dalam tahap transmisi lokal, sebab virus ini sudah menular ke keluarga termasuk cucunya, anak bahkan tetangga.
Wali Kota juga menyarankan warga menggunakan protokol kesehatan dengan baik, dengan selalu mengenakan masker dan jika tidak bekerja di luar rumah, lebih baik di rumah saja.
"Ini adalah penambahan yang sangat besar, mudah-mudahan tidak ada yang lebih besar lagi. Ini sudah ada transmisi lokal. Kita akan menjemput semua pasien ini, kita akan tempatkan di Rumah Sakit Kilisuci atau RSUD Gambiran lama," kata Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Masih dalam proses pemindahan. Sudah sebagian ada di sana," kata Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adhima di Kediri, Jawa Timur, Selasa.
Fauzan menambahkan, pasien tersebut bertempat tinggal di Kelurahan Tempurejo dan Kelurahan Bawang di Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.
Pasien tersebut merupakan kontak erat hasil dari tracing buruh linting Pabrik Rokok Simustika Tulungagung yang sebelumnya sudah dinyatakan positif COVID-19.
"Pasien ini OTG (orang tanpa gejala), jadi sebenarnya kondisinya sehat," kata Fauzan.
Dia menambahkan, OTG sebetulnya bisa melakukan karantina sendiri. Namun, karena rumah sempit dan tempat tinggalnya berdesakan, sehingga tidak mungkin melakukan isolasi mandiri.
Untuk itu, Pemkot Kediri memberi alternatif untuk melakukan isolasi di RS Kilisuci Kediri, mengingat OTG berpotensi untuk menularkan kepada orang lain bila tidak melakukan isolasi.
RS Kilisuci Kediri mulai menerima pasien pertama kali pada tanggal 22 Mei 2020, yang merupakan pasien isolasi dari Puskemas Ngletih, Kecamatan Pesantren, dari klaster penularan yang sama, pabrik rokok di Tulungagung.
Kini total, terdapat 18 pasien OTG yang dirawat di rumah sakit khusus COVID-19 ini.
RS Kilisuci Kediri juga digawangi para relawan tenaga kesehatan yang direkrut oleh Pemkot Kediri pada Mei 2020.
Mereka mulai bertugas pada 19 Mei 2020 untuk menangani pasien OTG. Sedangkan untuk pasien yang memiliki gejala klinis COVID-19 dan pasien sakit berat tetap dirawat di RSUD Gambiran Kota Kediri.
Di RS Kilisuci Kediri juga tetap menerapkan protokol ruang isolasi COVID-19. Semua area, mulai dari teras rumah sakit sudah termasuk zona merah sehingga pengunjung yang datang ke lokasi tersebut harus mengenakan APD lengkap.
Sementara itu, total kasus yang terkonfirmasi COVID-19 di Kota Kediri per Selasa (26/5) yakni 44 orang, dimana 23 orang masih dirawat, 14 orang dipantau, dan yang sudah sembuh tujuh orang. Jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di Kota Kediri mencapai 304, pasien dalam pengawasan (PDP) 26 orang.
Sebelumnya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar telah mengumumkan pasca-Hari Raya Idul Fitri 2020 terdapat tambahan belasan warga Kota Kediri yang terkonfirmasi positif COVID-19.
Semuanya terpapar virus corona dari klaster pabrik rokok Tulungagung. Salah satu di antaranya masih berusia 11 tahun.
Penyebaran virus ini sudah dalam tahap transmisi lokal, sebab virus ini sudah menular ke keluarga termasuk cucunya, anak bahkan tetangga.
Wali Kota juga menyarankan warga menggunakan protokol kesehatan dengan baik, dengan selalu mengenakan masker dan jika tidak bekerja di luar rumah, lebih baik di rumah saja.
"Ini adalah penambahan yang sangat besar, mudah-mudahan tidak ada yang lebih besar lagi. Ini sudah ada transmisi lokal. Kita akan menjemput semua pasien ini, kita akan tempatkan di Rumah Sakit Kilisuci atau RSUD Gambiran lama," kata Mas Abu, sapaan akrab Wali Kota Kediri. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020