Wali Kota Kediri Abdulllah Abu Bakar kembali mengumumkan adanya dua warga di daerahnya yang terkonfirmasi positif terinfeksi virus corona atau COVID-19, yang keduanya merupakan hasil pelacakan klaster pelatihan petugas haji di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.
"Ada dua orang di Kota Kediri yang positif corona, satu orang di Kelurahan Bujel dan satunya lagi di Kelurahan Pojok, yaitu di Perumahan Wilis 2," kata Wali Kota Kediri Abu Bakar dalam keterangan pers di Kediri, Jumat.
Baca juga: Kasus positif corona di Kota Kediri bertambah jadi empat orang
Mas Abu mengatakan, dua orang yang baru terkonfirmasi terinfeksi virus corona ini tidak mengeluhkan sakit dengan gejala mengarah ke COVID-19 atau orang tanpa gejala.
"Dua orang ini tergolong orang tanpa gejala (OTG), jadi tidak bergejala apa-apa, tidak sakit. Saya sudah memerintahkan kepala Dinas Kesehatan untuk membawa kedua orang tersebut ke rumah sakit," ujar Mas Abu.
Baca juga: Positif COVID-19 di Kabupaten Kediri bertambah jadi 10 kasus
Menurut wali kota, kebijakan dirawat di rumah sakit sebagai upaya pemerintah agar aman dan tidak terjadi penularan terhadap orang lain.
"Jadi, alhamdulillah sudah diamankan (isolasi) supaya nanti tidak menularkan ke mana-mana untuk kebaikan kita bersama," tambahnya.
Baca juga: Satu blok perumahan diisolasi, puluhan KK dapat pasokan paket bahan pokok
Mas Abu juga berharap warga Kota Kediri untuk lebih berhati-hati, karena jumlah kasus positif corona atau COVID-19 terus bertambah.
"Tapi saya yakin, kita semua sudah mempersiapkan semuanya. Insya-Allah kalau kita bisa bekerja sama lebih bagus lagi, maka kita akan bisa memeranginya bersama-sama," ujar Mas Abu.
Wali Kota juga mengingatkan seluruh pasien untuk menghargai tenaga medis, dengan jujur ketika periksa, baik jujur terkait keluhannya, jujur baru datang dari mana, termasuk jujur pernah kontak dengan siapa saja.
“Jika tidak jujur, bukan hanya keluarga dan tetangga, tapi tenaga medis juga bisa menjadi korban selanjutnya,” ujarnya.
Bahkan, saat ini sudah ada 18 orang tenaga medis harus melakukan isolasi mandiri, karena sebagian besar pernah kontak dengan pasien yang tidak jujur. Padahal, seharusnya mereka bisa tetap bertugas, tapi saat ini harus di rumah.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan, kondisi 18 orang tenaga medis itu sehat semua. Tugas mereka untuk sementara waktu juga bergantian dengan yang lain.
Untuk alat pelindung diri, Fauzan juga mengatakan tidak ada kendala.
"Sementara tidak ada kendala, sudah mencukupi. Kemarin dari RSUD Gambiran, RSM Ahmad Dahlan dan Dinas Kesehatan dapat dropping dari provinsi," kata dr Fauzan, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Hingga Jumat (10/4), di Kota Kediri ada enam orang yang terkonfirmasi positif corona, yakni lima orang dirawat dan satu orang sudah sembuh.
Untuk orang dalam pemantauan (ODP) ada 149 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) ada tiga orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Ada dua orang di Kota Kediri yang positif corona, satu orang di Kelurahan Bujel dan satunya lagi di Kelurahan Pojok, yaitu di Perumahan Wilis 2," kata Wali Kota Kediri Abu Bakar dalam keterangan pers di Kediri, Jumat.
Baca juga: Kasus positif corona di Kota Kediri bertambah jadi empat orang
Mas Abu mengatakan, dua orang yang baru terkonfirmasi terinfeksi virus corona ini tidak mengeluhkan sakit dengan gejala mengarah ke COVID-19 atau orang tanpa gejala.
"Dua orang ini tergolong orang tanpa gejala (OTG), jadi tidak bergejala apa-apa, tidak sakit. Saya sudah memerintahkan kepala Dinas Kesehatan untuk membawa kedua orang tersebut ke rumah sakit," ujar Mas Abu.
Baca juga: Positif COVID-19 di Kabupaten Kediri bertambah jadi 10 kasus
Menurut wali kota, kebijakan dirawat di rumah sakit sebagai upaya pemerintah agar aman dan tidak terjadi penularan terhadap orang lain.
"Jadi, alhamdulillah sudah diamankan (isolasi) supaya nanti tidak menularkan ke mana-mana untuk kebaikan kita bersama," tambahnya.
Baca juga: Satu blok perumahan diisolasi, puluhan KK dapat pasokan paket bahan pokok
Mas Abu juga berharap warga Kota Kediri untuk lebih berhati-hati, karena jumlah kasus positif corona atau COVID-19 terus bertambah.
"Tapi saya yakin, kita semua sudah mempersiapkan semuanya. Insya-Allah kalau kita bisa bekerja sama lebih bagus lagi, maka kita akan bisa memeranginya bersama-sama," ujar Mas Abu.
Wali Kota juga mengingatkan seluruh pasien untuk menghargai tenaga medis, dengan jujur ketika periksa, baik jujur terkait keluhannya, jujur baru datang dari mana, termasuk jujur pernah kontak dengan siapa saja.
“Jika tidak jujur, bukan hanya keluarga dan tetangga, tapi tenaga medis juga bisa menjadi korban selanjutnya,” ujarnya.
Bahkan, saat ini sudah ada 18 orang tenaga medis harus melakukan isolasi mandiri, karena sebagian besar pernah kontak dengan pasien yang tidak jujur. Padahal, seharusnya mereka bisa tetap bertugas, tapi saat ini harus di rumah.
Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Kediri dr Fauzan Adima mengatakan, kondisi 18 orang tenaga medis itu sehat semua. Tugas mereka untuk sementara waktu juga bergantian dengan yang lain.
Untuk alat pelindung diri, Fauzan juga mengatakan tidak ada kendala.
"Sementara tidak ada kendala, sudah mencukupi. Kemarin dari RSUD Gambiran, RSM Ahmad Dahlan dan Dinas Kesehatan dapat dropping dari provinsi," kata dr Fauzan, yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Kediri.
Hingga Jumat (10/4), di Kota Kediri ada enam orang yang terkonfirmasi positif corona, yakni lima orang dirawat dan satu orang sudah sembuh.
Untuk orang dalam pemantauan (ODP) ada 149 orang dan pasien dalam pengawasan (PDP) ada tiga orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020