Pemerintah Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, mendorong para aparat desa di wilayah itu agar mendirikan rumah karantina bagi warganya yang pulang dari perantauan atau pemudik, guna mencegah penyebaran virus corona atau COVID-19.

"Kalau pemkab yang mendirikan rumah karantina, tidak mungkin bisa terjangkau. Tapi jika rumah karantina didirikan oleh masing-masing desa, maka semua warga pendatang bisa terpantau," kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Pemkab Pamekasan Sigit Priyono di Pamekasan, Senin.

Baca juga: Seorang warga Pamekasan kembali dinyatakan positif corona

Sigit menuturkan, salah satu desa yang telah membuat rumah karantina di Kabupaten Pamekasan adalah Desa Bulangan Barat, Kecamatan Pegantenan.

Aparat di desa ini menjelaskan, rumah karantina di desa itu sengaja dibuat, sebagai upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19, mengingat di desa itu banyak warga desanya yang menjadi perantau dan sebagian bekerja di luar negeri sebagai TKI.

Baca juga: Seorang PDP COVID-19 sempat kabur dari ruang isolasi RSUD Pamekasan

Berbagai fasilitas disiapkan di rumah Karantina tersebut. Diantaranya, bilik sterilisasi yang mengeluarkan uap cairan disinfektan, tempat cuci tangan, dua kamar isolasi berpendingin udara yang dilengkapi dengan televisi dan beberapa fasilitas pendukung lainnya.

"Jika semua desa menyediakan rumah karantina, maka kami yakin, para perantau dan TKI yang pulang bisa terpantau, sehingga dengan demikian, maka penyebaran COVID-19 bisa ditekan," katanya, menjelaskan.

Baca juga: Dishub Pamekasan dirikan lima pos pantau pergerakan warga

Sementara, Kepala Desa Bulangan Barat Faisol menjelaskan, selain sebagai upaya antisipasi penyebaran virus corona, pembentukan rumah karantina itu juga dimaksudkan untuk mendukung program pemerintah pusat dalam melakukan pencegahan virus corona.

"Kami juga dikagetkan saat Pamekasan sudah masuk zona merah, sehingga kami berupaya di Desa Bulangan Barat tetap aman dari wabah COVID-19,” kata, menjelaskan.

Baca juga: Bupati Baddrut Tamam imbau warga perantauan tak pulang ke Pamekasan

Faisol mengaku, sudah bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk menciptakan alat cuci tangan yang dipasang di tempat keramaian dan di setiap rumah masyarakat Bulangan Barat.

Masjid, lembaga pendidikan dan setiap rumah di desa ini juga telah dilengkapi dengan alat cuci tangan.

"Kami juga mewajibkan agar masyarakat proaktif, sehingga masyarakat dari luar kota harus melapor  kepada kepala dusun untuk didata, dan harus tinggal di rumah karantina ini selama 14 hari," katanya, menjelaskan.

Pewarta: Abd Aziz

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020