Pemerintah Kabupaten Gresik melakukan penyemprotan disinfektan di seluruh ruas jalan sebagai upaya penanggulangan penanganan pandemi COVID-19 di kabupaten tersebut.

Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim, Rabu, memimpin aksi itu dibantu oleh Satuan Tugas Penanggulangan Bencana Non-Alam dan percepatan penanganan COVID-19.

"Kami siapkan 21 ribu liter disinfektan dengan memenuhi tanki empat mobil pemadam kebakaran untuk disemprotkan di beberapa ruas jalan yang kami bagi menjadi empat wilayah penyemprotan," kata Qosim kepada wartawan, Rabu.

Penyemprotan dimulai dari wilayah Bunder sampai Jalan Veteran di Jembatan Romokalisari, dilanjut ke Jalan Panglima Sudirman.

"Saya ada di kelompok dua yang akan menyemprot Jalan dr Sutomo, Usman Sadar, Samanhudi, Cokroaminoto, Raden Santri, Pahlawan, dan Jaksa Agus Suprapto," kata Qosim.

Ia mengemukakan, penyemprotan juga dilakukan di wilayah perbatasan Surabaya, tepatnya di Menganti, yakni mulai dari Laban sampai Pasar Menganti.

"Untuk kelompok 4 saya tugasi membagi disinfektan untuk masjid-masjid dan penyemprotan pada beberapa tempat umum lainnya," katanya.

Menurut Qosim, meski sampai saat ini belum ada yang terkonfirmasi positif COVID-19, Pemkab Gresik tetap waspada dan melakukan antisipasi agar tetap selamat dari virus yang membahayakan tersebut.

"Kami sudah berusaha sejak 21 Maret 2020, membentuk Satgas Penanganan COVID-19 dan terus menerus melakukan edukasi kepada masyarakat," katanya.

Dalam kegiatan itu, juga dibagikan 1.000 masker untuk masyarakat, seperti para tukang becak, pedagang kecil, pengunjung pasar kota, serta warga yang lewat.

“Masker saat ini menjadi kebutuhan wajib, terutama bagi orang-orang yang berada di luar rumah, seperti tukang becak, PKL, pengunjung pasar. Kami melihat mereka tidak memakai masker, karena masker menjadi barang mahal dan langka, padahal menjadi keharusan untuk menjaga agar tidak tertular COVID-19," tuturnya.

Qosim berharap untuk sementara masyarakat menjauhi keramaian dan apabila ada acara pernikahan, ia memberikan batasan berkumpul hanya sekitar 20 orang.

"Untuk resepsinya saja yang ditunda, tapi pernikahan dipersilakan. Undangan tidak lebih dari 20 orang dan mengatur jarak sekitar 1,5 meter," kata Qosim.

Pewarta: A Malik Ibrahim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020