Dua pasien dalam pengawasan (PDP) yang merupakan warga Kabupaten Probolinggo sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sidoarjo dan Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Jawa Timur, untuk menjalani perawatan intensif.

"Hasil dari pemeriksaan terhadap dua PDP itu sampai sekarang masih dalam tahap menunggu hasil pemeriksaan lebih awal dan kami masih menunggu proses antrean untuk pemeriksaan dikirim ke laboratorium," kata Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Non-Alam dan Percepatan Penanganan COVID-19 Kabupaten Probolinggo dr Anang Budi Yoelijanto di Probolinggo, Minggu.

Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo hingga Minggu tercatat sebanyak 216 orang dalam risiko (ODR), 20 orang dalam pemantauan (ODP) dan 3 pasien dalam pengawasan (PDP), namun satu PDP meninggal dunia belum terkonfirmasi positif atau negatif corona.

PDP yang meninggal itu seorang pria yang bekerja di Surabaya dan mengeluh sesak napas saat diperiksa di RSUD Waluyo Jati Kraksaan, namun belum sempat didalami untuk pemeriksaan lanjutan, pasien tersebut sudah meninggal dunia dan dimakamkan keluarganya pada Sabtu (21/3).

Sedangkan PDP yang dirawat di RSSA Malang adalah seorang balita yang terus didampingi oleh orang tuanya, namun pihak Satgas COVID-19 Kabupaten Probolinggo juga melakukan pengawasan dan pendampingan pasien yang dirujuk ke RSSA Malang.

"Kami juga melakukan pengawasan bagi keluarga PDP yang tinggal di rumah dan hal itu sesuai dengan perintah dari Ibu Bupati," tuturnya.

Ia menjelaskan penyemprotan antivirus di lingkungan kasus PDP memang prosedur yang standar dan sementara dua kasus itu belum terkonfirmasi positif COVID-19, namun pihaknya terus mendalami dengan kasus tersebut.

"Kami sarankan masyarakat untuk isolasi di rumah secara mandiri sambil menunggu hasil pemeriksaan dari laboratorium. Kalau dua PDP itu positif corona, maka kami akan lebih masif lagi," katanya.

Terkait dengan penyemprotan disinfektan, Anang mengatakan kegiatan itu sudah terprogram baik ada kasus maupun tidak ada kasus positif COVID-19, sehingga pihaknya akan melakukan penyemprotan di sejumlah fasilitas umum.

"Semua fasilitas umum akan dilakukan pengawasan termasuk penyemprotan. Semua sudah berjalan hanya jadwalnya saja yang masih belum dan semua pasar tradisional akan dilakukan pengawasan dan penyemprotan," ujarnya.

Terkait dengan adanya informasi WNA (Warga Negara Asing) yang bekerja di PT YTL Jawa Power Paiton yang meninggal dunia di RS Rizani Paiton karena positif virus Corona, Anang memastikan bahwa informasi tersebut tidak benar dan hanya hoaks.

"Dari data sebaran kasus COVID-19 di Kabupaten Probolinggo, wilayah Kecamatan Paiton jumlahnya memang tinggi dan yang pasti hasil itu berasal dari pengecekan jajaran kesehatan Puskesmas yang ada di Kecamatan Paiton bahwa yang bersangkutan meninggal bukan karena COVID-19," katanya.

Pewarta: Zumrotun Solichah

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020