Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, membuat program kegiatan pelatihan kepemimpinan administrator (Diklatpim) secara daring guna mengantisipasi penyebaran virus COVID-19.
"Ya, pelaksanaan Diklatpim yang dimulai sejak 10 Maret lalu dan akan berakhir 18 Juni 2020 mendatang dilakukan dengan menggunakan fasilitas IT secara telekonferensi sehingga widyaiswara bisa memberikan materi dari Surabaya secara daring. Sedangkan peserta diklat dapat mengikutinya dari kantor atau dari rumahnya masing-masing dengan dikoordinir oleh panitia," kata Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Un Achmad Nurdin di Kediri, Minggu.
Widyaiswara merupakan bagian dari aparatur sipil negara mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan Pendidikan, Pengajaran, Pelatihan (Dikjartih), evaluasi, dan pengembangan Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah.
Un Achmad mengatakan, dengan adanya sistem diklat secara daring ini diharapkan menjadi wacana baru dalam pelaksanaan diklat.
Walaupun dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, kegiatan ini justru tidak mengurangi kualitas diklat dan dapat menghasilkan output sesuai yang diharapkan.
Sementara itu, berbagai tanggapan muncul setelah dimulainya Diklatpim secara daring sejak Jumat (20/3). Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kota Kediri, Candrawati Puspitorini, yang menurutnya diklatpim secara daring ini rasanya kurang nyaman.
Kabid Pendataan dan Penetapan BPPKAD Kota Kediri Sugeng Purba Kelana mengatakan program ini merupakan solusi alternatif di tengah merebaknya virus corona.
"Mungkin ini sebuah inovasi di kala ada kendala seperti saat ini yaitu wabah COVID-19. Bagi saya, metode ini meski dengan keterbatasan waktu sangat membantu dikarenakan peserta diklat bisa membaca atau melihat dulu dari bahan ajar," kata Sugeng.
Ia mengakui ada keterbatasan, misalnya saat diskusi. Namun, dirinya memberikan apresiasi yang baik dengan kebijakan ini.
"Berkaitan dengan pemahaman yang mungkin sedikit mengalami keterbatasan bisa didiskusikan pada waktu teleconference. Jadi inovasi ini bisa menjadi solusi. Mungkin yang perlu mendapat perhatian adalah penambaham waktu dan peningkatan fasilitas teleconference sehingga lebih lancar," kata Sugeng, yang juga ketua kelas PKA angkatan VI 2020 ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020
"Ya, pelaksanaan Diklatpim yang dimulai sejak 10 Maret lalu dan akan berakhir 18 Juni 2020 mendatang dilakukan dengan menggunakan fasilitas IT secara telekonferensi sehingga widyaiswara bisa memberikan materi dari Surabaya secara daring. Sedangkan peserta diklat dapat mengikutinya dari kantor atau dari rumahnya masing-masing dengan dikoordinir oleh panitia," kata Kepala Badan Kepegawaian Pendidikan dan Pelatihan Daerah Un Achmad Nurdin di Kediri, Minggu.
Widyaiswara merupakan bagian dari aparatur sipil negara mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan Pendidikan, Pengajaran, Pelatihan (Dikjartih), evaluasi, dan pengembangan Diklat pada Lembaga Diklat Pemerintah.
Un Achmad mengatakan, dengan adanya sistem diklat secara daring ini diharapkan menjadi wacana baru dalam pelaksanaan diklat.
Walaupun dilakukan tanpa tatap muka secara langsung, kegiatan ini justru tidak mengurangi kualitas diklat dan dapat menghasilkan output sesuai yang diharapkan.
Sementara itu, berbagai tanggapan muncul setelah dimulainya Diklatpim secara daring sejak Jumat (20/3). Seperti yang disampaikan Kepala Bidang Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial Kota Kediri, Candrawati Puspitorini, yang menurutnya diklatpim secara daring ini rasanya kurang nyaman.
Kabid Pendataan dan Penetapan BPPKAD Kota Kediri Sugeng Purba Kelana mengatakan program ini merupakan solusi alternatif di tengah merebaknya virus corona.
"Mungkin ini sebuah inovasi di kala ada kendala seperti saat ini yaitu wabah COVID-19. Bagi saya, metode ini meski dengan keterbatasan waktu sangat membantu dikarenakan peserta diklat bisa membaca atau melihat dulu dari bahan ajar," kata Sugeng.
Ia mengakui ada keterbatasan, misalnya saat diskusi. Namun, dirinya memberikan apresiasi yang baik dengan kebijakan ini.
"Berkaitan dengan pemahaman yang mungkin sedikit mengalami keterbatasan bisa didiskusikan pada waktu teleconference. Jadi inovasi ini bisa menjadi solusi. Mungkin yang perlu mendapat perhatian adalah penambaham waktu dan peningkatan fasilitas teleconference sehingga lebih lancar," kata Sugeng, yang juga ketua kelas PKA angkatan VI 2020 ini. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020