Dinas Pendidikan Jawa Timur meliburkan siswa di sejumlah sekolah yang telah melakukan pertukaran pelajar ke Eropa beberapa waktu lalu dan telah tiba di Surabaya sejak tanggal 10 Maret lalu.

Kepala Dinas Pendidikan Jawa Timur, Dr Wahid Wahyudi dikonfirmasi di Surabaya, Sabtu, mengatakan, sejumlah sekolah yang melakukan kunjungan ke Eropa, yakni SMAN 2 Surabaya sebanyak 12 siswa, SMAN 10 Surabaya sebanyak satu orang dan satu orang dari SMAN 8 Malang.  

"Semua siswa sudah dilakukan pengecekan suhu tubuh. Suhu tubuhnya normal. Untuk keamanannya, siswa yang datang dari Eropa, termasuk kepala sekolah, saya minta untuk tidak masuk sekolah dulu sampai tanggal 24 Maret," ujarnya.

Dikatakan Wahid, imbauan ini dilakukan setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Jatim, di mana seseorang akan aman apabila dia tidak melakukan pertemuan dengan banyak orang selama tujuh hari. 

"Dalam kondisi sehat, untuk melihat bahwa mereka tidak membawa virus corona setelah tujuh hari. Karena pengukuran utama dari suhu tubuh, kalau suhu tubuhnya normal, keamanannya saya tambah tujuh hari lagi," ujarnya. 

Selama tidak ke sekolah, baik kepala sekolah atau siswa mengikuti proses belajar mengajar dengan menggunakaan sistem daring, bisa melalui Whatsapp atau email.  

"Para guru mata pelajaran tetap memberikan pembelajaran dengan memanfaatkan sistem teknologi informasi. Termasuk kepala sekolah tetap melakukan tugas," ucapnya. 

Sementara itu, Wahid juga meminta kepala sekolah tidak melakukan program pertukaran pelajar ke berbagai negara yang terjangkit COVID-19.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020