Puncak peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) baru saja digelar di Pantai Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada 6 Maret 2020.

Peringatan tersebut ditandai dengan kegiatan bakti sosial membersihkan sampah di wilayah Kabupaten Manggarai Barat, yang melibatkan 10 ribu orang peserta. Peringatan itu, diharapkan menjadi momentum untuk membangun sinergi dalam upaya pengelolaan sampah di Indonesia.

Permasalahan terkait timbulan sampah di Indonesia, sejatinya bukan hanya pekerjaan rumah besar pemerintah. Namun, harus dimulai dari hati masing-masing masyarakat Indonesia, karena mayoritas sampah itu bersumber dari perilaku yang kurang peduli soal urusan sampah.

Membuang sampah pada tempatnya mungkin terdengar sangat sederhana, namun, sesungguhnya itu benar-benar menjadi masalah yang hingga saat ini menjadi persoalan mendasar bagi masyarakat Indonesia dalam upaya mengelola atau mengurangi timbulan sampah.

Contoh kecil, tidak jarang, pada saat berkendara, pengguna mobil atau motor dengan sengaja membuang sampah di jalanan. Mungkin, di benak mereka saat membuang sampah itu terlintas pemikiran "nanti akan ada yang membersihkannya."

Memang, para petugas akan membersihkan sampah-sampah yang berserakan itu. Namun, inti  permasalahan adalah perilaku yang tidak peduli terhadap timbulan sampah sekecil apapun. Padahal, sampah saat ini jadi salah satu biang kerok banjir, yang banyak dikeluhkan.

Selain perilaku membuang sampah sembarangan di jalan raya, keberadaan sungai juga masih banyak diibaratkan seperti tempat sampah. Di Kota Malang, Jawa Timur sendiri, sampah styrofoam, bahkan bantal, dan guling, ditemukan mengambang di saluran air.

Terkait perilaku masyarakat tersebut, bagaimanapun upaya pemerintah, tidak akan berdampak besar selama masyarakat itu sendiri tidak memiliki rasa kepedulian yang tinggi untuk mengurangi timbulan sampah, dan membuang sampah pada tempatnya.

Berkaca dengan negara lain seperti Jepang, tingkat kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, dan mengurangi timbulan sampah sudah sangat tinggi. Sesungguhnya, perilaku tersebut sangat sederhana, namun patut dicontoh.

Di salah satu stasiun yang cukup terkenal di Jepang, Shibuya, tidak jarang masyarakatnya antre untuk membuang sampah, sepulang dari tempat mereka bekerja. Iya, mereka antre untuk membuang sampah.

Perilaku sederhana seperti itu, akan dengan mudah dilakukan selama masyarakat sadar, bahwa membuang sampah tidak pada tempatnya, memberikan dampak yang besar. Bukan hanya untuk lingkungan, akan tetapi juga untuk kehidupan manusia itu sendiri.

Dengan lingkungan yang lebih bersih dan nyaman, masyarakatlah yang diuntungkan, bukan orang lain. Oleh karena itu, mulailah untuk mengubah perilaku dari hal yang paling kecil, dengan membuang sampah pada tempatnya, dan kurangilah timbulan sampah mulai dari rumah. (*)

Pewarta: Vicki Febrianto

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020