Kementerian Pertanian RI menyosialisasikan program Komando Strategis Pembangunan Pertanian (Kostratani) guna memaksimalkan fungsi Balai Penyuluh Pertanian (BPP) di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat.

Inspektur 2 Inspektorat Jenderal Kementrian Pertanian, Tin Latifah, yang juga sekaligus Manajer Supervisi program Kostratani wilayah Banyuwangi mengatakan, program tersebut untuk memaksimalkan fungsi dan peran Balai Penyuluh Pertanian yang ada di daerah.

"Kami menyadari keberhasilan pertanian nasional sejatinya berasal dari keberhasilan pertanian di daerah-daerah. Untuk itu, kami ingin bersinergi dengan daerah sebagai pihak yang selama ini mengayomi para penyuluh pertanian. Karena mereka inilah yang selama ini menjadi ujung tombak pelaksananya," kata Latifah, di Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Glagah, Banyuwangi, Jumat.

BPP yang ada di Banyuwangi, menurutnya, telah aktif melakukan apa yang menjadi program Kostratani, di antaranya peningkatan kapasitas penyuluh pertanian swadaya, aktif melakukan kegiatan penyuluhan di desa dan melakukan pemberdayaan masyarakat pertanian, dan penumbuhan dan pengembangan kelembagaan ekonomi petani.

"Saya cukup terkejut,setelah berbincang dengan para penyuluh pertanian di sini apa yang telah mereka lakukan melebihi ekspektasi saya, sudah one step ahead dari daerah yang lain. Mereka benar-benar terjun mendampingi dan membantu mengatasi kesulitan petani sampai mengajak mereka mandiri. Saya kira Banyuwangi bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya," katanya.

Secara kinerja, Latifah menilai pertanian di Banyuwangi juga membanggakan, dan apa yang menjadi target kementerian untuk peningkatan produktivitas dan produksi pertanian hingga ekspor produk pertanian telah dilakukan oleh Banyuwangi.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Banyuwangi, Arif Setyawan mengemukakan bahwa saat ini terdapat 20 BPP yang mengayomi 168 penyuluh pertanian se-kabupaten.

Para penyuluh pertanian tersebut, katanya,  selama ini difungsikan secara optimal sebagai pendamping para petani, dan tidak hanya memberikan informasi untuk meningkatkan hasil pertanian, tapi juga terjun langsung untuk membantu petani mengatasi segala permasalahan pertanian.

"Para penyuluh ini menjadi ujung tombak kami dalam meningkatkan produksi dan produktivitas hasil pertanian. Mereka juga yang menjembatani berbagai permasalahan petani dengan dinas," ujar Arif.

Salah satu hasilnya, lanjutnya, produksi pertanian di Banyuwangi memiliki produktivitas yang terus membaik, seperti tanaman padi,  memiliki produktivitas yang tinggi. Saat ini rata-rata produktivitasnya mencapai 7 ton per hektare, bahkan bisa sampai 9 ton per hektare.

Selain itu, kemandirian petani juga dibangun, dengan mengajak mereka untuk memaksimalkan potensinya, seperti mengajak petani untuk memroduksi pupuk sendiri hingga mengajak untuk memberikan nilai tambah pada hasil pertaniannya.

"Kami punya program untuk mengajak milenial desa tertarik bergerak di sektor pertanian. Salah satunya lewat program Banyuwangi Agro Startup Competition, yang juga terus disosialisasikan oleh para penyuluh pertanian," kata Arief. (*)

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020