Pemerintah Kota Surabaya menggalakkan operasi gawai atau ponsel pintar milik pelajar sekolah menengah pertama (SMP) mulai Februari hingga Maret mendatang guna mencegah adanya konten-konten negatif dan indikasi adanya tawuran antarpelajar sekolah.

Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Surabaya Irvan Widyanto di Surabaya, Rabu mengatakan berkaca dari pengalaman beberapa waktu lalu, melalui gawai yang disita dari para pelajar tersebut, pihaknya dapat mengetahui adanya indikasi tawuran yang akan dilakukan mereka, sehingga hal ini kemudian bisa langsung dicegah dan diantisipasi.

"Ibu wali kota juga memerintahkan kepada kami bersama beberapa OPD (organisasi perangkat daerah) untuk melakukan razia ponsel, khususnya siswa SMP," kata Irvan.

Selain melakukan pemeriksaan gawai milik pelajar, pihaknya juga rutin menggelar patroli di beberapa titik yang dinilai rawan aksi kejahatan. Patroli ini melibatkan jajaran kepolisian serta TNI. "Kami sangat terbantu bersama dengan beliaunya (TNI Polri). Kami melakukan patroli setiap malam," katanya.

Tak hanya itu, Irvan menyebut, jajaran di tingkat kelurahan dan kecamatan juga getol melakukan patroli rutin bersama. Mereka menggelar patroli bersama jajaran anggota polsek dan koramil setempat.

"Sasaran kami warung-warung yang terindikasi menjual miras, kemudian warkop (warung kopi) yang kami sinyalir mereka menjadi tempat nongkrong para ananda (pelajar) kita ini," katanya.

Kepala Seksi Peserta Didik Sekolah Menengah pada Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya Heri Setiawan mengatakan pihaknya bersama Satpol PP melakukan pemeriksaan gawai milik pelajar SMP di Surabaya sejak Kamis (6/2) lalu.

Kegiatan pemeriksaan ponsel ini melibatkan beberapa OPD Pemkot Surabaya, yakni Dispendik, Satpol PP, Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A), dan Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Surabaya.

"Target dari pemeriksaan ponsel ini untuk mencegah konten-konten negatif, seperti pornografi, foto-foto kekerasan dan indikasi akan adanya tawuran," kata Heri.

Menurutnya, dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di beberapa sekolah, ditemukan berupa konten-konten negatif di gawai milik para pelajar, sedangkan untuk indikasi yang mengarah ke tawuran, tidak ada.

"Ketika ditemukan adanya konten negatif, maka pelajar itu akan mendapat sanksi, berupa pembinaan khusus dan panggilan orang tua," katanya.

Heri menjelaskan, kegiatan pemeriksaan gawai milik pelajar ini akan dilakukan secara bertahap di beberapa SMP di Surabaya, baik itu negeri maupun swasta. Setidaknya, masing-masing OPD menerjunkan dua personel dalam setiap kegiatan operasi.

"Sehari ada empat sekolah (target operasi), kami lakukan sampai pertengahan Maret, sementara ini khusus anak SMP negeri, bertahap nanti juga ke swasta," katanya. (*)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020