Sebanyak 40 siswa jurusan Produksi Film SMK Dr Soetomo Surabaya dilibatkan dalam produksi film layar lebar berjudul "Kartolo Numpak Terangbulan".

"Kartolo Numpak Terangbulan merupakan kali kedua siswa dilibatkan dalam pembuatan film setelah film Jack," kata Kepala SMK Dr Soetomo Surabaya Julintono Hadi di lokasi syuting film di Jalan Jagir, Surabaya, Kamis.

Dia menjelaskan, sama halnya dengan film Jack, film kali ini mengangkat latar budaya Kota Surabaya, pemain hingga kru yang berasal dari Surabaya.

"Film ini sekaligus apresiasi kepada Kartolo CS dengan menjadikan Kartolo CS sebagai pemeran utama, karena selama ini mereka hanya pendamping atau pelengkap di film," katanya.

Dikatakan Anton, siswanya dilibatkan selama 21 hari proses produksi, mulai di bagian kamera, lighting, blok, tata rias hingga pembantu umum.

"Kurikulum SMK mewajibkan magang, tetapi sangat jarang ada produksi film layar lebar di Surabaya. Makanya kami membuat film dengan latar sepenuhnya Surabaya. Dengan ikut proses produksi, kemampuan mereka (siswa) sudah 25 persen dari anak kuliah," katanya.

Pria yang juga executive producer dalam pembuatan film ini menyatakan, Selain siswa kelas XI, ada sejumlah siswa kelas XII yang diminta produser untuk membuat film behind the scene.

"Jadi, mereka pasti dapat komisi dari produser. Tapi, produsernya bukan dari sekolah semua, ada juga yang dari Jakarta," ujarnya.

Sementara itu, produser dan sutradara film "Kartolo Numpak Terangbulan", M Ainun Ridho, mengungkapkan para siswa kembali dilibatkan dalam pembuatan film karena komitmennya setelah SMK Dr Soetomo ikut membantu memproduksi film "Jack".

"Film Jack merupakan film perdana saya, yang mengangkat Surabaya dan semua produksi ditangani orang Surabaya. Sama dengan film yang digarap saat ini, saya mau 100 persen Surabaya. Krunya harus dari Surabaya juga makanya banyak siswa SMK Dr Soetomo," ujarnya.

Ridho menargetkan adanya produksi film lokal Surabaya setidaknya setahun sekali. Sekaligus memfasilitasi anak jurusan produksi film untuk magang dan meningkatkan kualitas lulusan produksi film.

"Daripada sekolah mengeluarkan biaya akomodasi selama anak-anak magang produksi film di Jakarta, mending bikin film di Surabaya, sekaligus mengangkat Surabaya," kata dia.

Para siswa yang terlibat berada di posisi layer 3 dan layer 4 dalam poduksi film. Posisi ini memang biasa diisi kru dengan kompetensi sekelas lulusan SMA/SMK.

"Saat ini semua siswa terserap dengan baik dalam produksi. Dengan demikian jam terbang mereka bisa lebih banyak dan mendukung karir mereka untuk bisa naik layer 1 atau 2," tuturnya.

Dia berharap film bergenre drama komedi yang dibintangi Kartolo CS ini akan mendapat respon positif penikmat film. Sehingga bisa meningkatkan komunitas pecinta film khas Surabaya

Film yang direncanakan tayang di Bioskop mulai September 2020 ini menceritakan keseharian Kartolo sebagai bapak kos dan segala dinamikanya memiliki putri tunggal.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2020