Kementerian Perindustrian memastikan Industri Kecil Menengah (IKM) cangkul nasional dapat memenuhi kebutuhan cangkul di dalam negeri, salah satunya yakni dengan menindaklanjuti Perjanjian Kerja Sama antara PT Indobaja Primamurni (IBPM) dengan Koperasi Industri Logam produsen cangkul di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Pasuruan.
"Kesuksesan suatu industri saat ini dapat dicapai dengan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kemitraan dengan industri besar adalah salah satu kolaborasi yang dapat dilakukan oleh industri kecil dan menengah," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangan pers, Rabu.
Gati meyakini, melalui perjanjian kerja sama antara PT Indobaja Primamurni dengan Koperasi IKM Logam di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Pasuruan memiliki dampak positif yang berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri khususnya IKM.
"Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini telah ditandatangani pada tanggal 27 September 2019, berbarengan dengan peresmian produk cangkul merk BARONG yang diproduksi oleh PT. IBPM di Gresik. Cangkul BARONG merupakan cangkul yang terbuat dari material special grade spring (SUP 9) dengan kapasitas produksi 132.000 pcs per bulan dan akan meningkat terus sesuai dengan permintaan pasar," katanya.
Gati menjelaskan, sebagai tindak lanjut dari PKS tersebut, pada tanggal 27 Nopember 2019, telah dilakukan pengiriman produk cangkul setengah jadi PT. IBPM ke IKM Cangkul di Kota Pasuruan melalui Koperasi Logam Jaya Abadi (Koperasi LJA) sebanyak 432 pcs dari 1.000 pcs yang dipesan.
Selanjutnya, kata dia, dilakukan pengerjaan cangkul oleh 10 IKM anggota Koperasi LJA, sehingga telah tersedia sebanyak 200 pcs cangkul yang telah di-finishing dan siap untuk dipasarkan.
"Pada 16 Desember 2019 telah dikirim sisa pesanan sebanyak 568 pcs cangkul setengah jadi dari PT. IBPM," ujarnya.
Ia menjelaskan, koperasi LJA saat ini terus berupaya untuk memperbaiki proses produksi agar hasil akhirnya menjadi lebih efisien dan cepat.
"Berdasarkan data pada 2017, jumlah IKM perkakas pertanian berjumlah 12.609 unit usaha. Dari data tersebut, jumlah IKM produsen cangkul mencapai 3.000 unit usaha yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.
Adapun sentra utama IKM produsen cangkul berada di 4 provinsi yaitu Jawa Barat (Sentra Pasir Jambu, Cisaat dan Kerawang), Jawa Tengah (Sentra Klaten dan Tegal), Jawa Timur (Sentra Sidoarjo dan Pasuruan) dan Banten (Sentra Baros) dengan total kapasitas produksi sebanyak 517.882 unit per tahun.
Ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT. Indobaja Primamurni yang telah turut andil dalam pemenuhan alat perkakas pertanian, terutama dalam mendukung produksi cangkul bagi IKM melalui penyediaan bahan baku produk setengah.
"Komitmen ini merupakan salah satu langkah nyata untuk memperkuat struktur industri nasional," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Kesuksesan suatu industri saat ini dapat dicapai dengan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kemitraan dengan industri besar adalah salah satu kolaborasi yang dapat dilakukan oleh industri kecil dan menengah," ujar Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka Kemenperin Gati Wibawaningsih melalui keterangan pers, Rabu.
Gati meyakini, melalui perjanjian kerja sama antara PT Indobaja Primamurni dengan Koperasi IKM Logam di Kabupaten Sidoarjo dan Kota Pasuruan memiliki dampak positif yang berkelanjutan, sehingga dapat meningkatkan daya saing industri dalam negeri khususnya IKM.
"Perjanjian Kerja Sama (PKS) ini telah ditandatangani pada tanggal 27 September 2019, berbarengan dengan peresmian produk cangkul merk BARONG yang diproduksi oleh PT. IBPM di Gresik. Cangkul BARONG merupakan cangkul yang terbuat dari material special grade spring (SUP 9) dengan kapasitas produksi 132.000 pcs per bulan dan akan meningkat terus sesuai dengan permintaan pasar," katanya.
Gati menjelaskan, sebagai tindak lanjut dari PKS tersebut, pada tanggal 27 Nopember 2019, telah dilakukan pengiriman produk cangkul setengah jadi PT. IBPM ke IKM Cangkul di Kota Pasuruan melalui Koperasi Logam Jaya Abadi (Koperasi LJA) sebanyak 432 pcs dari 1.000 pcs yang dipesan.
Selanjutnya, kata dia, dilakukan pengerjaan cangkul oleh 10 IKM anggota Koperasi LJA, sehingga telah tersedia sebanyak 200 pcs cangkul yang telah di-finishing dan siap untuk dipasarkan.
"Pada 16 Desember 2019 telah dikirim sisa pesanan sebanyak 568 pcs cangkul setengah jadi dari PT. IBPM," ujarnya.
Ia menjelaskan, koperasi LJA saat ini terus berupaya untuk memperbaiki proses produksi agar hasil akhirnya menjadi lebih efisien dan cepat.
"Berdasarkan data pada 2017, jumlah IKM perkakas pertanian berjumlah 12.609 unit usaha. Dari data tersebut, jumlah IKM produsen cangkul mencapai 3.000 unit usaha yang tersebar di seluruh Indonesia," katanya.
Adapun sentra utama IKM produsen cangkul berada di 4 provinsi yaitu Jawa Barat (Sentra Pasir Jambu, Cisaat dan Kerawang), Jawa Tengah (Sentra Klaten dan Tegal), Jawa Timur (Sentra Sidoarjo dan Pasuruan) dan Banten (Sentra Baros) dengan total kapasitas produksi sebanyak 517.882 unit per tahun.
Ia menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada PT. Indobaja Primamurni yang telah turut andil dalam pemenuhan alat perkakas pertanian, terutama dalam mendukung produksi cangkul bagi IKM melalui penyediaan bahan baku produk setengah.
"Komitmen ini merupakan salah satu langkah nyata untuk memperkuat struktur industri nasional," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019