Rombongan Departemen Kesejahteraan Anak China yang memiliki peranan laiknya Kemensos di Indonesia, Kamis melakukan studi banding penanganan anak integratif di Unit Layanan Terpadu Perlindungan Sosial Anak Integratif (ULT PSAI) Tulungagung, Jawa Timur.
Rombongan dari China yang juga didampingi perwakilan Unicef wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara lebih dulu diterima Sekda Tulungagung Sukaji di Pendopo Kabupaten Tulungagung, sebelum melanjutkan rangkaian kunjungan ke sentra-sentra layanan penanggulangan anak integratif, mulai dari tingkat kabupaten ke percontohan penanganan kesejahteraan anak.
"Kami juga memiliki banyak buruh migran yang keluar dari China. Ini ada kemiripan dengan yang terjadi di Tulungagung. Kami ingin belajar kesejahteraan dan perlindungan anak di Tulungagung untuk bisa dikembangkan di China. Penerapan layanan terintegrasi ini bisa menjadi salah satu solusi," kata Chief of Child Protection Division, Child Welfare Department, Ministry of Civil Affairs China, Yang Jian dikonfirmasi di sela kunjungannya di Tulungagung.
Jian datang secara khusus ke Indonesia ditemani enam stafnya.
Menurutnya, kondisi yang ada di Indonesia memiliki kesamaan, seperti populasi penduduk yang cukup besar dan angka kemiskinan yang juga hampir sama.
Jian juga menjelaskan, kalau selama ini di China banyak regulasi yang mengatur tentang anak. Termasuk mereka yang ada di panti maupun anak disabilitas.
"Populasi kami tinggi, makanya butuh menyelesaikan pekerjaan ini," katanya.
Delegasi dari China tersebut selain diajak berdiskusi secara langsung, juga diajak melihat Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI), rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Iskak, sebagai salah satu institusi yang masuk dalam sistem, serta berkunjung ke desa percontohan penanganan kesejahteraan anak di Desa Kesambi, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung.
Kepala Perwakilan UNICEF wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara, yang ikut mendampingi delegasi mengatakan, komitmen kerjasama yang kuat antarinstitusi di suatu daerah menjadi penentu keberhasilan program perlindungan anak ini.
"Komitmen kerjasama yang kuat ini adalah kunci. Jika semua daerah bisa menerapkan seperti apa yang dilakukan di Tulungagung, maka kami yakin perlindungan terhadap anak-anak Indonesia bisa menjadi lebih baik,” kata Arie Rukmantara.
Dijelaskan, Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) merupakan salah satu model layanan kesejahteraan dan perlindungan anak, yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial bersama UNICEF sejak 2014.
Pada 2016, program ini diujicobakan di lima kabupaten/kota.
Kemudian pada 2018 program ini direplikasi di 111 kabupaten/kota di Indonesia dan dinilai cukup berhasil sehingga menjadi percontohan bagi negara-negara lain atas rekomendasi dan fasilitasi Unicef, lembaga/badan perlindungan dan penanganan anak di bawah PBB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Rombongan dari China yang juga didampingi perwakilan Unicef wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara lebih dulu diterima Sekda Tulungagung Sukaji di Pendopo Kabupaten Tulungagung, sebelum melanjutkan rangkaian kunjungan ke sentra-sentra layanan penanggulangan anak integratif, mulai dari tingkat kabupaten ke percontohan penanganan kesejahteraan anak.
"Kami juga memiliki banyak buruh migran yang keluar dari China. Ini ada kemiripan dengan yang terjadi di Tulungagung. Kami ingin belajar kesejahteraan dan perlindungan anak di Tulungagung untuk bisa dikembangkan di China. Penerapan layanan terintegrasi ini bisa menjadi salah satu solusi," kata Chief of Child Protection Division, Child Welfare Department, Ministry of Civil Affairs China, Yang Jian dikonfirmasi di sela kunjungannya di Tulungagung.
Jian datang secara khusus ke Indonesia ditemani enam stafnya.
Menurutnya, kondisi yang ada di Indonesia memiliki kesamaan, seperti populasi penduduk yang cukup besar dan angka kemiskinan yang juga hampir sama.
Jian juga menjelaskan, kalau selama ini di China banyak regulasi yang mengatur tentang anak. Termasuk mereka yang ada di panti maupun anak disabilitas.
"Populasi kami tinggi, makanya butuh menyelesaikan pekerjaan ini," katanya.
Delegasi dari China tersebut selain diajak berdiskusi secara langsung, juga diajak melihat Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI), rumah sakit umum daerah (RSUD) dr. Iskak, sebagai salah satu institusi yang masuk dalam sistem, serta berkunjung ke desa percontohan penanganan kesejahteraan anak di Desa Kesambi, Kecamatan Bandung, Kabupaten Tulungagung.
Kepala Perwakilan UNICEF wilayah Pulau Jawa, Arie Rukmantara, yang ikut mendampingi delegasi mengatakan, komitmen kerjasama yang kuat antarinstitusi di suatu daerah menjadi penentu keberhasilan program perlindungan anak ini.
"Komitmen kerjasama yang kuat ini adalah kunci. Jika semua daerah bisa menerapkan seperti apa yang dilakukan di Tulungagung, maka kami yakin perlindungan terhadap anak-anak Indonesia bisa menjadi lebih baik,” kata Arie Rukmantara.
Dijelaskan, Pusat Kesejahteraan Sosial Anak Integratif (PKSAI) merupakan salah satu model layanan kesejahteraan dan perlindungan anak, yang dikembangkan oleh Kementerian Sosial bersama UNICEF sejak 2014.
Pada 2016, program ini diujicobakan di lima kabupaten/kota.
Kemudian pada 2018 program ini direplikasi di 111 kabupaten/kota di Indonesia dan dinilai cukup berhasil sehingga menjadi percontohan bagi negara-negara lain atas rekomendasi dan fasilitasi Unicef, lembaga/badan perlindungan dan penanganan anak di bawah PBB. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019