Aparat Kepolisian Resor Kota Kediri, Jawa Timur, memeriksa lima warga sebagai saksi terkait dengan temuan limbah di Kelurahan Blabak, Kota Kediri.

"Kami sudah periksa saksi yang juga menyampaikan sesak napas dan matanya pedih. Kami periksa, minta keterangan. Ada lima saksi, warga semua," kata Kepala Polresta Kediri AKBP Mikro Indrayana di Kediri, Rabu.

Baca juga: Pemkot Kediri tangani aduan pembuangan limbah kertas

Kapolres mengatakan bahwa polisi juga belum bisa memastikan bahan kandungan di limbah tersebut. Namun, saat ini sampel suah diambil, kemudian dilakukan uji laboratorium guna mengetahui dengan pasti kandungan di limbah itu.

"Kami belum bisa sebut bahan apa. Namun, sampel sudah diambil dan dilakukan pengujian barang tersebut. Yang utama adalah mengurangi dampak pengaruh limbah tersebut," kata Kapolres.

Baca juga: Wali Kota Kediri perintahkan lokasi pembuangan limbah ditutup

Polisi juga sudah mengantongi identitas sopir yang mengantarkan limbah tersebut. Selain itu, ada juga beberapa warga lainnya yang diduga terlibat. Identitas mereka sudah diketahui, yakni ada warga dari Kabupaten Kediri dan Kota Kediri.

Sebelumnya, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar memerintahkan penutupan lokasi pembuangan limbah di Kelurahan Blabak dengan terpal dan tanah guna mencegah bau menyengat.

"Kami putuskan dalam jangka waktu terdekat kami tutup dengan terpal dan tanah. Ini untuk sementara, jangka pendek, supaya ketika terkena air tidak mengeluarkan amonia dan asap," kata Wali Kota.

Baca juga: Polisi selidiki dugaan buangan limbah beracun di Tulungagung

Dari laporan yang diterimanya, ada 10 titik pembuangan limbah di lingkungan Pagut dan Bulurejo, Kelurahan Blabak, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri.

Pemkot juga akan melakukan pengecekan terhadap air tanah sehingga bisa diketahui apakah sisa limbah itu berpengaruh pada air tanah atau belum.

Selain itu, pemkot juga sudah memberikan imbauan kepada warga bahwa tidak diperbolehkan menguruk tanah yang dikeruk itu dengan limbah, tetapi harus dengan tanah lagi atau tanah yang bercampur batu.

Di lokasi tempat urukan limbah itu kini sudah dipasang garis polisi.

Bau menyengat juga tercium, bahkan membuat pusing. Warga mengeluhkan mata pedih jika terkena asap dari limbah. Di lokasi itu mengeluarkan semacam asap saat terkena air hujan.

Selain itu, kata dia, tanah di sekitar lokasi juga menjadi tandus. Tidak tampak tanaman yang hidup, padahal tanah di sebelahnya yang belum diuruk dengan limbah itu sangat subur. Terlihat banyak rumput serta tanaman sayur tumbuh baik.

Begitu pula, di sekitar pohon sengon. Beberapa dahan pohon yang di bawahnya, lamnjut dia, terdapat timbunan limbah mendadak kering. Bau menyengat juga tercium, bahkan hingga beberapa meter dari lokasi.

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019