Tiga dosen Universitas Brawijaya (UB) Malang, Jawa Timur, mendorong para peternak sapi perah di Desa Krisik, Kabupaten Blitar untuk menghasilkan susu berstandar nasional Indonesia (SNI).
Dr Tri Eko selaku ketua tim di Malang, Rabu, mengatakan untuk mewujudkan hasil susu sapi perah peternak di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut ber-SNI, ketiga dosen UB Malang itu melakukan pengabdian masyarakat tentang Good Dairy Farming Practices (GDFP) bagi peternak.
Kegiatan penyuluhan tentang GDFP dan pelatihan pengolahan susu agar ber-SNI itu dilakukan oleh Dr Tri Eko Susilorini (Fapet), Dr Kuswati (Fapet), dan Claudia Gadizza Perdani, MSi (FTP).
Dr Tri Eko menjelaskan bahwa Desa Krisik merupakan salah satu sentra produksi susu di Jawa Timur, dengan populasi sapi perah mencapai 3.079 ekor pada 2018.
Sapi-sapi perah tersebut memproduksi susu segar 12.000 liter per hari. "Ini sebuah potensi yang sangat besar. Dari susu segar yang dihasilkan sebanyak itu, bisa dilakukan 'added value' agar menjadi produk olahan untuk menambah pendapatan masyarakat," kata Tri Eko.
Ia mengemukakan susu merupakan bahan pangan yang cepat rusak atau perishable food sehingga penanganan pascapanen harus mendapat perhatian serius, sebab kualitas susu sangat berpengaruh terhadap harga jualnya.
Penyuluhan diikuti 20 peternak. Dalam penyuluhan itu juga dilakukan dengan pemaparan teori praktis dalam beternak, menjaga kesehatan ternak, sanitasi lingkungan, serta proses pemerahan yang benar dan higienis.
"Melalui penyuluhan singkat ini diharapkan peternak dapat menerapkan SOP beternak sapi perah, serta mengetahui cara pemerahan yang benar sehingga memperoleh kualitas dan kuantitas susu sesuai SNI persusuan," kata Tri.
Sementara itu, pelatihan membuat produk olahan susu diikuti oleh 26 ibu-ibu PKK yang merupakan istri peternak sapi perah. Materi yang diberikan meliputi pembuatan susu pasteurisasi, stick susu, dan permen susu. Produk olahan ini dapat meningkatkan nilai jual susu dan memiliki daya simpan lebih panjang dibanding susu segar.
Selain itu, lanjutnya, pengolahan susu menjadi pangan olahan itu juga dapat menambah pendapatan keluarga peternak, bahkan mampu menciptakan kemandirian peternak dengan menghasilkan susu yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) sesuai standar kualitas industri pengolahan susu (IPS).
"Harapan kami dengan penyuluhan kepada peternak dan pelatihan membuat produk olahan berbahan baku susu segar ini, selain menambah pengetahuan dan ilmu para peternak dalam proses pemerahan susu sapi, juga bisa menambah pendapatan peternak melalui produk olahan turunan dari bahan baku susu segar," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Dr Tri Eko selaku ketua tim di Malang, Rabu, mengatakan untuk mewujudkan hasil susu sapi perah peternak di Desa Krisik, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar tersebut ber-SNI, ketiga dosen UB Malang itu melakukan pengabdian masyarakat tentang Good Dairy Farming Practices (GDFP) bagi peternak.
Kegiatan penyuluhan tentang GDFP dan pelatihan pengolahan susu agar ber-SNI itu dilakukan oleh Dr Tri Eko Susilorini (Fapet), Dr Kuswati (Fapet), dan Claudia Gadizza Perdani, MSi (FTP).
Dr Tri Eko menjelaskan bahwa Desa Krisik merupakan salah satu sentra produksi susu di Jawa Timur, dengan populasi sapi perah mencapai 3.079 ekor pada 2018.
Sapi-sapi perah tersebut memproduksi susu segar 12.000 liter per hari. "Ini sebuah potensi yang sangat besar. Dari susu segar yang dihasilkan sebanyak itu, bisa dilakukan 'added value' agar menjadi produk olahan untuk menambah pendapatan masyarakat," kata Tri Eko.
Ia mengemukakan susu merupakan bahan pangan yang cepat rusak atau perishable food sehingga penanganan pascapanen harus mendapat perhatian serius, sebab kualitas susu sangat berpengaruh terhadap harga jualnya.
Penyuluhan diikuti 20 peternak. Dalam penyuluhan itu juga dilakukan dengan pemaparan teori praktis dalam beternak, menjaga kesehatan ternak, sanitasi lingkungan, serta proses pemerahan yang benar dan higienis.
"Melalui penyuluhan singkat ini diharapkan peternak dapat menerapkan SOP beternak sapi perah, serta mengetahui cara pemerahan yang benar sehingga memperoleh kualitas dan kuantitas susu sesuai SNI persusuan," kata Tri.
Sementara itu, pelatihan membuat produk olahan susu diikuti oleh 26 ibu-ibu PKK yang merupakan istri peternak sapi perah. Materi yang diberikan meliputi pembuatan susu pasteurisasi, stick susu, dan permen susu. Produk olahan ini dapat meningkatkan nilai jual susu dan memiliki daya simpan lebih panjang dibanding susu segar.
Selain itu, lanjutnya, pengolahan susu menjadi pangan olahan itu juga dapat menambah pendapatan keluarga peternak, bahkan mampu menciptakan kemandirian peternak dengan menghasilkan susu yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) sesuai standar kualitas industri pengolahan susu (IPS).
"Harapan kami dengan penyuluhan kepada peternak dan pelatihan membuat produk olahan berbahan baku susu segar ini, selain menambah pengetahuan dan ilmu para peternak dalam proses pemerahan susu sapi, juga bisa menambah pendapatan peternak melalui produk olahan turunan dari bahan baku susu segar," ucapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019