Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Kabupaten Mojokerto, meninjau temuan situs berupa tumpukan batu bata merah dan sumur yang berada di wilayah Kecamatan Sedati, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.
Nugroho selaku arkeolog dari BPCB Trowulan di Sidoarjo, Selasa, mengatakan, di lokasi situs tersebut diprediksi merupakan sebuah permukiman karena struktur lapisan batu batanya tidak begitu banyak, hanya tiga sampai dengan empat lapis.
"Kami memprediksikan itu sebuah permukiman dan lokasinya cukup luas," katanya.
Baca juga: BPCB Trowulan siapkan ekskavasi lanjutan Situs Sekaran di Malang
Ia mengatakan, lokasi situs yang berada di areal pertambakan membuat sebagian peninggalan itu banyak yang rusak karena terkikis oleh peradaban.
"Tidak jauh dari lokasi pondasi batu bata juga ditemukan sumur. Dan kami yakin ada beberapa sumur. Namun sumur itu entah masih ada atau tidak," katanya.
Baca juga: BPCP teliti temuan struktur bangunan situs di Blitar
Nugroho masih belum tahu apakah bisa dilakukan eskavasi atau tidak, karena lokasi temuan struktur batu bata itu mepet dengan permukiman warga.
"Kami dalami dulu karena untuk melakukan proses eskavasi harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sidoarjo," katanya.
Baca juga: BPCB: Situs Watesari Sidoarjo bisa menjadi wisata purbakala
Ia mengatakan, selain tumpukan batu bata, pada lokasi itu juga ditemukan berapa tembikar tipis yang diduga berasal dari abad 12 sampai dengan abad 14.
"Kami juga menemukan tembikar seperti itu dan sama dengan yang sudah kami temukan di Trowulan sebelumnya," katanya.
Baca juga: BPCB pastikan temuan situs saluran air merupakan petirtaan Kerajaan Majapahit
Sebelumnya, warga masyarakat Sedati menemukan situs berupa tumpukan batu bata merah yang berada di pinggir areal pertambakan.
Selain tumpukan batu bata, sekitar 500 meter ke arah selatan dari temuan pertama juga ditemukan sumur tua. Bahkan pecahan tembikar juga banyak ditemukan di sekitar sumur yang diduga peninggalan sejarah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Nugroho selaku arkeolog dari BPCB Trowulan di Sidoarjo, Selasa, mengatakan, di lokasi situs tersebut diprediksi merupakan sebuah permukiman karena struktur lapisan batu batanya tidak begitu banyak, hanya tiga sampai dengan empat lapis.
"Kami memprediksikan itu sebuah permukiman dan lokasinya cukup luas," katanya.
Baca juga: BPCB Trowulan siapkan ekskavasi lanjutan Situs Sekaran di Malang
Ia mengatakan, lokasi situs yang berada di areal pertambakan membuat sebagian peninggalan itu banyak yang rusak karena terkikis oleh peradaban.
"Tidak jauh dari lokasi pondasi batu bata juga ditemukan sumur. Dan kami yakin ada beberapa sumur. Namun sumur itu entah masih ada atau tidak," katanya.
Baca juga: BPCP teliti temuan struktur bangunan situs di Blitar
Nugroho masih belum tahu apakah bisa dilakukan eskavasi atau tidak, karena lokasi temuan struktur batu bata itu mepet dengan permukiman warga.
"Kami dalami dulu karena untuk melakukan proses eskavasi harus mendapatkan persetujuan dari pemerintah daerah dalam hal ini Pemerintah Kabupaten Sidoarjo," katanya.
Baca juga: BPCB: Situs Watesari Sidoarjo bisa menjadi wisata purbakala
Ia mengatakan, selain tumpukan batu bata, pada lokasi itu juga ditemukan berapa tembikar tipis yang diduga berasal dari abad 12 sampai dengan abad 14.
"Kami juga menemukan tembikar seperti itu dan sama dengan yang sudah kami temukan di Trowulan sebelumnya," katanya.
Baca juga: BPCB pastikan temuan situs saluran air merupakan petirtaan Kerajaan Majapahit
Sebelumnya, warga masyarakat Sedati menemukan situs berupa tumpukan batu bata merah yang berada di pinggir areal pertambakan.
Selain tumpukan batu bata, sekitar 500 meter ke arah selatan dari temuan pertama juga ditemukan sumur tua. Bahkan pecahan tembikar juga banyak ditemukan di sekitar sumur yang diduga peninggalan sejarah.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019