Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengingatkan para kepala desa yang terpilih pada pilkades serentak 2019 mengenai pentingnya penguatan sumber daya manusia (SDM) dari tingkat desa.
"Sekarang visi membangun bukan hanya infrastruktur fisik, tapi mempersiapkan SDM unggul untuk masa depan generasi yang berkualitas. Kunci SDM unggul bukan hanya masalah pendidikan, tapi juga kesehatan yang dimulai dengan asupan gizi sejak dalam kandungan," kata Bupati Anas dalam sambutannya saat pelantikan 128 kades terpilih di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa penguatan SDM telah menjadi program kerja daerah yang selaras dengan program nasional dari Presiden Joko Widodo, oleh karena itu, Azwar Anas meminta kepala turut mendukung program tersebut.
Program One Student One Client, ujarnya, kini tengah digeber Banywuangi. Di mana satu mahasiswa kesehatan mendampingi satu orang ibu hamil untuk memantau kesehatan hingga masa nifas dan menyusui.
"Program ini basis datanya didapat dari puskesmas. Untuk itu, ibu hamil perlu diajak secara aktif untuk datang ke puskesmas. Dari puskesmas, mahasiswa yang ada bisa memantau rutin ibu-ibu hamil dan anggota keluarganya yang lain. Sehingga resiko kehamilan dan penyakit lainnya bisa diminimalisir," paparnya.
Menurut Anas, program-program inovasi itu merupakan ikhtiar untuk menjamin kecukupan gizi anak.
"Karena 1.000 hari pertama kehidupan sejak awal embrio sampai dua tahun adalah window of opportunity, fase terpenting kehidupan manusia. Begitu ada keliru, bisa memengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Saya minta desa juga memperhatikan hal ini," tuturnya.
Kata Anas, memperkuat SDM daerah juga dilakukan dengan memastikan setiap anak mendapatkan hak yang sama dalam mengenyam pendidikan.
Kepala desa, lanjut dia, harus bisa memastikan bahwa tidak ada anak putus sekolah yang tidak diurus di wilayahnya. Banyuwangi sendiri mempunyai program Beasiswa hingga Satgas Garda Ampuh yang memburu anak putus sekolah agar bisa bersekolah kembali.
"Cari masalahnya kenapa sampai anak putus sekolah. Lalu koordinasi dengan sekolah, kecamatan serta pemkab. Semua ada solusinya, selama kades ada upaya," ucapnya.
Bupati Anas mengatakan, jika program-program tersebut tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya kepemimpinan yang kuat. Untuk bisa menjadi pemimpin yang kuat, kepala desa tidak takut membuat sebuah keputusan selama untuk kepentingan warga yang lebih besar.
"Selama mengacu kepada kemaslahatan yang lebih besar, jangan ragu. Jangan takut dirasani. Jadi pemimpin juga harus detail. Jika detail akan mudah dieksekusi serta dapat diukur dengan jelas capaiannya," ujarnya.
Bupati Banyuwangi dua periode itu juga menyinggung soal pengembangan pariwisata di desa. Di tengah kelesuan ekonomi global dan nasional, kata Anas, pariwisata menjadi sektor yang dinilai mampu mendongkrak perekonomian dari hulu hingga hilir.
"Kami mengharapkan satu desa ada satu destinasi wisata yang berbasis dengan potensi desa masing-masing. Pariwisata telah terbukti mampu mendongkrak ekonomi Banyuwangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Sekarang visi membangun bukan hanya infrastruktur fisik, tapi mempersiapkan SDM unggul untuk masa depan generasi yang berkualitas. Kunci SDM unggul bukan hanya masalah pendidikan, tapi juga kesehatan yang dimulai dengan asupan gizi sejak dalam kandungan," kata Bupati Anas dalam sambutannya saat pelantikan 128 kades terpilih di Pendopo Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Rabu.
Ia menyampaikan bahwa penguatan SDM telah menjadi program kerja daerah yang selaras dengan program nasional dari Presiden Joko Widodo, oleh karena itu, Azwar Anas meminta kepala turut mendukung program tersebut.
Program One Student One Client, ujarnya, kini tengah digeber Banywuangi. Di mana satu mahasiswa kesehatan mendampingi satu orang ibu hamil untuk memantau kesehatan hingga masa nifas dan menyusui.
"Program ini basis datanya didapat dari puskesmas. Untuk itu, ibu hamil perlu diajak secara aktif untuk datang ke puskesmas. Dari puskesmas, mahasiswa yang ada bisa memantau rutin ibu-ibu hamil dan anggota keluarganya yang lain. Sehingga resiko kehamilan dan penyakit lainnya bisa diminimalisir," paparnya.
Menurut Anas, program-program inovasi itu merupakan ikhtiar untuk menjamin kecukupan gizi anak.
"Karena 1.000 hari pertama kehidupan sejak awal embrio sampai dua tahun adalah window of opportunity, fase terpenting kehidupan manusia. Begitu ada keliru, bisa memengaruhi perkembangan anak selanjutnya. Saya minta desa juga memperhatikan hal ini," tuturnya.
Kata Anas, memperkuat SDM daerah juga dilakukan dengan memastikan setiap anak mendapatkan hak yang sama dalam mengenyam pendidikan.
Kepala desa, lanjut dia, harus bisa memastikan bahwa tidak ada anak putus sekolah yang tidak diurus di wilayahnya. Banyuwangi sendiri mempunyai program Beasiswa hingga Satgas Garda Ampuh yang memburu anak putus sekolah agar bisa bersekolah kembali.
"Cari masalahnya kenapa sampai anak putus sekolah. Lalu koordinasi dengan sekolah, kecamatan serta pemkab. Semua ada solusinya, selama kades ada upaya," ucapnya.
Bupati Anas mengatakan, jika program-program tersebut tidak akan bisa terlaksana tanpa adanya kepemimpinan yang kuat. Untuk bisa menjadi pemimpin yang kuat, kepala desa tidak takut membuat sebuah keputusan selama untuk kepentingan warga yang lebih besar.
"Selama mengacu kepada kemaslahatan yang lebih besar, jangan ragu. Jangan takut dirasani. Jadi pemimpin juga harus detail. Jika detail akan mudah dieksekusi serta dapat diukur dengan jelas capaiannya," ujarnya.
Bupati Banyuwangi dua periode itu juga menyinggung soal pengembangan pariwisata di desa. Di tengah kelesuan ekonomi global dan nasional, kata Anas, pariwisata menjadi sektor yang dinilai mampu mendongkrak perekonomian dari hulu hingga hilir.
"Kami mengharapkan satu desa ada satu destinasi wisata yang berbasis dengan potensi desa masing-masing. Pariwisata telah terbukti mampu mendongkrak ekonomi Banyuwangi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019