Kepolisian Daerah Jawa Timur menemukan adanya dugaan ketidaksesuaian spesifikasi pada konstruksi bangunan SDN Gentong, Kota Pasuruan, yang atapnya ambruk sehingga mengakibatkan dua orang meninggal dunia serta belasan siswa mengalami luka-luka.

"Tim Laboratorium Forensik Polda Jatim memeriksa tiga poin utama penyebab ambruknya atap sekolah, yakni konstruksi bangunan, material bangunan, dan apa yang terjadi saat itu," kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Rabu.

Baca juga: Polisi: Pemeriksaan saksi kasus atap sekolah ambruk tunggu hasil labfor

Dari pemeriksaan sekolah ambruk itu, kata Barung, tim labfor telah mendapatkan data-data awal penyebab penyangga dari atap sekolah roboh sehingga mengakibatkan adanya korban jiwa.

"Misalnya, material yang seharusnya A, tetapi material yang dipakai B. Kemudian struktur bangunan yang seharusnya kokoh, lapuk sekali. Artinya bahwa dalam kondisi itu harusnya pemasangan-pemasangan tertentu lebih kokoh," katanya.

Setelah mendapatkan data sekolah ambruk tersebut, selanjutnya polisi akan melakukan pemeriksaan terhadap dua pihak, yakni perencana dan pelaksana.

Baca juga: Kasus sekolah ambruk, bukti Pemkot Pasuruan tak berpihak pendidikan
 
Anggota tim labfor Polda Jatim melakukan olah TKP kelas yang ambruk di Sekolah Dasar (SD) Negeri Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (5/11/2019). Olah TKP tersebut untuk mengetahui penyebab runtuhnya atap gedung yang menewaskan dua orang dan 11 orang lainnya terluka. (ANTARA Jatim/Umarul Faruq)


Barung menjelaskan, pelaksana yang dimaksud adalah pelaksana pembangunan. Sedangkan untuk saksi, keterangannya sudah diambil di TKP.

"Pelaksana pembangunan menyangkut tentang siapa yang mengerjakan itu, siapa yang melakukan pemborongan itu, itu pelaksana, siapa yang mengawasi," ujar Kabid Humas.

Baca juga: Polda Jatim akan ambil alih penanganan kasus atap sekolah ambruk

Selanjutnya, polisi juga akan memeriksa siapa yang melakukan perencanaan, apakah di Dinas Pendidikan Kota Pasuruan atau Dinas Pekerjaan Umum setempat.

"Ini akan dilakukan kroscek oleh (Polres) Pasuruan Kota. Perkembangan ini saya belum keluarkan hasil labfor, karena untuk kepentingan penyidikan dan penyelidikan," kata Barung.

"Kalau nanti kita sudah mendapatkan perbandingan perencanaan dan pelaksanaan ini, barulah kita keluarkan untuk diketahui oleh publik, karena ini menyangkut perhatian publik dan korban yang cukup banyak," tambahnya.

Sebanyak dua orang meninggal dunia terdiri dari satu siswa dan seorang guru, serta belasan siswa lainnya mengalami luka-luka akibat tertimpa reruntuhan material atap SDN Gentong, Kecamatan Gadingrejo, Kota Pasuruan, yang ambruk pada Selasa pukul 08.30 WIB.

Gedung sekolah yang ambruk berada di bagian depan, terdiri dari empat kelas yakni kelas 2 A dan B, serta kelas 5 A dan B.

Pewarta: Willy Irawan

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019