Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, mulai memperbaiki jalan rusak menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Segawe.
Namun, aktivitas perbaikan jalan rusak menuju TPA Segawe tidak dilakukan sekaligus, melainkan pada titik-titik badan jalan yang mengalami kerusakan.
"Sejak kemarin lusa (29/10) sebenarnya sudah langsung dilakukan penambalan pada badan jalan yang berlubang," kata Kepala UPT Dinas PUPR Wilayah Kauman, Wijang Brahmantoro, di Tulungagung, Kamis.
Baca juga: Protes jalan rusak, warga empat desa segel TPA Segawe Tulungagung
Ia mengatakan, perbaikan menyeluruh jalan rusak menuju TPA Segawe memang tidak bisa dikerjakan tahun ini, karena kegiatan tersebut belum masuk pos anggaran induk maupun APBD perubahan atau PAK (Perubahan Anggaran Keuangan).
Sebagai solusi, menyusul aksi massa warga empat desa di sekitar TPA Segawe, Pemkab Tulungagung bersama unsur legislatif memutuskan untuk melakukan kegiatan penambalan terlebih dahulu.
"Ya sementara baru dilakukan penanganan darurat, yakni dengan menutupi lubang dan kerusakan jalan di jalur menuju TPA. Ini tindak lanjut sebagaimana hasil negosiasi dengan warga," katanya.
Baca juga: TPA Tulungagung diblokade warga, 90 ton sampah "tertahan"
Untuk itu, pihaknya saat ini hanya melakukan penambalan dengan beton cor di beberapa titik yang mengalami kerusakan cukup parah.
Wijang memastikan pekerjaan utama berupa peningkatan jalan baru akan terlaksana pada 2020.
Untuk kegiatan penambalan menggunakan teknik cor beton itu diperkirakan volume material yang dibutuhkan hanya sekitar enam meter kubik.
Ia mengharapkan proses penambalan jalan bisa mempermudah pekerjaan besar peningkatan jalan pada tahun depan. Untuk itu, masyarakat diminta bersabar.
"Sudah ada perencanaannya, tahun depan langsung dilelang dan dikerjakan di lapangan," katanya.
Aktivitas TPA Segawe lumpuh total pada Selasa (29/10). Hal itu dipicu penyegelan oleh warga tiga desa, yakni Segawe, Penjor, Gambiran dan Karanganom yang merasa jengah atas rusaknya kondisi jalan kabupaten yang di daerah tersebut.
Kerusakan yang muncul sejak empat tahun silam itu terkesan dibiarkan tanpa ada penanganan. Akibatnya, sering membahayakan para pengguna jalan yang melintasi area itu, baik yang hendak menuju Pagerwojo maupun Tulungagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Namun, aktivitas perbaikan jalan rusak menuju TPA Segawe tidak dilakukan sekaligus, melainkan pada titik-titik badan jalan yang mengalami kerusakan.
"Sejak kemarin lusa (29/10) sebenarnya sudah langsung dilakukan penambalan pada badan jalan yang berlubang," kata Kepala UPT Dinas PUPR Wilayah Kauman, Wijang Brahmantoro, di Tulungagung, Kamis.
Baca juga: Protes jalan rusak, warga empat desa segel TPA Segawe Tulungagung
Ia mengatakan, perbaikan menyeluruh jalan rusak menuju TPA Segawe memang tidak bisa dikerjakan tahun ini, karena kegiatan tersebut belum masuk pos anggaran induk maupun APBD perubahan atau PAK (Perubahan Anggaran Keuangan).
Sebagai solusi, menyusul aksi massa warga empat desa di sekitar TPA Segawe, Pemkab Tulungagung bersama unsur legislatif memutuskan untuk melakukan kegiatan penambalan terlebih dahulu.
"Ya sementara baru dilakukan penanganan darurat, yakni dengan menutupi lubang dan kerusakan jalan di jalur menuju TPA. Ini tindak lanjut sebagaimana hasil negosiasi dengan warga," katanya.
Baca juga: TPA Tulungagung diblokade warga, 90 ton sampah "tertahan"
Untuk itu, pihaknya saat ini hanya melakukan penambalan dengan beton cor di beberapa titik yang mengalami kerusakan cukup parah.
Wijang memastikan pekerjaan utama berupa peningkatan jalan baru akan terlaksana pada 2020.
Untuk kegiatan penambalan menggunakan teknik cor beton itu diperkirakan volume material yang dibutuhkan hanya sekitar enam meter kubik.
Ia mengharapkan proses penambalan jalan bisa mempermudah pekerjaan besar peningkatan jalan pada tahun depan. Untuk itu, masyarakat diminta bersabar.
"Sudah ada perencanaannya, tahun depan langsung dilelang dan dikerjakan di lapangan," katanya.
Aktivitas TPA Segawe lumpuh total pada Selasa (29/10). Hal itu dipicu penyegelan oleh warga tiga desa, yakni Segawe, Penjor, Gambiran dan Karanganom yang merasa jengah atas rusaknya kondisi jalan kabupaten yang di daerah tersebut.
Kerusakan yang muncul sejak empat tahun silam itu terkesan dibiarkan tanpa ada penanganan. Akibatnya, sering membahayakan para pengguna jalan yang melintasi area itu, baik yang hendak menuju Pagerwojo maupun Tulungagung.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019