Sebanyak empat kecamatan di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, mengalami kekeringan pada musim kemarau yang diproyeksikan akan berlangsung hingga September 2019.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Malang Bambang Istiawan mengatakan bahwa empat kecamatan tersebut adalah Sumberpucung, Sumawe, Donomulyo, dan Pagak.
"Ada empat wilayah yang mengalami kekeringan, kami sudah melakukan dropping air bersih ke wilayah-wilayah tersebut," kata Bambang kepada ANTARA di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Kamis (29/8).
Bambang menambahkan, dalam menghadapi musim kemarau yang terbilang cukup panjang di wilayah Kabupaten Malang tersebut, pihaknya telah memasok kebutuhan air warga.
Hingga saat ini, pihaknya terus melakukan pemantauan di berbagai wilayah yang berpotensi terjadi kekeringan. "Pemantauan kami lakukan di 19 desa yang tersebar di sembilan kecamatan di Kabupaten Malang," kata Bambang.
Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Karangkates Musripan mengatakan bahwa, saat ini merupakan puncak musim kemarau. Diperkirakan, musim hujan akan dimulai pada Oktober 2019.
"Awal musim hujan diperkirakan pada Oktober 2019, dan sebagian besar lainnya pada November," kata Musripan.
Ia menjelaskan, musim hujan pada 2019 umumnya mundur jika dibandingkan dengan periode selama 30 tahun ke belakang. Curah hujan diperkirakan berkisar antara 1.001 hingga 1.500 milimeter.
Kabupaten Malang merupakan wilayah kabupaten yang memiliki luas mencapai 2.977,05 kilometer persegi, atau terbesar kedua di Provinsi Jawa Timur setelah Kabupaten Banyuwangi, yang terdiri dari 33 kecamatan, 378 desa dan 12 kelurahan.
Potensi kekeringan ekstrim atau lebih dari 60 hari, diperkirakan terjadi di dua desa, yakni, Desa Clumprit, Kecamatan Pagelaran, dan Desa Kemulan, Kecamatan Turen.
Selain itu, ada lebih dari tujuh titik di Kabupaten Malang yang diperkirakan berpotensi mengalami kekeringan panjang tanpa hujan berkisar antara 31 hari hingga 60 hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019