Polisi menjemput istri dan tiga anak pelaku penyerangan terhadap anggota Polsek Wonokromo, Ajun Inspektur Satu Agus Sumartono berinisial IM, di kawasan Sidosermo, Surabaya, Sabtu.
Selain itu, saat menggeledah kos pelaku, polisi juga mengamankan laptop, kertas dan ponsel milik pelaku.
Ketua RT 03, RW 02 Sidosermo, Ainul Arif mengatakan perilaku pelaku IM memang berubah sejak setahun lalu.
Arif mengemukakan IM sehari-harinya berjualan makanan ringan di sebuah sekolah di kawasan Sidosermo.
"Kesehariannya biasa saja. Dia itu jualan sempol sama kirim krupuk makeroni di sini. Muter-muter jualan. Anaknya juga sekolah di sini," ujarnya.
AM, lanjut dia, dinilai berubah lebih tertutup ketika mengikuti suatu kegiatan pengajian. Istrinya yang suka bergaul pun juga ikutan tertutup.
"Kan semenjak ikut jemaah itu dia tertutup. Dulu dia sering jalan-jalan ke sini bersama istrinya. Setelah istrinya bercadar dan ikut itu, ya jarang maksudnya setelah jualan masuk," ucapnya.
Ainul menyampaikan, selama ini dirinya tidak pernah melihat adanya gerak-gerik mencurigakan, tamu atau orang-orang berkumpul di tempat tinggal IM.
"Oh gak ada, di sini gak pernah klo ada pasti RT tahu duluan. Gak ada tamu sama sekali.
Kalau kumpulnya mungkin di luar saya gak tahu. Klo di sini gak ada sama sekali," katanya.
Mengenai pengajian apa yang diikuti pelaku IM, Ainul mengaku tidak mengetahuinya. Ainul hanya mengetahui, jika pria yang tinggal di daerah itu selama lima tahun telah berubah sejak setahun lalu.
"Istri dulu waktu belum pakai cadar bergaul. Setelah ikut jamaah itu ya gak pernah keluar," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Selain itu, saat menggeledah kos pelaku, polisi juga mengamankan laptop, kertas dan ponsel milik pelaku.
Ketua RT 03, RW 02 Sidosermo, Ainul Arif mengatakan perilaku pelaku IM memang berubah sejak setahun lalu.
Arif mengemukakan IM sehari-harinya berjualan makanan ringan di sebuah sekolah di kawasan Sidosermo.
"Kesehariannya biasa saja. Dia itu jualan sempol sama kirim krupuk makeroni di sini. Muter-muter jualan. Anaknya juga sekolah di sini," ujarnya.
AM, lanjut dia, dinilai berubah lebih tertutup ketika mengikuti suatu kegiatan pengajian. Istrinya yang suka bergaul pun juga ikutan tertutup.
"Kan semenjak ikut jemaah itu dia tertutup. Dulu dia sering jalan-jalan ke sini bersama istrinya. Setelah istrinya bercadar dan ikut itu, ya jarang maksudnya setelah jualan masuk," ucapnya.
Ainul menyampaikan, selama ini dirinya tidak pernah melihat adanya gerak-gerik mencurigakan, tamu atau orang-orang berkumpul di tempat tinggal IM.
"Oh gak ada, di sini gak pernah klo ada pasti RT tahu duluan. Gak ada tamu sama sekali.
Kalau kumpulnya mungkin di luar saya gak tahu. Klo di sini gak ada sama sekali," katanya.
Mengenai pengajian apa yang diikuti pelaku IM, Ainul mengaku tidak mengetahuinya. Ainul hanya mengetahui, jika pria yang tinggal di daerah itu selama lima tahun telah berubah sejak setahun lalu.
"Istri dulu waktu belum pakai cadar bergaul. Setelah ikut jamaah itu ya gak pernah keluar," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019