Sejumlah mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) yang melakukan kuliah kerja nyata (KKN) di Kabupaten Malang berupaya untuk meningkatkan nilai jual kopi yang dihasilkan petani setempat dengan mengedukasi (melatih) mereka mengolah kopi dengan inovasi-inovasi kekinian.

Koordinator bidang Ekonomi dan Kewirausahaan KKN 105 UMM di Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang Muhammad Faizal Anshori, Rabu, mengemukakan selama ini petani kopi di Ngantang menjual hasil panen kopinya secara gelondongan (borongan) sehingga nilai jualnya murah.

Padahal, kata Anshori, petani bisa menjual hasil panen kopinya dengan harga tinggi melalui berbagai produk inovatif olahan kopi. "Potensi produk olahan kopi ini cukup bagus dan harga jualnya juga tinggi dibanding ketika dijual gelondongan," kata Anshori.

Melihat permasalahan ini, pihaknya berinisiatif untuk membuat inovasi olahan kopi agar produk yang dihasilkan petani memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Ia mengatakan untuk meningkatkan nilai jual kopi tersebut, bersama rekan satu tim KKN 105 mengadakan penyuluhan dan pelatihan terkait produk olahan kopi melalui kreasi olahan kopi inovatif.

Tidak hanya kerupuk kopi, berbagai potensi dan inovasi produk olahan kopi juga coba dibuat, seperti mie kopi, nasi goreng kopi, sabun kopi, selai kopi hingga masker kopi.

Selain membuat berbagai produk olahan kopi, katanya, pihaknya juga melakukan analisa usaha produk olahan kopi tersebut. "Olahan produk kopi ini diberi merek KOPIN singkatan dari Kopi Inspiratif Ngantang," paparnya.

Dengan merek KOPIN, Faiz berharap warga Dusun Ganten, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang ini bisa terus berinovasi untuk membuat olahan kopi yang unik dan inspiratif, sehingga produk olahan kopi bisa menjadi produk khas daerah itu, khususnya melalui inovasi kerupuk kopi.

Untuk memberikan nilai tambah produk kerupuk kopi tersebut, lanjut Anshori, dilakukan pengemasan dan pemberian label produk sehingga kerupuk kopi lebih memiliki daya tarik.

Sementara itu, Koordinator Desa KKN 105 UMM,Angga Pratama Fikri mengaku warga Dusun Ganten terutama ibu-ibu sangat antusias mengikuti penyuluhan produk olahan kopi.

"Kami berharap penyuluhan sekaligus praktik ini bisa meningkatkan perekonomian warga dan tidak hanya berhenti pada penyuluhan saja, tapi tetap berlanjut meskipun program KKN berakhir," katanya.

Kecamatan Ngantang merupakan salah satu daerah penghasil kopi yang cukup melimpah di Kabupaten Malang. Pada tahun 2017, produksi kopi di kecamatan itu mencapai 348 ton biji kopi.

Kepala Dusun Ganten, Desa Tulung Rejo, Kecamatan Ngantang Sugiati mengaku dusun yang ia pimpin menghasilkan lebih dari 100 ton kopi setiap tahun, namun biji kopi tersebut hanya dijual secara gelondongan (borongan) dengan harga yang relatif murah. (*)
 

Pewarta: Endang Sukarelawati

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019