Ratusan pejabat dan warga menari "langen beksan" bersama, mengiringi acara puluncuran kerja sama antara ppaguyuban BUMDes se-Kabupaten Pacitan, Jawa Timur dengan dua perusahaan swasta lokal dalam pengembangan ekonomi kreatif masyarakat desa setempat, Rabu.

Acara yang diselenggarakan oleh Camat Kebonagung dan difasilitasi Bagian Perekonomian Sekretariat Daerah dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Pacitan itu berlangsung meriah.

Sejak dibuka secara resmi oleh Wakil Bupati Yudi Sumbogo, acara diawali dengan aksi menari 'langen beksan' bersama ratusan pejabat dan warga seiring ditandatanganinya nota kesepahaman antara PT Mitra BUMDes Nusantara dengan PT Agung Jaya Abadi Kebonagung.

"Peresmian kerja sama dikemas lain daripada yang lain, yakni dalam bentuk pameran UMKM sekaligus kegiatan pelestarian kesenian dan penampilan seni budaya dari berbagai desa di Pàcitan," kata Sumbogo.

Turut hadir dalam acara itu Dirjen BUMDes dari Jakarta, asisten I dan II Setda Kabupaten Pacitan, sejumlah pejabat OPD, forum kepala desa dan BUMDes se-Kecamatan Kebonagung.

Mereka semua mengenakan pakai adat Jawa dan mengalungi sampur (kain selendang) untuk mengikuti tari Langen Beksan khas Pacitan.

"Langen beksan dikenal luas oleh masyarakat Pacitan namun tidak semua orang mau menari Langen beksan di tempat tempat terbuka. Langen Beksan juga bisa di identikkan dengan istilah tayub, di beberapa daerah lain," katanya.

Dijelaskan, tayub sendiri bagi sebagian masyarakat diartikan sebagai ditata supaya guyub (ditata agar rukun).

Tayub merupakan kesenian Jawa yang berkembang di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang menampilkan gerak tari mengikuti alunan lagu/langgam yang ditembangkan oleh sinden dengan diiringi oleh para pengrawit (penabuh gamelan).

Langgam 'jineman uler kambang" sering digunakan sebagai gending atau lagu pembuka dalam peluncuran/peresmian kerjasama antara jaringan BUMDes yang selanjutnya dimainkan lagu-lagu Jawa klasik lainnya, seperti Sinom Parijothom Sinom Nyamat dan Pangkur Palaran.

Langen beksan memberikan warna yang berbeda karena filosofi guyup rukun menjadi spirit kerja sama antarperusahaan yang menaungi BUMDes.

Yudi Sumbogo dalam komentarnya kepada awak media menyampaikan, "Pacitan kaya dengan potensi alam mulai dari kopi kakau batu alam dan tempat tempat wisata yang di kelolan oleh BUMDes sudak semestinya saling bekerjasama dan menguntungkan buat masyarakat dan pertumbuhan ekonomi Pacitan. Kami-kami dari pemerintah tinggal memfasilitasi seperti ini," katanya.

Acara yang di gelar sehari semalam itu cukup meriah dan dihadiri banyak masyarkat tidak hanya terlibat menari "langen beksan" bersama.

Mereka mengunjungi stan-stan kreatif dari para pelaku UMKM dan BUMDes se-Kabupaten Pacitan. Produk kratif yang dipamerkan mulai sari olahan makanan, kerajinan unggulan, batik serta barang kebutuhan rumah tangga yang di produkai oleh masing-masing BUMDes se-Pacitan seakan memjadi ajang ruang pamer bagi BUMDes Kreatif Pacitan. 
 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019