Aparat Kepolisian Resor Kota Blitar, Jawa Tmur masih menunggu hasil uji laboratorium terkait kejadian keracunan makanan hingga menyebabkan seorang warga meninggal dunia.
"Tadi sudah diinterogasi dan kami masih menunggu hasil uji laboratorium," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar AKP Heri Sugiono saat dikonfirmasi, Sabtu.
Ia mengatakan, anggotanya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk di lokasi hajatan tersebut digelar. Namun, polisi juga berencana memanggil kembali pemilik rumah untuk acara kenduri itu, guna keperluan kelengkapan berkas.
Sebelumnya, seorang warga Kota Blitar diketahui meninggal dunia diduga keracunan makanan, setelah makan bersama dalam acara kenduri 100 hari wafatnya tetangga.
Korban bernama Darsono (64), warga Jalan Kurma, Kelurahan/kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar tidak dapat tertolong setelah berusaha diobati ke dokter.
Sudarminto, salah seorang perangkat di Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar mengatakan awalnya ia dengan puluhan tetangganya mendapatkan undangan acara kenduri tersebut pada Jumat (2/8). Di tempat tersebut, ia dengan warga disuguhi makanan berupa rawon dan aneka jajanan untuk dibawa pulang.
"Ada kegiatan tahlil dan yasinan dan ketika sudah selesai makan nasi rawon. Akhirnya warga sini banyak yang mual, panas dingin, buang air besar hingga muntah," katanya.
Baca juga: Seorang warga Blitar meninggal diduga keracunan makanan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Mukhlis mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pada warga yang diduga mengalami keracunan tersebut. Mereka juga sudah mendapatkan perawatan dari tim medis.
Atas korban yang meninggal dunia, pihaknya juga masih melakukan penelitian lebih intensif, termasuk makanan yang dikonsumsi paling dekat oleh korban sebelum meninggal dunia, yakni rawon.
"Jadi, dugaan pertama meninggal itu mengonsumsi bahan makanan yang paling dekat dikonsumsi saat itu apa. Bahan makanan yang disajikan saat mengadakan pertemuan, rawon. Ini meninggal diduga karena keracunan bahan makanan yang dikonsumsi," katanya pula.
Ia mengatakan, ada sekitar 30 orang dari kelurahan itu diduga mengalami keracunan makanan, yakni 28 orang dewasa, sedangkan dua lainnya anak-anak. Mereka langsung ditangani tim medis, agar kondisinya lebih baik lagi dan tidak dehidrasi.
Petugas juga masih melakukan pemeriksaan sejumlah sampel dari rumah pemilik hajatan, untuk memastikan penyebab keracunan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Tadi sudah diinterogasi dan kami masih menunggu hasil uji laboratorium," kata Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polresta Blitar AKP Heri Sugiono saat dikonfirmasi, Sabtu.
Ia mengatakan, anggotanya sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan meminta keterangan sejumlah saksi, termasuk di lokasi hajatan tersebut digelar. Namun, polisi juga berencana memanggil kembali pemilik rumah untuk acara kenduri itu, guna keperluan kelengkapan berkas.
Sebelumnya, seorang warga Kota Blitar diketahui meninggal dunia diduga keracunan makanan, setelah makan bersama dalam acara kenduri 100 hari wafatnya tetangga.
Korban bernama Darsono (64), warga Jalan Kurma, Kelurahan/kecamatan Kepanjen Kidul, Kota Blitar tidak dapat tertolong setelah berusaha diobati ke dokter.
Sudarminto, salah seorang perangkat di Kelurahan Kepanjen Kidul, Kota Blitar mengatakan awalnya ia dengan puluhan tetangganya mendapatkan undangan acara kenduri tersebut pada Jumat (2/8). Di tempat tersebut, ia dengan warga disuguhi makanan berupa rawon dan aneka jajanan untuk dibawa pulang.
"Ada kegiatan tahlil dan yasinan dan ketika sudah selesai makan nasi rawon. Akhirnya warga sini banyak yang mual, panas dingin, buang air besar hingga muntah," katanya.
Baca juga: Seorang warga Blitar meninggal diduga keracunan makanan
Kepala Dinas Kesehatan Kota Blitar Mukhlis mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeriksaan pada warga yang diduga mengalami keracunan tersebut. Mereka juga sudah mendapatkan perawatan dari tim medis.
Atas korban yang meninggal dunia, pihaknya juga masih melakukan penelitian lebih intensif, termasuk makanan yang dikonsumsi paling dekat oleh korban sebelum meninggal dunia, yakni rawon.
"Jadi, dugaan pertama meninggal itu mengonsumsi bahan makanan yang paling dekat dikonsumsi saat itu apa. Bahan makanan yang disajikan saat mengadakan pertemuan, rawon. Ini meninggal diduga karena keracunan bahan makanan yang dikonsumsi," katanya pula.
Ia mengatakan, ada sekitar 30 orang dari kelurahan itu diduga mengalami keracunan makanan, yakni 28 orang dewasa, sedangkan dua lainnya anak-anak. Mereka langsung ditangani tim medis, agar kondisinya lebih baik lagi dan tidak dehidrasi.
Petugas juga masih melakukan pemeriksaan sejumlah sampel dari rumah pemilik hajatan, untuk memastikan penyebab keracunan tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019