Volume air Waduk Pondok yang berada di Kecamatan Bringin, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, menyusut signifikan dari daya tampungnya seiring memasuki musim kemarau tahun 2019 yang melanda lebih awal.
Petugas Unit Pengelola Bendungan Waduk Pondok Suparman, Sabtu mengatakan sesuai catatan, dalam sehari ketinggian air rata-rata turun satu centimeter. Padahal, sejak awal bulan Juli, pintu air waduk untuk irigasi pertanian telah ditutup.
"Kesepakatan antara petani dan pengelola Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), pintu air akan ditutup dan air tidak disalurkan ke luar saat debitnya menurun drastis," ujar Suparman kepada wartawan.
Sesuai data yang ada, air Waduk Pondok kini tersisa sekitar 7,8 juta meter kubik. Padahal, usai masa tanam kedua beberapa bulan lalu masih di angka 11 juta meter kubik.
Meski sesuai aturan distribusi air untuk pengairan minimal yang tersisa sebanyak 5 juta meter kubik, namun disepakati suplai untuk lahan pertanian di Waduk Pondok telah dihentikan meski masih tersisa 7 juta meter kubik.
"Kalaupun dikeluarkan, dalam waktu dua minggu sudah habis dan mencapai volume ambang minimal 5 juta meter kubik," kata Suparman.
Ia menjelaskan air Waduk Pondok digunakan untuk mengairi 3.450 hektare lahan pertanian di 22 desa yang ada di empat kecamatan.
Adapun, kebijakan menyisakan air waduk dan tidak dikeluarkan semua, itu merupakan bagian dari program perawatan. Sebab, jika air dikeluarkan semua dan kering, maka bendungan akan mudah pecah dan bocor.
"Kondisinya setiap tahun seperti itu. Sehingga, petani tidak mempermasalahkan penutupan pintu air dan sisa air yang tidak bisa dikeluarkan," katanya.
Guna mencegah puso dan mengantisipasi terhentinya air irigasi, para petani di sekitar Waduk Pondok Ngawi telah beralih menanam palawija dan tembakau.
Handoko, salah satunya. Ia memilih menanam tembakau pada musim kemarau saat ini daripada menanam padi yang rawan gagal panen. Hal itu seiring ditutupnya pintu air Waduk Pondok untuk perawatan.
Seperti diketahui, Waduk Pondok merupakan salah satu waduk andalan di Kabupaten Ngawi. Oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi, selain pengairan dan transportasi, Waduk Pondok juga digunakan untuk tempat tujuan wisata di wilayah setempat.
Adapun, keunggulan yang dimiliki oleh Waduk Pondok untuk tujuan wisata adalah, terdapat area pemancingan, arena "motorcross", dan wisata kuliner warung sekitar yang menyajikan makanan ikan hasil tangkapan di waduk setempat.
Saat hari Minggu ataupun libur, waduk tersebut banyak dikunjungi wisatawan untuk memancing ataupun menikmati pemandangan sambil makan ikan di tepian waduk.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Petugas Unit Pengelola Bendungan Waduk Pondok Suparman, Sabtu mengatakan sesuai catatan, dalam sehari ketinggian air rata-rata turun satu centimeter. Padahal, sejak awal bulan Juli, pintu air waduk untuk irigasi pertanian telah ditutup.
"Kesepakatan antara petani dan pengelola Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), pintu air akan ditutup dan air tidak disalurkan ke luar saat debitnya menurun drastis," ujar Suparman kepada wartawan.
Sesuai data yang ada, air Waduk Pondok kini tersisa sekitar 7,8 juta meter kubik. Padahal, usai masa tanam kedua beberapa bulan lalu masih di angka 11 juta meter kubik.
Meski sesuai aturan distribusi air untuk pengairan minimal yang tersisa sebanyak 5 juta meter kubik, namun disepakati suplai untuk lahan pertanian di Waduk Pondok telah dihentikan meski masih tersisa 7 juta meter kubik.
"Kalaupun dikeluarkan, dalam waktu dua minggu sudah habis dan mencapai volume ambang minimal 5 juta meter kubik," kata Suparman.
Ia menjelaskan air Waduk Pondok digunakan untuk mengairi 3.450 hektare lahan pertanian di 22 desa yang ada di empat kecamatan.
Adapun, kebijakan menyisakan air waduk dan tidak dikeluarkan semua, itu merupakan bagian dari program perawatan. Sebab, jika air dikeluarkan semua dan kering, maka bendungan akan mudah pecah dan bocor.
"Kondisinya setiap tahun seperti itu. Sehingga, petani tidak mempermasalahkan penutupan pintu air dan sisa air yang tidak bisa dikeluarkan," katanya.
Guna mencegah puso dan mengantisipasi terhentinya air irigasi, para petani di sekitar Waduk Pondok Ngawi telah beralih menanam palawija dan tembakau.
Handoko, salah satunya. Ia memilih menanam tembakau pada musim kemarau saat ini daripada menanam padi yang rawan gagal panen. Hal itu seiring ditutupnya pintu air Waduk Pondok untuk perawatan.
Seperti diketahui, Waduk Pondok merupakan salah satu waduk andalan di Kabupaten Ngawi. Oleh Pemerintah Kabupaten Ngawi, selain pengairan dan transportasi, Waduk Pondok juga digunakan untuk tempat tujuan wisata di wilayah setempat.
Adapun, keunggulan yang dimiliki oleh Waduk Pondok untuk tujuan wisata adalah, terdapat area pemancingan, arena "motorcross", dan wisata kuliner warung sekitar yang menyajikan makanan ikan hasil tangkapan di waduk setempat.
Saat hari Minggu ataupun libur, waduk tersebut banyak dikunjungi wisatawan untuk memancing ataupun menikmati pemandangan sambil makan ikan di tepian waduk.
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019