Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terus rutin menggelar sebuah permainan tradisional yang dikemas dalam ajang Festival Memengan yang dimainkan pelajar SD/SMP, sebagai bagian dari detoks gadget untuk anak.

"Kami rutin bikin festival permainan tradisional ini sebagai bagian dari detoks gadget untuk anak. Anak-anak kita sekarang sudah kecanduan gadget, ada riset yang bilang 72 persen anak usia delapan tahun ke bawah sudah menggunakan perangkat mobile, dan anak-anak menggunakan gadget hingga empat jam per hari," kata Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas di Banyuwangi, Rabu.

Dengan kecanduan gadget (gawai), lanjutnya, selain memengaruhi gaya bersosialisasi anak, juga menimbulkan gaya hidup kurang sehat pada anak.

Ia menyampaikan bahwa di kota besar di Indonesia terdapat delapan dari 10 anak kurang gerak. Dan secara jangka panjang tidak baik untuk tubuh anak. 

"Makanya perlu detoks gadget, hidupkan permainan tradisional berkarakter Indonesia yang di dalamnya kaya filosofi dan mengajak anak untuk bergerak," ujar Anas.

Atas dasar itulah, kata Anas, festival permainan tradisional rutin digelar di Banyuwangi dengan nama Festival Memengan.

Bupati Anas menambahkan, selain kaya interaksi dan gerak fisik, permainan tradisional juga merupakan bagian dari pendidikan karakter.

Mulai proses pembuatannya yang membutuhkan ketekunan (tidak bisa instan), hingga butuh kerja bareng saat memainkannya. Dan bahkan seperti lompat tali dan gobak sodor mengajarkan pentingnya kerja sama dalam tim.

"Gotong royong sebagai intisari Pancasila juga diajarkan dalam banyak permainan tradisional, yang dalam beberapa tahun kita semarakkan dalam festival," paparnya.

Selain itu, menurut Anas, permainan tradisional juga menumbuhkan sikap saling peduli karena para pemainnya saling berkomunikasi. Berbeda dengan gadget yang justru kerap membuat anak-anak acuh dengan lingkungan.

"Main dakon minimal butuh dua orang. Ada canda tawa di sana. Apalagi kalau main gobak sodor atau benteng-bentengan, bisa belasan anak ikut bermain. Ada tatap muka dan interaksi," tuturnya.

Pewarta: Novi Husdinariyanto

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019