Kegiatan Madioen Tempo Doeloe (MTD) yang digelar oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Madiun, Jawa Timur diklaim oleh Wali Koa Maidi sebagai ajang untuk menghidupkan wisata cagar budaya yang menjadi salah satu potensi wilayah setempat.

"Kegiatan ini bertujuan untuk mengangkat wisata cagar budaya di Kota Madiun. Kawasan Bosbow salah satunya. Diharapkan peminatnya banyak," ujar Wali Kota Madiun Maidi di Madiun saat membuka kegitan tersebut, Jumat (12/7). 

Adapun MTD yang digelar dalam rangka peringatan ke-101 Hari Jadi Kota Madiun tersebut dilaksanakan di kawasan bangunan Bosbow yang merupakan salah satu bangunan cagar budaya di kota pecel tersebut.

Sesuai data, Bosbow dulunya merupakan bangunan "Middlebare Boschbouw School" (MBS) atau Sekolah Kehutanan Menengah Atas di Madiun yang didirikan oleh J.H. Becking seorang pimpinan Jawatan Kehutanan pada Agustus 1939.

Kini sebagian bangunan yang berada di Jalan Diponegoro tersebut digunakan sebagai komplek asrama anggota Korem 081/DSJ Madiun.

Wali Kota Maidi menyatakan kegiatan MTD bisa menjadi embrio bagi kawasan bangunan Bosbow agar kembali dikenal dan dikunjungi masyarakat.

Guna menwujudkan wisata cagar budaya di komplek kawasan tersebut ke depan akan ada banyak kegiatan di Bosbow agar bangunan peninggalan zaman Belanda tersebut dikenal masyarakat. Tidak hanya warga Madiun namun juga luar Madiun. Salah satunya dengan menggelar kegiatan pameran barang-barang antik.

"Kalau ini makin ramai, banyak masyarakat luar yang datang, ekonomi akan jalan. Tatkala ekonomi jalan, masyarakat Kota Madiun semakin sejahtera," kata Maidi.

Sementara, berbagai kegiatan menarik tersaji di kegiatan MTD tersebut. Di antaranya pameran barang antik, festival kuliner nusantara, pagelaran seni dan budaya, pameran kendaraan jadul, pameran foto Kota Madiun zaman dulu, pameran makanan jadul, foto "booth", dan masih banyak lagi lainnya.

Dalam kegiatan tersebut juga diwarnai kegiatan transaksi atau jual-beli barang antik. Sejumlah pemilik barang antik menjual barangnya dengan sistem lelang. Berbagai barang tersedia. Mulai sepeda lawas, gelas dan piring, mainan, hingga berbagai hiasan rumah. Tentu saja semuanya barang lawas yang pernah ada di zamannya.

Tak heran, kawasan Bosbow berubah menjadi Kota Madiun mini bernuansa era tahun 1950 hingga tahun 1980. Para kolektor barang antik cukup puas dengan kegiatan tersebut.

"Ini semua demi menggerakkan masyakarat. Kota kita kota jasa. Tanpa berkegiatan seperti ini akan sulit meningkatkan perekonomian masyarakat di Kota Madiun," kata Maidi.

Ia menambahkan, selain akan sering menggelar kegiatan di kawasan Bosbow, Pemkot Madiun juga berencana membangun sentra kuliner mulai kawasan simpang lima Jalan Thamrin hingga Jalan Flores atau tepat dibelakang kawasan Bosbow.

Sentra kuliner ini diperkirakan dapat menampung 400 lebih pedagang dan 1.000 lebih mobil jika menggunakan juga areal parkir di kawasan Stadion Wilis.

Kegiatan tersebut diharap semakin menghidupkan bangunan cagar budaya warisan zaman kolonial tersebut. Apalagi, kegiatan itu didukung sepenuhnya oleh Komandan Korem 081 Dhirotsaha Jaya, mengingat kawasan Bosbow merupakan kewenangan Korem setempat.

Kegiatan lain yang tak kalah menarik bagian dari Madioen Tempo Doeloe adalah "Ngontel di Bumi Retno Dumilah" bareng Komunitas Sepeda Tua Indonesia (Kosti) Jatim. Kegiatan tersebut mengambil start dan finish di kawasan Bosbow.

Rutenya adalah keliling Kota Madiun, khususnya bangunan-bangunan cagar budaya. Kota Madiun setidaknya memiliki 19 bangunan cagar budaya. Jumlah peserta yang mendaftar untuk mengikuti Ngontel di Bumi Retno Dumilah diperkirakan mencapai lebih dari 5.000 orang.

Adapun, kegiatan Madioen Tempo Doeloe berlangsung selama tiga hari mulai Jumat (12/7) hingga Minggu (14/7). Masyarakat cukup antusias mendatangi lokasi tersebut.

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Tunggul Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019