PT PAL Indonesia membangun kapal rumah sakit untuk yang pertama kalinya, memenuhi pesanan dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Pemotongan baja pertama (“first steel cutting”) yang merupakan langkah awal proses fabrikasi atau pembangunan kapal tersebut dilakukan hari ini, Jumat, di Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, yang disaksikan oleh Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Moelyanto.
Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia Turitan Indaryo meyakini pesanan tersebut mampu diselesaikan sesuai kontrak, yaitu pada bulan Oktober tahun 2021.
Dia menjelaskan kapal dengan nomor pembangunan W000302 itu desainnya sejak awal benar-benar untuk fungsi rumah sakit.
"Bedanya dengan sejumlah kapal jenis serupa milik TNI AL yang sudah ada dan telah beroperasi adalah merupakan alih fungsi dari kapal perang yang semula berjenis 'Landing Platform Dock' atau LPD," katanya, sembari menunjuk pada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso, KRI Makassar dan KRI Semarang.
"Kapal dengan nomor pembangunan W000302 ini sejak awal akan difungsikan untuk bantuan kesehatan sebagai rumah sakit terapung dengan fasilitas poliklinik, unit gawat darurat, fasilitas operasi, rawat inap dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya," katanya.
Dia menandaskan, kapal yang rencananya dibangun sepanjang 124 meter, lebar 22 meter, tinggi 6,8 meter, dengan bobot 7.300 ton itu juga akan difungsikan untuk bantuan kemanusiaan, bencana alam, transportasi logistik, pencarian dan penyelamatan serta evakuasi massal.
"Indonesia sebagai negara kepulauan memang sangat membutuhkan kapal rumah sakit seperti ini. Kita merasakan sendiri saat terjadi gempa di Palu belum lama lalu, betapa KRI dr Soeharso dan KRI Makassar sangat membantu dalam proses evakuasi korban," ucapnya.
Menurut Turitan, negara kepulauan seluas Indonesia membutuhkan tiga unit kapal rumah sakit seperti ini.
"Sementara TNI AL saat ini masih memesan satu unit. Mudah-mudahan setelah yang ini jadi akan ada kontrak kapal sejenis lainnya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Pemotongan baja pertama (“first steel cutting”) yang merupakan langkah awal proses fabrikasi atau pembangunan kapal tersebut dilakukan hari ini, Jumat, di Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia, Surabaya, yang disaksikan oleh Asisten Logistik Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Moelyanto.
Direktur Pembangunan Kapal PT PAL Indonesia Turitan Indaryo meyakini pesanan tersebut mampu diselesaikan sesuai kontrak, yaitu pada bulan Oktober tahun 2021.
Dia menjelaskan kapal dengan nomor pembangunan W000302 itu desainnya sejak awal benar-benar untuk fungsi rumah sakit.
"Bedanya dengan sejumlah kapal jenis serupa milik TNI AL yang sudah ada dan telah beroperasi adalah merupakan alih fungsi dari kapal perang yang semula berjenis 'Landing Platform Dock' atau LPD," katanya, sembari menunjuk pada Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dr Soeharso, KRI Makassar dan KRI Semarang.
"Kapal dengan nomor pembangunan W000302 ini sejak awal akan difungsikan untuk bantuan kesehatan sebagai rumah sakit terapung dengan fasilitas poliklinik, unit gawat darurat, fasilitas operasi, rawat inap dan beberapa fasilitas kesehatan lainnya," katanya.
Dia menandaskan, kapal yang rencananya dibangun sepanjang 124 meter, lebar 22 meter, tinggi 6,8 meter, dengan bobot 7.300 ton itu juga akan difungsikan untuk bantuan kemanusiaan, bencana alam, transportasi logistik, pencarian dan penyelamatan serta evakuasi massal.
"Indonesia sebagai negara kepulauan memang sangat membutuhkan kapal rumah sakit seperti ini. Kita merasakan sendiri saat terjadi gempa di Palu belum lama lalu, betapa KRI dr Soeharso dan KRI Makassar sangat membantu dalam proses evakuasi korban," ucapnya.
Menurut Turitan, negara kepulauan seluas Indonesia membutuhkan tiga unit kapal rumah sakit seperti ini.
"Sementara TNI AL saat ini masih memesan satu unit. Mudah-mudahan setelah yang ini jadi akan ada kontrak kapal sejenis lainnya," ujarnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019