Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, mencatat terdapat dua desa di wilayahya yang telah meminta bantuan pengiriman air bersih akibat kekeringan sejak memasuki musim kemarau pada Mei lalu.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Ngawi Teguh Puryadi, Sabtu, mengatakan, dua desa yang megajukan bantuan air bersih itu adalah Desa Mantingan di Kecamatan Mantingan dan Desa Banjarbanggi, Kecamatan Pitu.

"Kedua desa tersebut sudah masuk daftar 45 desa yang diajukan BPBD Ngawi ke Pemprov Jawa Timur untuk menerima bantuan air bersih. Sementara ini kami kirim tangkinya dulu, sambil menunggu bantuannya turun," ujar Teguh Puryadi kepada wartawan.

Namun, jika krisis air bersih di wilayah tersebut sudah dinilai parah, maka pihaknya akan melakukan distribusi air langsung sesuai kemapuan BPBD setempat.

Menghadapi puluhan desa yang masuk rawan kekeringan, BPBD Ngawi saat ini sedang menyiapkan pengiriman tangki-tangki berkapasitas 1.200 liter air ke sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak kekeringan tersebut. Tangki air tersebut bukan diberikan secara permanen, namun hanya pinjam pakai ketika musim kemarau berlangsung.

"Jumlah tangki yang akan dikirim dan dipasang sesuai dengan jumlah desa yang diusulkan mendapat bantuan air bersih ke provinsi. Yakni 45 desa," kata dia.

Baca juga: Pacitan tetapkan status siaga kekeringan
Baca juga: Kekeringan, puluhan hektare pohon jeruk pamelo di Magetan mati

Selain itu, BPBD juga sudah mengajukan surat keputusan (SK) pernyataan darurat kekeringan kepada bupati. Namun, hingga kini SK tersebut belum turun. Sambil menunggu bantuan dari provinsi, pihaknya menyiapkan sarana dan prasarananya.

Teguh menambahkan, desa-desa yang saat ini membutuhkan bantuan air bersih, kepala desanya bisa mengajukan surat tertulis pengajuan dengan diketahui camat setempat. Hal itu dibutuhkan sebagai dasar administrasi pihak BPBD melakukan pengiriman bantuan air.

Seperti diketahui, BPBD Kabupaten Ngawi memetakan 45 desa di wilayah setempat rawan mengalami kekeringan pada musim kemarau tahun 2019. Jumlah desa tersebut meluas hingga 15 desa dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Pada tahun 2018 terdapat 30 desa di Ngawi yang terdampak kekeringan, dan di tahun ini diperkirakan bertambah menjadi 45 desa. 15 desa yang terpetakan baru terdampak kekeringan di tahun 2019 itu tersebar di tujuh kecamatan. Paling banyak di wilayah Kecamatan Pitu, yakni empat desa.

Baca juga: BMKG: Waspadai potensi kekeringan saat puncak kemarau
Baca juga: Puluhan desa di Sampang dilanda kekeringan

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019