Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Tulungagung, Jawa Timur, fokus pada kegiatan pasar sembako murah yang digelar pemda setempat dan menghentikan seluruh operasi pasar untuk empat jenis komoditas di Kabupaten Tulungagung dan Blitar.

"Ya, hari ini kami tidak melayani operasi pasar karena konsentrasi di pasar murah yang mulai digelar di lapangan GOR Lembupeteng," kata Kepala Bulog Subdivre Tulungagung Khrisna Murtiyanto saat dikonfirmasi melalui telepon di Tulungagung, Selasa.

Jika mengacu jadwal, maka pasar murah di lapangan GOR Lembupeteng dijadwalkan selama 21-27 Mei. Sementara di Kota Blitar akan dilaksanakan selama tiga hari, terhitung mulai 27-29 Mei.

"Kalau Trenggalek sementara belum ada jadwalnya, tapi Pemkab Trenggalek sudah rencanakan memanggil Bulog juga untuk berpartisipasi," katanya.

Khrisna berharap pasar murah yang digelar di tiga kota yang menjadi wilayah kerjanya ini bisa optimal dalam mengendalikan fluktuasi harga sembako di pasaran, terutama untuk empat jenis komoditas utama yang menjadi konsentrasi Bulog selama Ramadhan, yakni bawang putih, beras medium, gula pasir, dan minyak goreng.

Namun, dalam beberapa hari kegiatan operasi pasar yang dilakukan Bulog ternyata kurang mendapat respon masyarakat. Hal ini terindikasi dari minimnya serapan produk sembako yang disediakan Bulog.

Bawang putih, misalnya, dari 300 kilogram yang disediakan Bulog untuk operasi pasar di Tulungagung dan Blitar, sampai saat ini kurang 30 persen yang terjual.

Padahal, harga bawang putih impor yang dijual di pasar murah Bulog lebih murah dibanding harga pasar, yakni Rp25 ribu per kilogram atau Rp3 ribu hingga Rp5 ribu lebih murah dibanding harga bawang putih di pasar umum yang berkisar Rp28 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram.

Kondisi lebih parah terjadi di komoditas beras medium yang hampir tidak dilirik oleh warga, karena harga beras di pasaran sudah banyak yang setara harga beras Bulog.

"Permintaan tidak banyak untuk beras medium yang kami sediakan," katanya.

Minimnya animo warga terhadap kegiatan operasi pasar justru dinilai positif oleh Khrisna, karena berarti harga sembako di pasar dianggap cukup stabil.

"Bulog memang tidak berniat menggelar operasi pasar untuk menyaingi pasar. Tugas kami hanya memberi pilihan kepada warga barangkali berminat terhadap alternatif harga komoditas sembako yang disediakan Bulog. Tapi, jika tidak, warga lebih memilih karena nyaman dengan produk di pasaran ya tidak apa-apa," katanya.

Pewarta: Destyan H Sujarwoko

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019