Penjualan madumongso yang merupakan jajanan khas Kota Madiun, Jawa Timur, meningkat signifikan seiring tingginya permintaan konsumen selama bulan Ramadhan dan menjelang Lebaran 2019.
Pemilik usaha pembuatan jajanan madumongso "Wahyu Tumurun", Sujarwo, di Jalan Timbangan, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, mengatakan guna memenuhi pesanan para pembeli, pihaknya harus memasak hingga satu ton ketan hitam per hari sebagai bahan baku utama pembuatan madumongso.
"Pesanannya naik luar biasa. Sekali pesan ada yang 5 kilo, 10 kilo, bahkan hingga 25 kilo. Biasanya untuk persiapan Idul Fitri para warga. Selain itu juga pesanan dari toko oleh-oleh khas Madiun," ujar Sujarwo kepada wartawan di Madiun, Minggu.
Penggunaan ketan hitam yang mencapai satu ton tersebut meningkat tajam dari hari biasa yang hanya mengolah beberapa kuintal ketan hitam saja.
Sujarwo mengatakan peningkatan pesanan dari konsumen tersebut terjadi sejak memasuki bulan puasa dan diperkirakan keadaan itu akan berlangsung hingga Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
Untuk harga, pihaknya mematok kisaran Rp5.000 hingga 10.000 yang telah dikemas secara rapi dengan plastik ukuran kecil ataupun besar dan kertas warna-warni yang menarik perhatian.
Rasanya yang nikmat dan harganya yang murah, membuat makanan yang terbuat dari paduan tape, ketan hitam, gula Jawa, dan santan tersebut banyak diminati warga.
"Selain untuk memenuhi pasar di Kota Madiun sendiri, ada juga pesanan dari luar kota. Hal itu karena kami juga menjual secara "online". Puncak pesanan biasanya terjadi saat momentum hari raya keagaamaan, seperti Natal dan Idul Fitri seperti ini," tambahnya.
Sementara itu Pemerintah Kota Madiun menilai keberadaan jajanan khas madumongso sangat penting untuk dijadikan ikon kota. Hal tersebut sama pentingnya dengan sambal pecel yang telah dikenal lebih dahulu.
Untuk lebih mengenalkan jajanan madumongso, Pemkot Madiun melalui dinas terkait terus memberikan pendampingan dan bantuan untuk mendongkrak penjualan jajanan madumongso serta memajukan industri kecil menengah (IKM) produsen madumongso.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Pemilik usaha pembuatan jajanan madumongso "Wahyu Tumurun", Sujarwo, di Jalan Timbangan, Kelurahan Banjarejo, Kecamatan Taman, Kota Madiun, mengatakan guna memenuhi pesanan para pembeli, pihaknya harus memasak hingga satu ton ketan hitam per hari sebagai bahan baku utama pembuatan madumongso.
"Pesanannya naik luar biasa. Sekali pesan ada yang 5 kilo, 10 kilo, bahkan hingga 25 kilo. Biasanya untuk persiapan Idul Fitri para warga. Selain itu juga pesanan dari toko oleh-oleh khas Madiun," ujar Sujarwo kepada wartawan di Madiun, Minggu.
Penggunaan ketan hitam yang mencapai satu ton tersebut meningkat tajam dari hari biasa yang hanya mengolah beberapa kuintal ketan hitam saja.
Sujarwo mengatakan peningkatan pesanan dari konsumen tersebut terjadi sejak memasuki bulan puasa dan diperkirakan keadaan itu akan berlangsung hingga Hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah.
Untuk harga, pihaknya mematok kisaran Rp5.000 hingga 10.000 yang telah dikemas secara rapi dengan plastik ukuran kecil ataupun besar dan kertas warna-warni yang menarik perhatian.
Rasanya yang nikmat dan harganya yang murah, membuat makanan yang terbuat dari paduan tape, ketan hitam, gula Jawa, dan santan tersebut banyak diminati warga.
"Selain untuk memenuhi pasar di Kota Madiun sendiri, ada juga pesanan dari luar kota. Hal itu karena kami juga menjual secara "online". Puncak pesanan biasanya terjadi saat momentum hari raya keagaamaan, seperti Natal dan Idul Fitri seperti ini," tambahnya.
Sementara itu Pemerintah Kota Madiun menilai keberadaan jajanan khas madumongso sangat penting untuk dijadikan ikon kota. Hal tersebut sama pentingnya dengan sambal pecel yang telah dikenal lebih dahulu.
Untuk lebih mengenalkan jajanan madumongso, Pemkot Madiun melalui dinas terkait terus memberikan pendampingan dan bantuan untuk mendongkrak penjualan jajanan madumongso serta memajukan industri kecil menengah (IKM) produsen madumongso.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019