Jalur ganda kereta api Nganjuk-Babadan dinyatakan resmi beroperasi setelah proses "switch over" (SO) atau pengalihan penggunaan jalur tahap II dari relasi kedua stasiun tersebut sejauh 42 kilometer selesai dilakukan pada Selasa (30/4).

Manager Humas PT KAI Daop 7 Madiun Ixfan Hendriwintoko, Selasa mengatakan, pendinasan jalur ganda kali ini merupakan lanjutan dari SO tahap pertama yang sudah sukses dilakukan pada Kamis (14/3) yang menghubungkan antara Stasiun Baron, Sukomoro, dan Nganjuk.

"SO baru bisa dilakukan hari ini karena semua persyaratan teknis yang sebelumnya sempat menjadi kendala telah dipenuhi oleh satker," ujar Ixfan kepada wartawan di Madiun.

Sedianya, SO dilakukan pada pada Sabtu (27/4) atau minggu (28/4). Namun, karena masih terkendala beberapa masalah teknis, terpaksa SO harus ditunda hingga Selasa (30/4).

Menurut dia, proses SO dilakukan setelah KA 50 Turangga lewat, yaitu dengan menghapuskan atau meluardinaskan persinyalan mekanik dan diganti dengan persinyalan elektrik yang telah terpasang. Selain itu juga dilakukan pemasangan beberapa wesel untuk menyambungkan "track" yang baru.

"SO tahap II ini menghubungkan enam stasiun. Yakni mulai dari Stasiun Nganjuk, Bagor, Wilangan, Saradan, Caruban, dan Babadan. Khusus untuk Stasiun Wilangan, dengan mulai diberlakukannya jalur ganda, sekaligus mengakhiri operasional stasiun, alias stasiunnya ditutup, dan akan digantikan dengan sinyal antara," kata Ixfan.

Pengerjaan SO segmen Nganjuk–Babadan kali ini dilakukan sepenuhnya oleh tim satker dari Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) wilayah Jawa bagian timur bersama tim dari KAI Daop 7 Madiun dengan rentang waktu pelaksanaan antara 100–160 menit. Hal itu, sesuai dengan "window time" yang telah ditetapkan oleh KAI.

Adapun, dampak dari pengoperasian jalur ganda segmen Nganjuk–Babadan tersebut menimbulkan penundaan terhadap beberapa jadwal kedatangan KA di Stasiun Madiun dikarenakan pada jalur baru, kecepatan kereta api yang melintas masih dibatasi.

Sejumlah kereta yang terlambat tiba di Stasiun Madiun di antaranya KA 2621F (BBM Tamb) relasi Bet-Mn terlambat 270 menit; KA 101C (Ranggajati) relasi Surabaya Gubeng–Cirebon, posisi Caruban lambat 22 menit; KA 94B (Malioboro) relasi Yogyakarta-Malang, posisi Nganjuk lambat 29 menit; dan KA 84B (Sancaka) relasi Yogyakarta–Surabaya Gubeng, posisi Sumobito lambat 74 menit.

Dengan tersambungnya jalur ganda dari Stasiun Babadan sampai Stasiun Baron, akan meningkatkan waktu tempuh perjalanan kereta api.

"Di samping itu, dengan mulai beroperasinya jalur ganda ini, saya juga mengimbau masyarakat yang sering beraktivitas di sekitar jalur KA, juga saat akan menyeberang di perlintasan sebidang, untuk lebih berhati hati, karena kereta bisa melintas bersamaan dari jalur kanan maupun kiri," kata Ixfan.

Menanggapi keterlambatan beberapa jadwal KA dampak dari SO yang dilakukan, pihaknya menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan tersebut.

"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Secepatnya akan kita lakukan penguatan pada jalur baru, agar kereta bisa berjalan normal sesuai kecepatan yang ditentukan, sehingga tidak menimbulkan keterlambatan," katanya. (*)

 

Pewarta: Louis Rika Stevani

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019