Rektor Universitas Airlangga Surabaya Prof Moh Nasih menanggapi aksi penolakan dari puluhan mahasiswa di gedung rektorat, Rabu,
mengatakan mahasiswa dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) rendah masih mendominasi di kampusnya
Menurut Prof Nasih, memang ada perbedaan UKT bagi calon mahasiswa baru (camaba) di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yang di tahun lalu ada lima, sekarang tinggal empat UKT.
"Saat ini, camaba SNMPTN yang sudah daftar ulang dan mendapat UKT 1 ada 448 camaba (27 persen), UKT 2 sebanyak 640 camaba (38 persen), UKT 3 sebanyak 448 camaba (27 persen) dan UKT 4 sebanyak 142 camaba (8 persen)," ujar Nasih.
Dari gambaran tersebut, Nasih mengungkapkan dengan jelas ke arah mana keberpihakan Unair kepada mahasiswa yang kurang mampu.
Selain itu, Unair menyediakan kesempatan pengajuan keringanan penurunan UKT selama masa studi. Jika terdapat data dukung misal jika orang tua pensiun atau meninggal dunia atau sebab lain yang menyebabkan kemampuan membayar mengalami hambatan.
"Untuk kondisi tertentu UKT kelompok tinggi sekalipun bisa turun jika kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa menurun," ujarnya.
Nasih menjelaskan, pada tahun ini Unair menetapkan sistem pembayaran baru untuk UKT golongan 4. Dengan rincian penetapan golongan 4A yang dibayarkan per semester, atau 4B yang dibayarkan dengan pembagian Uang Kuliah Awal (UKA) dan Uang Kuliah Semester (UKS).
"Khusus untuk UKT 4 tersebut orang tua camaba diberikan alternatif membayar memilih pembayaran dengan ketentuan dapat melakukan pembayaran disetarakan UKT 3 dengan asumsi delapan semester kuliah, namun wajib membayar selisihnya di diawal semester (dikategorikan 4B), sehingga memunculkan pola pembayaran seperti ada pembayaran uang pangkal," katanya.
Namun dengan adanya keberatan dari mahasiswa, maka pihaknya telah sepakat, kalau UKT 4B hanya diberikan jika orang tua siap. Jika tidak siap akan kami alihkan ke UKT 4A.
"Ada juga orang tua yang UKT 4B diturunkan 4A ya nggak mau karena kalau dihitung 4B lebih efisien. Jadi di SBMPTN UKT akan kami modifikasi lagi UKT 4B ini. Masalahnya hanya soal komunikasi dan logika dalam angka," ucapnya.
Nasih menegaskan hanya 8 persen dari keseluruhan UKT camaba yang mendapat UKT 4 ini. Dan UKT 4 ini didominasi keluarga camaba parameter golongan kaya. Seperti memiliki mobil dua, rumah dan lain sebagainya.
"Kami paham mahasiswa memperjuangkan yang kelompok 4A dan 4B. Tidak semuanya ada kenaikan di UKT, UKT berjenjang ini juga untuk kenaikan 'image' jurusan. Yang terpenting, UKT ini untuk mahasiswa baru dan tidak akan berdampak dengan mahasiswa lama," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
mengatakan mahasiswa dengan Uang Kuliah Tunggal (UKT) rendah masih mendominasi di kampusnya
Menurut Prof Nasih, memang ada perbedaan UKT bagi calon mahasiswa baru (camaba) di jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN), yang di tahun lalu ada lima, sekarang tinggal empat UKT.
"Saat ini, camaba SNMPTN yang sudah daftar ulang dan mendapat UKT 1 ada 448 camaba (27 persen), UKT 2 sebanyak 640 camaba (38 persen), UKT 3 sebanyak 448 camaba (27 persen) dan UKT 4 sebanyak 142 camaba (8 persen)," ujar Nasih.
Dari gambaran tersebut, Nasih mengungkapkan dengan jelas ke arah mana keberpihakan Unair kepada mahasiswa yang kurang mampu.
Selain itu, Unair menyediakan kesempatan pengajuan keringanan penurunan UKT selama masa studi. Jika terdapat data dukung misal jika orang tua pensiun atau meninggal dunia atau sebab lain yang menyebabkan kemampuan membayar mengalami hambatan.
"Untuk kondisi tertentu UKT kelompok tinggi sekalipun bisa turun jika kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa menurun," ujarnya.
Nasih menjelaskan, pada tahun ini Unair menetapkan sistem pembayaran baru untuk UKT golongan 4. Dengan rincian penetapan golongan 4A yang dibayarkan per semester, atau 4B yang dibayarkan dengan pembagian Uang Kuliah Awal (UKA) dan Uang Kuliah Semester (UKS).
"Khusus untuk UKT 4 tersebut orang tua camaba diberikan alternatif membayar memilih pembayaran dengan ketentuan dapat melakukan pembayaran disetarakan UKT 3 dengan asumsi delapan semester kuliah, namun wajib membayar selisihnya di diawal semester (dikategorikan 4B), sehingga memunculkan pola pembayaran seperti ada pembayaran uang pangkal," katanya.
Namun dengan adanya keberatan dari mahasiswa, maka pihaknya telah sepakat, kalau UKT 4B hanya diberikan jika orang tua siap. Jika tidak siap akan kami alihkan ke UKT 4A.
"Ada juga orang tua yang UKT 4B diturunkan 4A ya nggak mau karena kalau dihitung 4B lebih efisien. Jadi di SBMPTN UKT akan kami modifikasi lagi UKT 4B ini. Masalahnya hanya soal komunikasi dan logika dalam angka," ucapnya.
Nasih menegaskan hanya 8 persen dari keseluruhan UKT camaba yang mendapat UKT 4 ini. Dan UKT 4 ini didominasi keluarga camaba parameter golongan kaya. Seperti memiliki mobil dua, rumah dan lain sebagainya.
"Kami paham mahasiswa memperjuangkan yang kelompok 4A dan 4B. Tidak semuanya ada kenaikan di UKT, UKT berjenjang ini juga untuk kenaikan 'image' jurusan. Yang terpenting, UKT ini untuk mahasiswa baru dan tidak akan berdampak dengan mahasiswa lama," ujarnya.(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019