Sejak diresmikan pertama kali pada 2016, wisata rintisan Banyu Nget , di tengah hutan durian Desa Dukuh, Kecamatan Watulimo, Trenggalek, Jawa Timur, seakan menjadi primadona baru bagi wisatawan.
Lokasinya yang berada di tengah jalur menuju Pantai Prigi dan Pasir Putih, membuat destinasi wisata yang dikelola langsung oleh Perum Perhutani bersama masyarakat desa hutan (LMDH) ini mudah diakses pengunjung.
Angka kunjungan terus meningkat. Khususnya pada Sabtu-Minggu atau hari libur sekolah dan hari besar. Jumlah wisatawan yang datang, bisa mencapai lebih dari 2.000-an tiap bulannya.
Belum bisa dikatakan "banyak banget" memang. Volume kunjungan kadang masih naik-turun. Namanya juga wisata rintisan.
Masih di bawah angka kunjungan rata-rata ke Pantai Prigi dan Pasir Putih yang lebih dulu masyhur dan saat ini rata-rata jumlah wisatawan mencapai kisaran 5.000-an orang tiap bulannya, bahkan bisa tembus 10 ribu saat libur panjang tahun baru dan lebaran.
Setidaknya, wisata Banyu Nget memberi alternatif pilihan bagi wisatawan yang bosan dengan suasana pantai, dan ingin menikmati panorama alam berupa air terjun di pinggiran hutan durian.
Akses menuju wisata Banyu Nget sangat mudah. Dari Kota Trenggalek atau Tulungagung, jaraknya hampir sama. Sekitar 30 kilometer dengan menyusuri jalur utama searah menuju Pantai Prigi yang terletak di ujung timur pesisir selatan Trenggalek.
Tapi jangan kebablasan lo. Sekitar tiga kilometer sebelum sampai pantai, di jalur menurun atau setelah mencapai jalan menanjak, tepatnya di pertigaan pasar Desa Sawahan, beloklah ke kanan (barat) untuk melanjutkan perjalanan menuju destinasi wisata Banyu Nget yang ada di Desa Dusun Ketro, Desa Dukuh.
Jaraknya hanya sekitar 1,5 kilometer, jalan beraspal sampai area parkir. Di sini, titipkan saja kendaraanmu dengan biaya jasa parkir Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat.
Dari titik ini pengunjung akan disambut spot swafoto dengan latar tulisan (nama) Banyu Nget yang dibuat cukup menyolok di tengah taman bunga warna-warni.
Tidak usah berlama-lama swafotonya. Cukup beberapa jepretan foto dan segeralah melanjutkan perjalanan kecil menyusuri jalan setapak di area hutan yang masih asri dan lebat.
Tapi, sebelum masuk terlalu jauh ke dalam, jangan lupa untuk membeli dulu tiket masuk destinasi wisata rintisan itu. Murah kok, hanya Rp5.000 per orang dan pengunjung bisa menikmati wahana wisata air terjun dan berendam di telaga-telaga kecil di bawahnya sampai puas.
Perjalanan menyusuri objek wisata Banyu Nget yang diklaim memiliki luas areal sekitar tujuh hektare ini memang cukup membuat nafas "ngos-ngosan".
Sebenarnya tidak terlalu jauh sih, tapi karena jalannya yang naik turun, membuat keringat lumayan bercucuran.
Namun semua letih itu akan terbayar lunas di dalam. Beberapa spot wahana tambahan disediakan pengelola.
Mulai sepeda terbang (flying cicling) yang menyedot adrenalin, jembatan gantung untuk pejalan kaki, gazebo-gazebo untuk peristirahatan sementara pengunjung, bumi perkemahan, hammock, panggung papan berbentuk hati (love) di antara tanaman bambu dengan pemandangan aliran sungai Banyu Nget hingga air terjun urang kambu di penghujung perjalanan.
"Capek, tapi puas..," ucap Andika, salah satu pengunjung dari Tulungagung usai berendam dan berenang di telaga air terjun Urang Kambu.
Bagi warga kota, berwisata di tengah hutan yang terdapat air terjun dengan aliran air yang jernih menjadi kesempatan "refreshing" (penyegaran) tersendiri. Suasananya segar dan nyaman untuk melepas penat. Apalagi pada bulan-bulan ini, periode Maret-April, sedang musim durian.
Wisatawan yang datang bisa menikmati keindahan dan kasrian alam Banyu Nget sambil menikmati lezatnya buah durian di sana. Langsung dari pohonnya dengan harga super murah. Mulai Rp15 ribu hingga Rp40 ribu per buah, bergantung jenis dan ukurannya.
Ya, pokoknya dengan modal Rp100 ribu, cukuplah untuk makan durian sampai puas, dan rame-rame.
Selesai makan durian, atau sebelumnya juga boleh, jangan lupa berendam di telaga Banyu Nget ya. Yang ini lokasinya bukan di spot air terjun Urang Kambu loh, tapi ada di dua spot telaga di bawahnya.
Jangan khawatir tersesat atau bingung, karena di setiap spot wahana sudah diberi papan nama dan petunjuk arah, plus pemandu wisata yang siap mengarahkan pengunjung.
"Nama Banyu Nget diambil dari karakter air di salah satu area telaga yang memang airnya terasa lebih hangat alami dibanding area lain. Bukan karena belerang, tapi air yang menyembur keluar dari bawah memang mengandung panas alami sejak lama," ujar Iswindarto, Wakil Administratur Perhutani BKPH Kediri Selatan.
Dulu sebelum area itu resmi dibuka sebagai destinasi wisata rintisan oleh Perhutani bekerja sama dengan LMDH, spot Banyu Nget di bawah telaga Urang Kambu dan Kedung Ombo itu banyak menjadi "jujugan" (tujuan) warga yang percaya air hangat alami tersebut memiliki khasiat untuk penyembuhan penyakit dan obat awet muda.
Terlepas benar-tidaknya mitos itu, yang pasti destinasi wisata Banyu Nget bisa menjadi salah satu obat manjur untuk menghilangkan stres sembari menikmati lezatnya buah durian. Baik yang sudah tersedia dijajakan di bawah oleh warga, maupun yang siap petik langsung dari pohonnya.
Penasaran ingin mencoba? Datang saja ke Banyu Nget. Jangan khawatir jika kantong sedang tipis, karena wisata di sini murah. warung-warung yang menjajakan minuman hangat semacam kopi dan teh juga dengan banderol terjangkau.
Tapi kalau masih ingin melanjutkan perjalanan wisata, tapi sedikit berbiaya, wisatawan masih ada kesempatan mencoba destinasi susur hutan durian yang konon memiliki luas 17 ribu hektare, atau wisata "water tubing" Watulawang yang lokasinya tak jauh dari Banyu Nget, tepatnya di Desa Wsiaat Sawahan.
Paket wisata water tubing atau menyusuri aliran sungai menggunakan ban dibanderol pengelola Rp395.000 untuk rombongan yang terdiri lima orang. Ini sudah termasuk akomodasi, rumah tinggal sementara atau homestay, jasa guide, dan semua perangkat keselamatan untuk selancar susur sungai pakai ban dalam bekas.
Nah, coba dulu sajalah ke Banyu Nget, dan nikmati sensasi awal menjelajah panorama alam kawasan selatan Trenggalek yang didominasi hutan durian dan tanaman kelapa ini. Kalau sudah, baru menjelajah destinasi wisata rintisan yang lain. Dijamin puas deh. Selamat berkunjung dan salam pesona wisata ya...! (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Lokasinya yang berada di tengah jalur menuju Pantai Prigi dan Pasir Putih, membuat destinasi wisata yang dikelola langsung oleh Perum Perhutani bersama masyarakat desa hutan (LMDH) ini mudah diakses pengunjung.
Angka kunjungan terus meningkat. Khususnya pada Sabtu-Minggu atau hari libur sekolah dan hari besar. Jumlah wisatawan yang datang, bisa mencapai lebih dari 2.000-an tiap bulannya.
Belum bisa dikatakan "banyak banget" memang. Volume kunjungan kadang masih naik-turun. Namanya juga wisata rintisan.
Masih di bawah angka kunjungan rata-rata ke Pantai Prigi dan Pasir Putih yang lebih dulu masyhur dan saat ini rata-rata jumlah wisatawan mencapai kisaran 5.000-an orang tiap bulannya, bahkan bisa tembus 10 ribu saat libur panjang tahun baru dan lebaran.
Setidaknya, wisata Banyu Nget memberi alternatif pilihan bagi wisatawan yang bosan dengan suasana pantai, dan ingin menikmati panorama alam berupa air terjun di pinggiran hutan durian.
Akses menuju wisata Banyu Nget sangat mudah. Dari Kota Trenggalek atau Tulungagung, jaraknya hampir sama. Sekitar 30 kilometer dengan menyusuri jalur utama searah menuju Pantai Prigi yang terletak di ujung timur pesisir selatan Trenggalek.
Tapi jangan kebablasan lo. Sekitar tiga kilometer sebelum sampai pantai, di jalur menurun atau setelah mencapai jalan menanjak, tepatnya di pertigaan pasar Desa Sawahan, beloklah ke kanan (barat) untuk melanjutkan perjalanan menuju destinasi wisata Banyu Nget yang ada di Desa Dusun Ketro, Desa Dukuh.
Jaraknya hanya sekitar 1,5 kilometer, jalan beraspal sampai area parkir. Di sini, titipkan saja kendaraanmu dengan biaya jasa parkir Rp5.000 untuk motor dan Rp10.000 untuk kendaraan roda empat.
Dari titik ini pengunjung akan disambut spot swafoto dengan latar tulisan (nama) Banyu Nget yang dibuat cukup menyolok di tengah taman bunga warna-warni.
Tidak usah berlama-lama swafotonya. Cukup beberapa jepretan foto dan segeralah melanjutkan perjalanan kecil menyusuri jalan setapak di area hutan yang masih asri dan lebat.
Tapi, sebelum masuk terlalu jauh ke dalam, jangan lupa untuk membeli dulu tiket masuk destinasi wisata rintisan itu. Murah kok, hanya Rp5.000 per orang dan pengunjung bisa menikmati wahana wisata air terjun dan berendam di telaga-telaga kecil di bawahnya sampai puas.
Perjalanan menyusuri objek wisata Banyu Nget yang diklaim memiliki luas areal sekitar tujuh hektare ini memang cukup membuat nafas "ngos-ngosan".
Sebenarnya tidak terlalu jauh sih, tapi karena jalannya yang naik turun, membuat keringat lumayan bercucuran.
Namun semua letih itu akan terbayar lunas di dalam. Beberapa spot wahana tambahan disediakan pengelola.
Mulai sepeda terbang (flying cicling) yang menyedot adrenalin, jembatan gantung untuk pejalan kaki, gazebo-gazebo untuk peristirahatan sementara pengunjung, bumi perkemahan, hammock, panggung papan berbentuk hati (love) di antara tanaman bambu dengan pemandangan aliran sungai Banyu Nget hingga air terjun urang kambu di penghujung perjalanan.
"Capek, tapi puas..," ucap Andika, salah satu pengunjung dari Tulungagung usai berendam dan berenang di telaga air terjun Urang Kambu.
Bagi warga kota, berwisata di tengah hutan yang terdapat air terjun dengan aliran air yang jernih menjadi kesempatan "refreshing" (penyegaran) tersendiri. Suasananya segar dan nyaman untuk melepas penat. Apalagi pada bulan-bulan ini, periode Maret-April, sedang musim durian.
Wisatawan yang datang bisa menikmati keindahan dan kasrian alam Banyu Nget sambil menikmati lezatnya buah durian di sana. Langsung dari pohonnya dengan harga super murah. Mulai Rp15 ribu hingga Rp40 ribu per buah, bergantung jenis dan ukurannya.
Ya, pokoknya dengan modal Rp100 ribu, cukuplah untuk makan durian sampai puas, dan rame-rame.
Selesai makan durian, atau sebelumnya juga boleh, jangan lupa berendam di telaga Banyu Nget ya. Yang ini lokasinya bukan di spot air terjun Urang Kambu loh, tapi ada di dua spot telaga di bawahnya.
Jangan khawatir tersesat atau bingung, karena di setiap spot wahana sudah diberi papan nama dan petunjuk arah, plus pemandu wisata yang siap mengarahkan pengunjung.
"Nama Banyu Nget diambil dari karakter air di salah satu area telaga yang memang airnya terasa lebih hangat alami dibanding area lain. Bukan karena belerang, tapi air yang menyembur keluar dari bawah memang mengandung panas alami sejak lama," ujar Iswindarto, Wakil Administratur Perhutani BKPH Kediri Selatan.
Dulu sebelum area itu resmi dibuka sebagai destinasi wisata rintisan oleh Perhutani bekerja sama dengan LMDH, spot Banyu Nget di bawah telaga Urang Kambu dan Kedung Ombo itu banyak menjadi "jujugan" (tujuan) warga yang percaya air hangat alami tersebut memiliki khasiat untuk penyembuhan penyakit dan obat awet muda.
Terlepas benar-tidaknya mitos itu, yang pasti destinasi wisata Banyu Nget bisa menjadi salah satu obat manjur untuk menghilangkan stres sembari menikmati lezatnya buah durian. Baik yang sudah tersedia dijajakan di bawah oleh warga, maupun yang siap petik langsung dari pohonnya.
Penasaran ingin mencoba? Datang saja ke Banyu Nget. Jangan khawatir jika kantong sedang tipis, karena wisata di sini murah. warung-warung yang menjajakan minuman hangat semacam kopi dan teh juga dengan banderol terjangkau.
Tapi kalau masih ingin melanjutkan perjalanan wisata, tapi sedikit berbiaya, wisatawan masih ada kesempatan mencoba destinasi susur hutan durian yang konon memiliki luas 17 ribu hektare, atau wisata "water tubing" Watulawang yang lokasinya tak jauh dari Banyu Nget, tepatnya di Desa Wsiaat Sawahan.
Paket wisata water tubing atau menyusuri aliran sungai menggunakan ban dibanderol pengelola Rp395.000 untuk rombongan yang terdiri lima orang. Ini sudah termasuk akomodasi, rumah tinggal sementara atau homestay, jasa guide, dan semua perangkat keselamatan untuk selancar susur sungai pakai ban dalam bekas.
Nah, coba dulu sajalah ke Banyu Nget, dan nikmati sensasi awal menjelajah panorama alam kawasan selatan Trenggalek yang didominasi hutan durian dan tanaman kelapa ini. Kalau sudah, baru menjelajah destinasi wisata rintisan yang lain. Dijamin puas deh. Selamat berkunjung dan salam pesona wisata ya...! (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019