Kepala Pusat Pembinaan Mental (Kapusbintal) TNI Laksamana Pertama TNI Budi Siswanto bersilaturahmi dengan para ulama di PP Al Falah, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dan mengajak para santri seluruh Indonesia untuk bergabung di TNI serta mendorong mereka terus belajar ilmu pengetahuan demi menjaga NKRI.

"TNI mengundang santri, tidak hanya (menjadikan) prajurit, tapi (mengajarkan) ilmu dunia. Para santri bisa membuat pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, bila kita mau bina diri," katanya saat mewakili Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang batal hadir di Pondok Pesantren Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Selasa.

Ia mengungkapkan, TNI dari rakyat, berjuang bersama rakyat dan untuk kepentingan rakyat. Oleh karenanya kemanunggalan TNI strategis. Kekuatan tersebut terbukti mampu mengusir penjajah dengan persenjataan yang semakin lebih baik. Bukan hanya dengan bambu runcing, tapi secara bertahap dengan pesawat tempur, kapal perang, kapal selam, hingga rudal.

Budi juga mengakui, saat ini alutsista yang dimiliki oleh TNI masih banyak yang dibeli dari luar negeri. Namun, ke depan TNI juga ingin agar anak bangsa bisa memproduksi semua alutsista.

Dirinya mengungkapkan sengaja datang ke PP Al Falah, Desa Ploso, Kabupaten Kediri, tersebut, yakni tempat tokoh yang selalu didengar dan menjadi tempat bagi rakyat untuk konsultasi. Untuk itu, TNI juga datang ingin menjalin silaturahmi, komunikasi yang baik dengan seluruh tokoh agama di Indonesia, termasuk di Kabupaten Kediri.

Dikatakan bahwa kekayaan Indonesia sangat melimpah, mulai dari Sabang sampai Merauke. Bahkan, sumber daya alam di Indonesia tidak ada duanya, baik dari gunung, dasar laut, hingga kekayaan sumber daya alam hayati, mineral.

Berbagai kekayaan alam yang merupakan bukti kekuasaan dan rahmat Allah, jelas dia, juga menunggu diolah oleh tangan terampil anak negeri. Untuk itu, harus disiapkan sejak dini ilmu pengetahuan dengan kemajuan teknologi. Terlebih lagi, revolusi industri 4.0, rakyat tidak boleh kalah bersaing dengan negara asing.

Ia menegaskan, generasi muda di Indonesia banyak yang berpotensi. Bahkan, terdapat pemuda asal Bali dengan eco-plastik buatannya. Bahan baku dari produk itu menggunakan singkong yang bisa menggantikan plastik yang sulit terurai. Terlebih lagi, dalam forum ekonomi dunia, dikatakan ada 150 juta ton sampah plastik di laut. Jumlah itu bisa meningkat hingga tiga kali lipat pada 2050 jika dibiarkan.

Untuk itu, ia mengajak serta peran para santri untuk selalu menimba ilmu, termasuk bergabung dengan TNI. Berbagai pilihan keterampilan bisa diambil kendati bergabung dengan TNI.

Panglima TNI dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian awalnya dijadwalkan hadir di PP Al Falah, Desa Ploso, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri. Namun, keduanya urung datang karena ada keperluan yang tidak bisa ditinggalkan.

Walaupun batal datang, kegiatan silaturahmi antara TNI/polri dengan PP Al Falah, Kabupaten Kediri tetap berlangsung dengan lancar. Ribuan santri memadati lokasi kegiatan, termasuk berbagai tamu undangan yang hadir.

Ustaz Muhammad Maksum, yang merupakan perwakilan dari PP Al Falah, Kabupaten Kediri mengaku sangat senang pesantren ini mendapatkan kunjungan dari TNI. Hubungan antara TNI dengan santri juga sudah lama terjalin, termasuk sejak zaman dahulu bersama-sama mengusir penjajah.

"Ulama dan kiai ikut andil dalam perjuangan mewujudkan Indonesia. Santri ikut andil pertahankan kemerdekaan yang dibuktikan dengan 22 Oktober, resolusi jihad. Santri di bawah bimbingan dan petunjuk ulama siap di belakang TNI, polisi, bersama-sama berjuang dan pertahankan empat pilar, yang telah dirumuskan, yakni Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI dan UUD 1945," kata dia. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Masuki M. Astro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019