Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur (PW NU Jatim) mengingatkan netralitas organisasi dan segenap badan otonom yang berada di bawah strukturalnya.
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdusalam Sohib menegaskan organisasi NU beserta segenap badan otonomnya adalah independen.
Melalui rilis kepada wartawan di Surabaya, Kamis, dia menyoroti Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim, salah satu badan otonom NU, yang semula dibuka di Grand Inna Tunjungan Surabaya namun penutupannya pada Rabu (13/3) malam berlangsung di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
"Gedung Negara Grahadi adalah simbol kekuasaan. Ansor seharusnya independen," ujarnya.
Kiai Salam, sapaan akrabnya, menilai penutupan Rakorwil GP Ansor Jatim di gedung yang menjadi simbol kekuasaan tidak etis bagi sebuah organisasi massa yang independen.
"Banyak yang telpon ke saya menanyakan apakah penutupan Rakorwil PW GP Ansor Jatim yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi sepengetahuan dari PWNU Jatim. Kiai-kiai menanyakan ke saya karena Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar sedang menunaikan ibadah umroh," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, itu menyebut penutupan Rakorwil GP Ansor Jatim di Gedung Negara Grahadi justru mengerdilkan marwah organisasi.
Kiai Salam lebih lanjut mengatakan bukan berarti melarang organisasi dan badan otonom NU mengawal pemerintahan Jawa Timur yang saat ini dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang juga dinilainya sebagai kader terbaik NU.
"Mengawal pemerintahan boleh-boleh saja. Terlebih Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa adalah kader terbaik NU. Namun mengawal pemerintahan jangan sampai menghilangkan sifat kritis dan independen Ansor Jatim," tuturnya.
Kiai Salam memastikan PWNU Jatim segera memberi teguran terhadap GP Ansor Jatim. "Istilahnya Ansor dijewer karena melakukan kesalahan. PWNU wajib melakukan itu sebagai orang tua dan Ansor sebagai anak muda. Saya sebagai orang tua wajib mengingatkan anaknya jika berbuat salah," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Wakil Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Abdusalam Sohib menegaskan organisasi NU beserta segenap badan otonomnya adalah independen.
Melalui rilis kepada wartawan di Surabaya, Kamis, dia menyoroti Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda (GP) Ansor Jatim, salah satu badan otonom NU, yang semula dibuka di Grand Inna Tunjungan Surabaya namun penutupannya pada Rabu (13/3) malam berlangsung di Gedung Negara Grahadi Surabaya.
"Gedung Negara Grahadi adalah simbol kekuasaan. Ansor seharusnya independen," ujarnya.
Kiai Salam, sapaan akrabnya, menilai penutupan Rakorwil GP Ansor Jatim di gedung yang menjadi simbol kekuasaan tidak etis bagi sebuah organisasi massa yang independen.
"Banyak yang telpon ke saya menanyakan apakah penutupan Rakorwil PW GP Ansor Jatim yang berlangsung di Gedung Negara Grahadi sepengetahuan dari PWNU Jatim. Kiai-kiai menanyakan ke saya karena Ketua Tanfidziyah PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar sedang menunaikan ibadah umroh," katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif Denanyar, Jombang, Jawa Timur, itu menyebut penutupan Rakorwil GP Ansor Jatim di Gedung Negara Grahadi justru mengerdilkan marwah organisasi.
Kiai Salam lebih lanjut mengatakan bukan berarti melarang organisasi dan badan otonom NU mengawal pemerintahan Jawa Timur yang saat ini dipimpin oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa, yang juga dinilainya sebagai kader terbaik NU.
"Mengawal pemerintahan boleh-boleh saja. Terlebih Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa adalah kader terbaik NU. Namun mengawal pemerintahan jangan sampai menghilangkan sifat kritis dan independen Ansor Jatim," tuturnya.
Kiai Salam memastikan PWNU Jatim segera memberi teguran terhadap GP Ansor Jatim. "Istilahnya Ansor dijewer karena melakukan kesalahan. PWNU wajib melakukan itu sebagai orang tua dan Ansor sebagai anak muda. Saya sebagai orang tua wajib mengingatkan anaknya jika berbuat salah," ucapnya. (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019