Lifting atau produksi minyak siap jual di Bojonegoro, Jawa Timur, naik sebesar 1,2 juta barel, dari prognosa 78.386.000 barel di dalam APBD 2018 menjadi 79.608.350 barel, disebabkan produksi minyak stabil, bahkan cenderung meningkat.
Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Herry Sudjarwo, Rabu, menjelaskan adanya kenaikan produksi minyak itu diketahui dalam perhitungan lifting bersama Kementerian Keuangan, dan Kementerian ESDM, di Bandung, pada 21-23 Februari.
Dari hasil di Bandung itu diketahui produksi minyak daerahnya mencapai 20.641.577 barel untuk triwulan IV 2018 mengalami over atau kelebihan 1,2 juta barel dibandingkan perhitungan sebelumnya.
Dengan adanya kelebihan produksi minyak tu, lanjut dia, akan menambah pendapatan dana bagi hasil (DBH) migas daerahnya sekitar Rp300 miliar yang akan diterima pada 2019.
"Daerah biasanya menerima DBH migas triwulan I pada April. Kalau perkiraan kami perolehan DBH migas triwulan I sekitar Rp400 miliar," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, ia optimistis perolehan DBH migas daerahnya yang terpasang di dalam APBD 2019 sebesar Rp1,8 triliun tidak akan terganggu,.
"Alokasi DBH migas sangat aman tidak akan terganggu,Ya faktornya termasuk ada over produksi 1,2 juta barel pada triwulan IV 2018 yang diperhitungkan sekitar Rp300 miliar diterima pada 2019. Selain itu juga adanya silpa DBH migas pada 2018," kata dia menjelaskan.
Mengenai harga minyak dunia yang sempat turun, menurut dia, tidak akan mempengaruhi perolehan DBH migas, karena sekarang naik lagi menjadi 66 dolar Amerika Serikat/barel.
"Soal harga minyak yang fluktuatif tidak ada masalah, karena sekarang justru sekarang naik lagi," ujarnya.
Ia menambahkan target perolehan DBH migas daerahnya di dalam APBD Perubahan 2018 sebesar Rp943,2 miliar, akan tetapi realisasinya mencapai Rp2,278 triliun atau 241,5 persen.
Untuk produksi minyak di daerah setempat dihasilkan dari lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kecamatan Gayam, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan lapangan Sukowati dengan operator Pertamina EP Sukowati Field, (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Kepala Badan Pendapatan Daerah Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Herry Sudjarwo, Rabu, menjelaskan adanya kenaikan produksi minyak itu diketahui dalam perhitungan lifting bersama Kementerian Keuangan, dan Kementerian ESDM, di Bandung, pada 21-23 Februari.
Dari hasil di Bandung itu diketahui produksi minyak daerahnya mencapai 20.641.577 barel untuk triwulan IV 2018 mengalami over atau kelebihan 1,2 juta barel dibandingkan perhitungan sebelumnya.
Dengan adanya kelebihan produksi minyak tu, lanjut dia, akan menambah pendapatan dana bagi hasil (DBH) migas daerahnya sekitar Rp300 miliar yang akan diterima pada 2019.
"Daerah biasanya menerima DBH migas triwulan I pada April. Kalau perkiraan kami perolehan DBH migas triwulan I sekitar Rp400 miliar," kata dia menjelaskan.
Oleh karena itu, ia optimistis perolehan DBH migas daerahnya yang terpasang di dalam APBD 2019 sebesar Rp1,8 triliun tidak akan terganggu,.
"Alokasi DBH migas sangat aman tidak akan terganggu,Ya faktornya termasuk ada over produksi 1,2 juta barel pada triwulan IV 2018 yang diperhitungkan sekitar Rp300 miliar diterima pada 2019. Selain itu juga adanya silpa DBH migas pada 2018," kata dia menjelaskan.
Mengenai harga minyak dunia yang sempat turun, menurut dia, tidak akan mempengaruhi perolehan DBH migas, karena sekarang naik lagi menjadi 66 dolar Amerika Serikat/barel.
"Soal harga minyak yang fluktuatif tidak ada masalah, karena sekarang justru sekarang naik lagi," ujarnya.
Ia menambahkan target perolehan DBH migas daerahnya di dalam APBD Perubahan 2018 sebesar Rp943,2 miliar, akan tetapi realisasinya mencapai Rp2,278 triliun atau 241,5 persen.
Untuk produksi minyak di daerah setempat dihasilkan dari lapangan Banyuurip Blok Cepu di Kecamatan Gayam, dengan operator ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) dan lapangan Sukowati dengan operator Pertamina EP Sukowati Field, (*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019