Kediri (Antaranews Jatim) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kediri, Jawa Timur, mendorong pengembangan potensi ekonomi di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, agar masyarakat lebih berdaya.

"Berawal dari identifikasi masalah dan potensi budi daya kopi yang ditindaklanjuti dengan pengembangan kluster kopi, ternyata di tempat ini terdapat potensi ekonomi lain yang memiliki peluang untuk didorong dan ditingkatkan produktivitas serta nilai tambahnya," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kediri Djoko Raharto dalam rilis yang diterima dari acara "Tulungagung coffee camp" di Kecamatan Sendang, Kabupaten Tulungagung, Senin.

Ia mengungkapkan, untuk kopi memang potensinya cukup bagus. Di awal teridentifikasi ada 2.180 pohon kopi robusta dan beberapa pohon kopi java arabica dan saat ini jumlah itu semakin bertambah hingga 40 ribu lebih pohon.

"Saat ini kopi baru yang ditanam sudah bertambah menjadi lebih dari 40 ribu dan sebagian besar adalah kopi arabika dengan jenis java (cobra) arabica, komastim dan andung sari. Sebagian kopi tersebut sudah produksi dan sesuai dengan waktu penanamannya, maka secara bertahap produksi akan meningkat pada 2019 dan melonjak pada 2020 atau 2021," kata dia. 

Ia juga mengungkapkan, dalam proses penanaman tanaman kopi tersebut terus ada pendampingan mulai dari hulu hingga hilir baik saat budi daya yakni pembibitan, penanaman, pemeliharaan hingga petik. Bahkan, untuk "processing", yakni pencucian, penjemuran, pengolahan, sampai sangari.

Sedangkan untuk hilirisasi juga sudah dilakukan dengan cara lebih modern dan sesuai dengan standar operasional prosedur. Saat proses sangat diperhatikan karena kualitas dan rasa kopi juga tergantung pada proses tersebut.

"Sejauh ini pasar tidak menjadi masalah, didukung oleh kelembagaan dengan tata kelola, komitmen, dan integritas dari pelaku," kata dia.

Djoko juga menambahkan, di lokasi tersebut juga masih terdapat peluang ekonomi lainnya, yakni ternak sapi perah. Untuk produksi susu sapi perah melimpah.

Terdapat dua potensi yang dapat dijadikan sebagai pengembangan, yaitu pemanfaatan pakan fermentasi dan pengolahan limbah ternak untuk pupuk dengan teknologi MA 11.

"Pakan ternak fermentasi meningkatkan kadar protein dan nutrisi, dapat disimpan selama enam bulan sehingga dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas budi daya sapi perah," kata dia. 

Selanjutnya pemanfaatan limbah ternak untuk pupuk melalui fermentasi. Selain bisa menghasilkan pupuk, juga dapat mereduksi atau menghilangkan pencemaran lingkungan.

Selama ini limbah hanya dibuang ke sungai atau kebun tanpa fermentasi, sehingga tidak sehat. 

Djoko juga menyebut di area pengembangan kluster kopi tersebut terdapat banyak spot wisata yang menarik. Dengan pemanfaatan spot wisata itu, secara tidak langsung juga mendongkrak kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Ia sangat berharap partisipasi aktif dari masyarakat itu juga akan semakin memberikan nilai lebih untuk warga. Kluster yang telah dibangun tersebut terintegrasi dan inklusif, yang melingkupi sektor pertanian, peternakan, perkebunan hingga pariwisata.

"Mimpi kami kluster ini nantinya akan menghasilkan produk unggulan, mendapatkan sertifikat IG, menjadi tempat untuk belajar dan meningkatkan perekonomian masyarakat.

Dalam kegiatan tersebut sekaligus juga dilakukan penyerahan penyelesaian pembangunan mushala yang dikerjakan oleh Genbi IAIN Tulungagung dan pokdarwis daerah setempat.

Selain itu, juga dilakukan penyerahan bantuan dua ekor sapi dari BMPD untuk melengkapi demplot kandang sapi sebagai wahana praktik pengolahan pakan dan pupuk fermentasi MA II, serta sejumlah alat pendukung lainnya.

Selain sejumlah pejabat BI Kediri, kegiatan itu juga dihadiri Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar dan Pelaksana Tugas Bupati Tulungagung Maryoto Birowo. (*)

Pewarta: Asmaul Chusna

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019