Surabaya (Antaranews Jatim) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya menargetkan sebanyak 28 juta wisatawan domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke Kota Pahlawan selama tahun 2019. 
     
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surabaya Antiek Sugiharti di Surabaya, Rabu, mengatakan jumlah wisatawan mancanegara maupun domestik yang berkunjung ke Surabaya pada 2017 mencapai 24 juta, lalu meningkat menjadi 25 juta pada 2018. 
     
"Sedangkan pada 2019 ini, kami menargetkan jumlah wisatawan tembus di angka 28 juta orang," katanya. 
     
Demi mencapai target itu, lanjut dia, Disbudpar Surabaya terus menggenjot kegiatan-kegiatan wisata bertaraf nasional maupun internasional, khususnya dalam rangkaian acara Hari Jadi Kota Surabaya (HJKS) tahun ini. 
     
Tak seperti tahun-tahun sebelumnya, sejumlah agenda besar HJKS dimajukan pada bulan Maret, karena pada Mei sudah mulai memasuki bulan suci Ramadhan. Sedangkan pada April sudah memasuki masa tenang Pemilu 2019 sehingga tidak boleh ada kegiatan yang melibatkan banyak massa.
     
"Makanya, jadwal HJKS ini kami majukan mulai Maret," ujarnya
     
Adapun rangkaian agenda HJKS akan dimulai dengan Festival Rujak Uleg pada 17 Maret pukul 08.00 di Kya-kya Jalan Kembang Jepun. Festival yang dikemas unik dan atraktif ini rencananya tercatat di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI) sekaligus, yaitu kategori peserta rujak uleg terbanyak dengan 1.600 orang yang berasal dari 268 grup. 
     
Tentu saja, kata dia, para pesertanya memakai kostum unik yang akan menambah kemeriahan festival tersebut. Rekor MURI kedua yang bakal tercatat adalah cobek terbesar berdiameter 2,5 meter.
     
Selain itu, Disbudpar juga akan membuat panggung empat sisi tepat di pusat Jalan Kembang Jepun. Dengan demikian, akses masyarakat ke panggung akan lebih mudah. "Tahun lalu hanya dua sisi, tahun ini panggung dapat diakses empat sisi," katanya.
     
Agenda andalan lainnya adalah Surabaya Vaganza, yakni sebuah atraksi budaya dan parade bunga dari Tugu Pahlawan menuju Balai Kota Surabaya. Sampai saat ini telah terdaftar 40 mobil hias yang bakal mengisi acara itu. 
     
"Ada juga 11 kabupaten/kota lain yang akan turut memeriahkan acara itu lewat penampilan budaya atau mobil parade bunganya," katanya.
     
Konsep berbeda juga ditawarkan Disbudpar pada perayaan nanti, yakni ada sekitar 10 negara yang mempunyai kota berlabel kota pahlawan akan diundang dalam acara tersebut, di antaranya Rusia dan Polandia. 
     
Sementara kegiatan Surabaya Cross Culture International Festival masih menjadi primadona yang tidak boleh dilewatkan para wisatawan. Tahun ini pesertanya meningkat menjadi 15 negara. "Konsepnya tentu saja bakal berbeda dan dipastikan akan semakin meriah dibanding tahun-tahun sebelumnya," tambah Antiek.
     
Selain itu, Disbudpar terus mengembangkan kegiatan-kegiatan baru untuk mendongkrak wisatawan. Tahun ini ada beberapa kegiatan baru yang dihelat Pemkot Surabaya, di antaranya Surabaya Corner, yakni pameran produk-produk khas Surabaya yang akan dipajang sebulan penuh di House of Sampoerna. 
     
Bahkan, tambah Antiek, ada pula Festival Perahu Layar yang tahun lalu batal digelar, maka tahun ini akan digelar pada Agustus di kawasan Kenjeran. Beberapa kegiatan baru pun terus dikembangkan untuk menarik wisatawan berkunjung ke Kota Pahlawan.
     
"Surabaya ini punya banyak potensi, baik dalam hal budaya, alam, atau industri. Nah, kami memanfaatkannya secara maksimal," kata Antiek. 
     
Kegiatan baru lainnya yang bakal digelar adalah Festival Kayoon. Sejak era kolonial Belanda, para wisatawan di Surabaya senang mengitari Jalan Kayoon sembari menunggu keberangkatan kereta. Tradisi tersebut disebut Puteran. 
     
Nantinya, tradisi tersebut akan coba dihidupkan kembali melalui sebuah festival, lengkap dengan fasilitas delman untuk berkeliling kawasan. Supaya lebih meriah, festival ini akan digelar bersamaan dengan mekarnya Bunga Tabebuya yang pada tahun lalu menjadi perhatian semua lapisan masyarakat. 
     
"Kami juga sudah berbicara dengan para pelaku industri pariwisata di kawasan itu untuk menanam lebih banyak lagi pohon Tabebuya, khususnya di sepanjang Jalan Kayoon, sehingga jalan itu bisa menjadi lebih indah dengan mekarnya Bunga Tabebuya," katanya. (*/ADV)

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Didik Kusbiantoro


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019