Surabaya (Antaranews Jatim) - Sebanyak tiga pasien penderita demam berdarah dengue (DBD) yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) dr Soetomo Surabaya, Jawa Timur, meninggal dunia pada bulan Januari 2019.
"Yang meninggal ada tiga orang. Anak berusia sembilan tahun dari Madura, anak berusia 10 tahun dari Surabaya dan satu lagi orang dewasa berusia 46 tahun dari Surabaya," kata Kepala Humas RSUD Dr Soetomo dr Pesta Parulian di Surabaya, Jumat.
Pesta mengungkapkan, selama bulan Januari 2019, RSUD Dr Soetomo telah merawat sebanyak 82 pasien DBD, dengan 17 orang di antaranya adalah dewasa.
"Dari 82 pasien, ada yang sudah dipulangkan dan ada yang masih dirawat. Sisa lima dewasa dan 15 anak. Kebanyakan dari Surabaya dan beberapa dari Madura," kata dia.
Ia menjelaskan, kondisi pasien yang dirawat sama seperti tanda-tanda sebelumnya, yakni ada demam, dilakukan screening. Dari pemeriksaan itu ada yang positif DBD dan ada yang belum.
Masing-masing penderita, sambung Pesta, mempunyai karakteristik dari demam berdarah, seperti ada yang baru pertama kali, ada yang dua kali dan ada yang bisa sampai empat kali terkena DBD.
"Mereka akan dirawat sampai dikatakan aman, sampai laboratorium yang mendukung untuk diagnosa DBD didapatkan," ujarnya.
Terkait maraknya kasus DBD, Pesta berpesan kepada masyarakat yang mendapati penderita atau anak atau keluarga, pada hari ketiga wajib kontak dengan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan apapun.
Kedua adalah bagaimana cara memutus mata rantai, seperti melakukan fogging, abate yang sampai ke larva dan yang paling dianjurkan adalah menguras semua air-air yang tergenang di rumah.
"Seperti kita ketahui air ditakutkan menjadi tempat bertelur larva dari nyamuk adalah air bersih," katanya.(*)
Baca juga: Selama Januari, 12 Orang Meninggal Akibat DBD di Kabupaten Kediri
Baca juga: Dinkes Trenggalek: Dua Warga Meninggal akibat DBD
Baca juga: Empat Penderita DBD di Bojonegoro Meninggal Dunia
Baca juga: Jatim Belum Berlakukan Status KLB Demam Berdarah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
"Yang meninggal ada tiga orang. Anak berusia sembilan tahun dari Madura, anak berusia 10 tahun dari Surabaya dan satu lagi orang dewasa berusia 46 tahun dari Surabaya," kata Kepala Humas RSUD Dr Soetomo dr Pesta Parulian di Surabaya, Jumat.
Pesta mengungkapkan, selama bulan Januari 2019, RSUD Dr Soetomo telah merawat sebanyak 82 pasien DBD, dengan 17 orang di antaranya adalah dewasa.
"Dari 82 pasien, ada yang sudah dipulangkan dan ada yang masih dirawat. Sisa lima dewasa dan 15 anak. Kebanyakan dari Surabaya dan beberapa dari Madura," kata dia.
Ia menjelaskan, kondisi pasien yang dirawat sama seperti tanda-tanda sebelumnya, yakni ada demam, dilakukan screening. Dari pemeriksaan itu ada yang positif DBD dan ada yang belum.
Masing-masing penderita, sambung Pesta, mempunyai karakteristik dari demam berdarah, seperti ada yang baru pertama kali, ada yang dua kali dan ada yang bisa sampai empat kali terkena DBD.
"Mereka akan dirawat sampai dikatakan aman, sampai laboratorium yang mendukung untuk diagnosa DBD didapatkan," ujarnya.
Terkait maraknya kasus DBD, Pesta berpesan kepada masyarakat yang mendapati penderita atau anak atau keluarga, pada hari ketiga wajib kontak dengan petugas kesehatan di fasilitas kesehatan apapun.
Kedua adalah bagaimana cara memutus mata rantai, seperti melakukan fogging, abate yang sampai ke larva dan yang paling dianjurkan adalah menguras semua air-air yang tergenang di rumah.
"Seperti kita ketahui air ditakutkan menjadi tempat bertelur larva dari nyamuk adalah air bersih," katanya.(*)
Baca juga: Selama Januari, 12 Orang Meninggal Akibat DBD di Kabupaten Kediri
Baca juga: Dinkes Trenggalek: Dua Warga Meninggal akibat DBD
Baca juga: Empat Penderita DBD di Bojonegoro Meninggal Dunia
Baca juga: Jatim Belum Berlakukan Status KLB Demam Berdarah
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019