Surabaya (Antaranews Jatim) - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue di Kota Surabaya, Jawa Timur, pada Januari 2019 mengalami penurunan  jika dibandingkan dengan bulan yang sama pada 2018.
     
Kepala Dinas Kesehatan (Diknes) Kota Surabaya Febria Rachmanita, di Surabaya, Jumat, menjelaskan pada Januari 2019 ini, awalnya hanya ada 12 penderita demam berdarah, namun kemudian bertambah lagi menjadi 23 orang, dan tiga di antaranya masih infeksi Demam Berdarah Dengue (DBD).  
     
"Jumlah ini memang menurun dibanding Januari 2018 yang jumlahnya mencapai 42 kasus. Saat ini hanya 23 orang," katanya.
     
Menurut dia, dari 31 kecamatan di Kota Surabaya diketahui ada 11 kecamatan yang ada penderita DBD. Adapun Kecamatan Tandes merupakan tertinggi yang saat ini ada lima orang yang terkena DBD, sedangkan tertinggi kedua adalah Wonokromo dengan empat orang yang terkena DBD. 
     
"Selain Tandes dan Wonokromo, kami berharap semua kecamatan di Surabaya untuk terus gencar mencegah DBD ini," ujarnya.
     
Hingga saat ini, lanjut dia, ada sekitar 23 ribu kader Ibu Pemantau Jentik (Bumantik) di seluruh daerah di Kota Surabaya yang setiap minggu sekali turun ke rumah-rumah warga untuk memantau jentik. 
     
"Mereka ini sukarelawan yang dengan ikhlas memantau jentik demi memberantas DBD ini," katanya.
     
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini sebelumnya mengatakan sebetulnya demam berdarah itu bisa dicegah. Terbukti, lanjut dia, dari tahun ke tahun kasus penderita demam berdarah menurun di Kota Surabaya.
     
"Artinya, di sini sudah ada penurunan dan saya yakin ini masih bisa ditekan kembali. Makanya, saya mohon dengan hormat untuk selalu menghindarkan keluarga dan tetangga kita dari DBD. Saya tidak ingin ada korban lagi di Surabaya," kata Risma.
     
Pada apel gebyar Pemberantasan Sarang Nyamuk, Risma juga meminta kepada semua pihak untuk selalu gencar turun memantau jentik. "Khususnya bumantik agar gencar memantau jentik di rumah-rumah warga," ujarnya. (*)


 

Pewarta: Abdul Hakim

Editor : Slamet Hadi Purnomo


COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019