Jakarta (Antaranews Jatim) - Pangkoarmada I Laksamana Muda TNI Yudo Margono meninjau ke lokasi penemuan Cockpit Voice Recorder (CVR) Lion Air PK-LQP di perairan Karawang.
Pangkoarmada I berangkat ke lokasi penemuan CVR Lion Air dengan menggunakan KRI Todak-631 dari Dermaga JICT, Jakarta Utara, Senin.
"Saat ini kita sudah dalam perjalanan ke lokasi penemuan CVR Lion Air di perairan Karawang, Jawa Barat," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmada I Letkol (P) Agung Nugroho ketika dikonfirmasi.
CVR Lion Air ditemukan dalam pencarian tim Satgas KNKT bersama Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) sejak 8 Januari 2019.
CVR Lion Air berhasil diangkat dari kedalaman laut lebih dari 30 meter oleh penyelam Serda Satria Margono pada pukul 08.40 WIB.
"KRI Spica-934 menemukan CVR pada posisi koordinat 05 48 46,503 S - 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang, Jabar dalam rangka kegiatan pencarian CVR dan Human Remains pesawat Lion Air JT-610," kata Kepala Pushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebelumnya menggandeng Pushidrosal untuk melakukan pencarian CVR Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018 lalu.
Setelah diketahui koordinat tersebut, kata Kapushidrosal, Tim Penyelam dari Dislambair Koarmada I sebanyak 18 orang lengkap dengan peralatan Scuba dan tiga orang dari Kopaska, melaksanakan penyelaman dilokasi Spot sesuai koordinat.
Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, pada Selasa (8/1).
Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi dibawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto serta para pejabat utama kedua lembaga.
KRI Spica-934 memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari Lion JT 610.
Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta Scientist 6 orang.
Pencarian selebar 5 x 5 meter di titik diperkirakan keberadaan CVR, yang jaraknya 50 meter di lokasi diketemukannya Flight Data Recorder (FDR).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019
Pangkoarmada I berangkat ke lokasi penemuan CVR Lion Air dengan menggunakan KRI Todak-631 dari Dermaga JICT, Jakarta Utara, Senin.
"Saat ini kita sudah dalam perjalanan ke lokasi penemuan CVR Lion Air di perairan Karawang, Jawa Barat," kata Kepala Dinas Penerangan Koarmada I Letkol (P) Agung Nugroho ketika dikonfirmasi.
CVR Lion Air ditemukan dalam pencarian tim Satgas KNKT bersama Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) sejak 8 Januari 2019.
CVR Lion Air berhasil diangkat dari kedalaman laut lebih dari 30 meter oleh penyelam Serda Satria Margono pada pukul 08.40 WIB.
"KRI Spica-934 menemukan CVR pada posisi koordinat 05 48 46,503 S - 107 07 36,728 T di perairan Tanjung Karawang, Jabar dalam rangka kegiatan pencarian CVR dan Human Remains pesawat Lion Air JT-610," kata Kepala Pushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro, dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sebelumnya menggandeng Pushidrosal untuk melakukan pencarian CVR Lion Air PK-LQP yang jatuh di perairan Tanjung Karawang pada 29 Oktober 2018 lalu.
Setelah diketahui koordinat tersebut, kata Kapushidrosal, Tim Penyelam dari Dislambair Koarmada I sebanyak 18 orang lengkap dengan peralatan Scuba dan tiga orang dari Kopaska, melaksanakan penyelaman dilokasi Spot sesuai koordinat.
Pushidrosal mengerahkan KRI Spica-934 yang diberangkatkan dari Dermaga Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Pelabuhan Tanjung Priok, pada Selasa (8/1).
Keberangkatan kapal survei Hidro - Oseanografi dibawah pembinaan Pushidrosal tersebut dilepas Kapushidrosal Laksda TNI Harjo Susmoro dan Ketua KNKT Soerjanto serta para pejabat utama kedua lembaga.
KRI Spica-934 memiliki peralatan bawah air dengan teknologi canggih ini membawa alat yang lengkap seperti Multibeam Echosounder (MBES), Sub Bottom Profiling (SBP), Magnetometer, Side Scan Sonar, ADCP serta peralatan HIPAP yang mampu mendeteksi sinyal dari black box dari Lion JT 610.
Selain peralatan tersebut KRI Spica-934 juga membawa ABK sebanyak 55 orang, personel KNKT 9 orang, penyelam TNI AL 18 orang, serta Scientist 6 orang.
Pencarian selebar 5 x 5 meter di titik diperkirakan keberadaan CVR, yang jaraknya 50 meter di lokasi diketemukannya Flight Data Recorder (FDR).(*)
COPYRIGHT © ANTARA News Jawa Timur 2019